27

47 3 0
                                    

....x...

"Pastikan pak tua itu dalam pengawasan grub B." Zerga membolak balik dokumen dalam pangkuanya.

"Maaf. Beliau kakek anda" Bams, assisten,sekertaris,orang kepercayaan serta satu-satunya yang selalu Zerga anggap keluarga menimpali.

"Ingatkan untuk memotong gajimu bulan ini." Zerga enteng.

Bams tak merasa takut karena itu hanya gertakan semata.

"Semoga anda segera mendapat istri yang bisa mengelola keuangan anda" gumam Bams masih fokus pada jalanan di depannya.

"Sepertinya calon istriku tak akan pernah mau menyentuh harta ku" Zerga menutup dokumenya.

"Kau tahu? Dia menyimpan perhiasan di gudang. Astaga padahal perhiasan itu tak ada yang berharga murah.bahkan melebihi harta mu." Zerga tersenyum.

Bams melongo melihat bosnya tersenyum. Tiba-tiba menginjak pedal rem.

"Kau mau membunuhku.!!" Zerga murka.

Bams kehilangan kata-kata. Kebingungan melanda dirinya kala mendapati tampang iblis bosnya.

Mulutnya terbuka tertutup tanpa ada kata yang keluar. Seperti ikan koi dalam aquarium.

Kalau bukan karena klakson mobil dibelakangnya yang bersahutan mungkin Bams masih setia menghentikan kendaraanya.

"Semoga Tuhan memberi ku nyawa lebih." Gumam Bams yang masih bisa didengar Zerga.

Dengan tampang sangar Zerga kembali menekuni dokumen yang sempat ia tinggalkan.

Sebenarnya Zerga tak pernah serius murka dengan Bams walau seberapa celotehanya yang membuat sakit kepala.

"Jangan lupa selidiki bayi bernama Rafis Hiyura!" Perintah Zerga kala teringat akan sesuatu.

"Laksanakan." Patuh Bams.

"Dan satu lagi. Aku ingin H.Y.D.A kehilangan seorang yqng menjadi kelemahan mr. D. Tapi harus rapi." Kata Zerga sebelum ke.bali fokus pada tab.

"Siap tuan ku." Bams mengangguk.

Kemudian sisa perjalanan mereka lalui dengan keheningan.

.....x....

"Kedepanya saya akan menggantikan Mr. Elo mengajar kelas olahraga." Azz memperkenalkan diri pada kelas pertamanya pagi ini.

Bisik-bisik masih terdengar dari pendengaranya terutama dari mahasiswi yang mayoritas di kelas tersebut.

"Oke. Tak ada yang ditanyakan. Sebagai awal perjumpaan kita, mari kita mulai dari....." Azz mulai serius memberi materi walau sering mendapat godaan dari beberapa mahasiswa.

"Jadi untuk tugas ess..."perkataan Azz terpotong kala pintu terbuka dengan kasar.

"Maaf bu dosen kami terlambat." 3 mahasiswa memasuki ruangan dengan santai.

Azz masih diam mengamati ketiga mahasiswa urakan tersebut.

"Waw.ternyata benar. Dosen baru kita begitu mungil." Seorang yang berambut pirang berkomentar.

"Lumayan." Timpal si tindik.

"Bagaimana kalau kita praktek pertahanan dari penjelasan tadi." Kata Azz menatap ketiganya tajam.

Ricuh langsung terdengar dari kelas tersebut.

"Jadi, bisakah kalian bertiga menyerang saya. Saya akan memperagakan tehnik pertahanan bagi kaum wanita." Azz menatap ketiga murid terlambatnya.

Seringan muncul dari si pirang.

"Dengan senang hati bu dosen." Si tindik menimpali kemudian melangkah menghampiri Azz.

AzzashyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang