17

334 15 0
                                    

"Em.. Aero. Apa tak sebaiknya kamu kembali saja."  Aly, wanita cantik itu berkata lirih.

Sementara lelaki yang dipanggil Aero hanya menatap sekilas dan kembali sibuk pada pekerjaanya.

"Aku tak mau kau lebih dalam terseret dalam kehidupan ku." Aly menundukan kepala, memainkan kuku-kukunya.

"Aku sudah pernah berkata Aly. Aku tak akan pernah meninggalkan mu selain maut yang memisahkan kita. Jadi jangan pernah lagi mengungkit itu." Aero berlalu meninggalkan Aly.

"Aku sangat mencintaimu Ae. Tapi aku juga tak bisa mengorbankan anak ku.." Aly mengelus perut ratanya.

Ia sudah bertekat, semenjak keluarga Aero mendatanginya, menentangnya berhubungan dengan Aero, ia sudah mengikhlaskan Aero. Walau seberapa sakitnya, ia tetap mencintai satu laki-laki dan tak akan ada yang lain.

Hubungan mereka terjalin semenjak kelas 2 SMA. Dan setelah lebih dari 5 tahun, Takdir tak menyatukan mereka.

Jenjang sosial menjembatani keduanya. Namun kendati demikian, Aero tak akan pernah menyerah memperjuangkan dan mempertahankan Aly, begitupun sebaliknya.

Aly memiliki saudara yang tak terpaut usia terlalu jauh. seorang gadis energik yang begitu ceria, pandai, dan multilallent, tapi memiliki watak yang sediit keras. Ily,begitu panggilanya.

tapi seolah campur tangan Tuhan ada di dalamnya, tanpa ada yang tahu Ily telah diangkat anak oleh keluarga kaya raya yang tak punya putri.

Jadilah Aly hidup sebatang kara dengan kerja paruh waktu d sebuah kedai dekat sebuah yayasan.

Hari-hari yang sulit Aly lewati tanpa sosok Aero. Karena pendidikan yang ia tempuh, menjadikannya jauh dari Aly. Bahkan kelahiran anak mereka hampir tiba.

Ntah bagaimana. Semua terjadi begitu cepat. Hanya dalam kurun waktu 5 tahun rumah tangga mereka harus berakhir untuk selamanya.

Dan hak asuh akan anak mereka jatuh pada keluarga Zathura.
Saat berumur 7 tahun sang anak pindah rumah d karenakan sang kakek yang harus menetap di luar negri. Hanya sosok paman jauh dari sang ibu lah sekarang yang mengurus karena suatu sebab.
..
...
....
.....

---x---

Azz mengusap wajah dengan kasar.
Dalam benaknya hanya ada hasrat ingin merontokan gigi klan Zathura.
"Awas saja kalau sampe terjadi sesuatu dengan ayah. Jangan harap kalian bisa hidup dengan tenang." batin Azz berkecamuk.
Mondar mandir ia di depan ICU. Pak Lee tiba-tiba tadi pingsan dan dengan panik Azz membawanya ke rumah sakit.

"Sayang." Tim datang dengan stelan jas yang terlihat berantakan.
Azz menoleh dan langsung menghambur kepeluka Tim.
"Ayah.. ga sadarkan diri.. Ayah... Aku takut.." Azz mencengkram erat jas Tim. Badanya bergetar. Dengan lembut Tim mengelus rambut Azz. Menenangkan permata hatinya.
"It's ok. Ayah kuat. Kamu ga boleh panik. Ada aku di sisi kamu." Tim mengecup pucuk kepala Azz.
"Zathura keparat." umpat Azz lirih.
Tapi Tim masih bisa mendengar, ia eratkan  pelukanya pada Azz.

----x-----

"Apa mau kalian?" Naga dingin.
Dihadapanya ada beberapa orang yang duduk di sofa.
Aura membunuh terpancar dari diri Naga.
"Apa maksud mu anak muda?" Tanya Mark Zathura.
"Anda tahu jelas apa maksud ku." Naga menyeruput minumanya.
"Mr.Naga. ini hanya kesalahpahaman kecil. Azz adalah keponakan saya. Ayah saya hanya ingin bertemu dengan cucunya." jelas Tian.

"Aku tak ingin gadis ku bersedih karena masalah ini." Naga berdiri.
"Tapi dia adalah cucuku. Dia adalah Zathura.." jelas Mark.
"Cih.. Selesaikan kebangsawanan kalian yang memiliki Urusan tak pernah usai itu" Naga berlalu.

AzzashyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang