NEROIN (CERITA BARUKU) UDAH PUBLISH! JANGAN LUPA BACA, YA, BESTIES!
𝕮𝖎𝖓𝖉𝖊𝖗𝖗𝖊𝖓𝖆
Rena tidak ingin kecolongan. Dia mulai selalu ikut ke mana saja Zeta pergi dari apartemen. Bisa-bisa Zeta bertemu Cajsa diam-diam kalau Rena tidak membuntutinya seperti anjing hilang. Mereka sedang berada di mobil Zeta sekarang, mobil Zeta berbelok sempurna ke arah kiri setelah lampu merah di simpang empat.
Lagu yang terputar di mobil Zeta membuat Rena diam-diam salah tingkah. Meskipun Rena mengikuti alunan lagu, tapi sejak tadi dia melihat ke luar jendela. Rena berusaha mencari objek yang bisa membuatnya sedikit lebih tenang, dan dingin. Karena jika Rena melihat Zeta, dia bisa melepuh karena kepanasan.
Rena memang tidak berkeringat, tapi ini sungguhan terasa panas. Zeta memarkirkan mobil di tepi jalan, sementara di sisi kiri mereka sudah tampak jelas cahaya warna-warni dari taman hiburan di malam hari. Tatapan Rena terpaku pada bianglala besar dan tinggi di tengah lahan luas ini, sepertinya akan menyenangkan kalau Rena naik bianglala. Ah, jangan lupakan Zeta.
Terakhir kali Rena pergi ke tempat-tempat seperti ini sudah sangat lama sekali, dia bahkan tidak ingat kapan. Rena merasa ada yang mengisi celah-celah kosong di jemarinya setelah ke luar mobil dan hendak masuk gerbang taman. Dia menunduk, menemukan telapak tangannya dan telapak tangan Zeta saling mengisi dengan sempurna. Jantung Rena mulai berdenyut agak berlebihan lagi, dia tidak sadar sejak kapan ini terjadi.
“Kita nunggu di sini?” tanya Rena saat Zeta mengarahkannya untuk duduk di salah satu kursi panjang.
Zeta mengangguk, hendak menarik tangannya dari genggaman, tapi Rena menahan. Cewek itu pura-pura tidak menyadari, walaupun sebenarnya sengaja mengeratkan genggaman mereka. Padahal mereka sudah duduk, dan tidak mungkin terpisah.
Zeta sedang ada urusan dengan seseorang, katanya hendak menyerahkan sesuatu yang penting. Tapi Rena masih tidak mengerti kenapa mereka harus membuat tempat pertemuan di sini. Rena menghela napas pelan. “Z, sebenernya gue sama Dante gak jadi balikan, tau,” celetuk Rena memecah hening di antara mereka. Dia mengeratkan genggaman di atas pangkuan. “Itu yang sempat bikin lo marah sama gue, ‘kan?”
Karena tidak menerima respons, Rena memberanikan diri untuk melihat Zeta, dan ternyata cowok itu sudah lebih dulu menatapnya. Zeta tidak berkata apa-apa, wajahnya masih tenang sampai Rena bingung apakah barusan cowok itu mendengarnya.
“Dia pacarnya Jiana belakangan ini, tapi putus kemaren,” lanjut Rena tenang. Dia senang bahwa fakta ini tidak menyakitinya seperti yang pernah Rena pikirkan. Jiana juga bersikap baik-baik saja pada Rena, Rena tidak ingin minta maaf pada Jiana karena merasa tidak bertanggungjawab atas apa-apa. “Sorry, karna gue nggak dengerin lo. Padahal selama ini—”
“Lupain,” tukas Zeta cepat.
“Jangan marah lagi, ya?” Rena hampir menangis ketika menawarkan ini. Dia marah-marah dalam hati karena merasa terlalu sensitif. Tapi untung saja mata Rena hanya berkaca-kaca dalam waktu singkat, lalu lenyap saat Zeta mengangguk singkat. “Lebih baik gue diselingkuhin, ditinggalin tanpa kabar bertaun-taun sama orang lain, daripada harus ngadepin lo yang diem terus.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderrena [KARYAKARSA]
RomanceGimana kalau teman seapartemenmu ternyata cinta pertamamu waktu TK? * * * Content warning(s); alcohol; harsh words; smoking; dirty jokes; dirty pick up lines; kissing, etc. Jangan dijiplak! 🔪