VOTE DULU 😽
[⚠️]
𝕮𝖎𝖓𝖉𝖊𝖗𝖗𝖊𝖓𝖆
“Wow, undangan pesta,” celetuk Rena sambil merampas undangan berdesain feminim-elegan dari tangan Zeta. Rena duduk di sofa dan membaca keseluruhan teks yang ada, dia terbiasa seperti itu, bahkan sebelum membaca buku, Rena sering menelusuri kata pengantar sampai daftar isi.
Zeta mendesis kesal sebelum merebut undangannya lagi, dia duduk di samping Rena dan hanya membaca kapan pesta itu dimulai. Kemudian Zeta melempar undangannya pada Rena, dan ditangkap cewek itu sambil cemberut. Rena tampak antusias saat Zeta memperhatikannya, tapi mustahil cewek itu tidak pernah menghadiri pesta.
“Lo mau pergi, ‘kan?” tanya Rena bersemangat. “Undangannya mendadak, sih, tapi ini bukan pesta formal.”
Masih enggan menjawab, Zeta memeriksa ponselnya, lalu mendengkus malas dan meletakkan ponsel ke meja dengan agak kasar. “Kenapa gue harus dateng?” jawabnya setengah bertanya sarkastik.
Itu membuat Rena kebingungan, dia menaikkan sebelah alis tak mengerti. “Karna lo diundang,” jawabnya dengan tampang polos. “Lagian ini cuma pesta ulang tahun, bukan nikahan jadi lo nggak perlu gengsi karna nggak bakal ditanya ‘Kapan nikah?’ atau ‘Pasangannya mana?’”
Zeta mendengkus. “Itu mantan gue,” ujarnya singkat.
Rena menahan tawa. “Trus? Dih, jangan kayak bocil nggak berani dateng ke pesta mantan pacar sendiri,” ledeknya dengan ekspresi mengejek.
“Oke, kalo gitu dateng sama gue.”
“Hah? Gue?” Rena menunjuk dirinya sambil menganga kecil tak percaya. Zeta mengangguk singkat, dan Rena segera mendecih malas. “Dateng sama pacar lo, lah. Pacar banyak mau dateng ke pesta mantan aja bingung.”
Ketika Rena akan berdiri untuk mengambil minum di dapur, Zeta menarik tangannya sampai dia jatuh ke sofa lagi. Cukup sakit sampai Rena harus mengumpat kasar di depan Zeta tanpa ragu.
“Asal lo tau, gue nggak punya pacar, dan gue males dateng karna sibuk, bukan gengsi, bukan bingung,” Zeta menjelaskan berapi-api.
“Kalo gitu dateng, aja,” balas Rena setengah sebal.
“Sama lo.”
Rena mengernyit kebingungan, dia menatap Zeta seperti melihat anjing berkepala tiga. “Lo sehat, nih? Nggak salah makan? Kurang tidur? Depresi? Gi—”
Zeta segera membungkam mulut Rena karena tahu benar cewek cerewet itu tidak akan berhenti menanyakan hal-hal tidak logis. Zeta menatap Rena serius saat cewek itu masih menatapnya dengan cara yang sama; kebingungan dan tak habis pikir. “Gue beneran ngajak lo pergi ke pesta itu, kalo nggak mau ya udah,” tuturnya malas.
“Ya, nggak usah ngambek, sih,” gerutu Rena setelah Zeta melepas bungkamannya di depan bibir Rena. “Oke, gue bakal ikut. Kasian sama lo, ntar kalo gue nggak mau lo pasti nggak jadi pergi.”
Cowok itu melihat Rena dengan ekspresi jijik, dan sambil tertawa geli Rena beranjak ke dapur untuk minum. Dia tidak ingat membawa berapa gaun ke sini, dan kalau saja tidak ada yang cocok dengan tema pesta, Rena mungkin harus buru-buru membeli gaun. Sambil membawa kaleng susu beruang ke kamar, Rena memikirkan soal sepatu, lalu dia memeriksa semuanya.
Rena mendapatkan gaun pendek tanpa lengan warna hitam, dia akan memasangkan itu dengan sepatu putih. Meskipun senang berdandan, Rena bukan tipikal cewek yang akan menghadiri pesta dengan heels tinggi. Sepatu lebih nyaman apa lagi kalau Rena ingin berlarian—barangkali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderrena [KARYAKARSA]
RomanceGimana kalau teman seapartemenmu ternyata cinta pertamamu waktu TK? * * * Content warning(s); alcohol; harsh words; smoking; dirty jokes; dirty pick up lines; kissing, etc. Jangan dijiplak! 🔪