6

528 29 0
                                    

Ntah kenapa, malam ini aku sulit memejamkan mata.
Tepat 2 minggu ayah dirawat di Rumah Sakit. Hari ini beliau di perkenankan pulang.
Sejujurnya aku senang ayah sudah pulang.
Tapi aku belum bisa satu rumah dengan ayah.
Walau aku berjanji akan kembali. Tapi aku belum bisa pulang.
Teringat lagi akan kehidupan ku  kala dulu.
Mau tak mau itu semua membuat berat mata ini untuk sekedar tuk terpejam.
Semua seperti hanya dongeng, khayalan, fiksi, mimpi buruk yang ingin tak ku ingat lagi.
Tapi semakin aku menekan memendamnya. Makin jelas pula terlukis setiap cerita yang menjejali otak ku sehingga membuat ku merasakan sakit kepala yang teramat sakit.
10 tahun sudah aku hidup seperti ini.
Semua terasa datar. Tapi Tuhan masih memberi warna pada setiap langkah ku.
"Aku rindu mama." Ku pandang langit malam lewat jendela kamar kost yang sengaja ku buka.
Aku sudah menempati kamar ini sejak malam itu. Malam dimana aku kehilangan semua hidup ku.
Malam dimana aku hampir kehilangan jati diri seorang Azz. Ku edarkan pandangan ke seluruh kamar ku.
Tak banyak isi dari kamar 5x5m ini. Hanya kasur queen, almari baju kecil, seperangkat alat kuliah yang sengaja ku taruh di meja rendah tanpa kursi. Dan jangan lupakan samsak yang mengganting di pojokan.
Oke..kembali lagi aku menerawang langit malam. Mengingat lagi pahitnya masa-masa suram ku.
Aku tak munafik kalau itu membuat ku trauma. Tapi seiring berjalanya waktu, aku jadikan itu pembelajaran paling ampuh tuk membentuk pribadiku sekarang.
Aku tak boleh lemah. Azz bukan Azzashy yang dahulu.
Ayah, mulai sekarang aku yang akan menjamin kebahagiaan beliau.
Ibu..??mungkin juga sudah bahagia dengan keluarga besarnya.
Pernah aku bertemu sekali waktu itu.
Terserah. Aku tak akan ikut campur urusan kebangsawanan mereka..
Waooo..berarti mungkin aku juga keturunan bangsawan??
Bodoh. Semenjak aku mulai akrab dengan kakak ku. Ralat.kakak angkat ku tepatnya. Aku sedikit tertular virus kepercayaan diri akut miliknya.
"Arrggh.." Aku kesal.
Bagaimanapun juga aku ini remaja yang baru mengalami masa pubertas. Hormon ku masih naik turun.
Tapi keadaan ku memaksa tuk memeras kapasitas otak ku yang tak seberapa ini tuk terus berpikir.
Setelah ku hela nafas. Aku mulai memejamkan mata ku yang mulai pedih ini.

Pov Azz end.

"Egh.." leguhan terdengar dari sebuah kamar yang berwarna hitam hijau itu.
Azz..cewek yang tidur di kamar kost itu merasakan lumatan-lumatan pada bibirnya.
Kecupan basah menelusuri pipi rahang sampai lehernya.
Mata yang baru beberapa jam terlelap itu enggan membuka. Walau merasakan mimpi yang aneh. Tapi seolah kelelahan menyedot penuh kesadaran Azz tuk membuka mata.
"Aahhh..." desahan tak terelakan kala ia rasakan sesuatu yang lembab dan hangat menyambangi payudaranya.
Sampai ia merasakan bagian putingnya yang meremang tertiup angin, buru-buru Azz terjaga dari tidurnya.
Sorot mata yang begitu hitam yang menenggelamkan lah yang ia temukan saat membuka mata.
Mata Azz melotot sempurna kala apa yang ia temui di depan wajahnya adalah nyata. Bukan mimpi seperti ekspentasinya.
"Hai Gadis Kecil..do you miss me.." bisik sensual cowok itu di depan bibir Azz.
Azz hendak berontak. Tapi seluruh tubuhnya sudah terkunci oleh Naga. Cowok yang sempat membuatnya mendesah beberapa waktu lalu.
"Kam--" belum selesai berkata bibirnya sudah lebih dahulu dibungkam oleh lumatan Naga.
Azz tetap berusaha berontak.. mencoba menggerakan anggota tubuhnya yang tak tau kenapa hilang sudah teknik pertahanan dirinya.
Sementara Naga. Cowok itu masih menciumi Azz.
Tangan satu mengunci pergerakan dua tangan Azz di atas kepala.sementara tangn satuny memegangi rahang Azz.
"Hmmm..." Azz mulai kehabisan nafas karena ciuman sepihak Naga.
"Jangan gerak-gerak sayang. Yang di bawah makin tegang." Naga terengah sambil menekan pinggulnya. Senyum miring terukir kala ia dapati Azz yang memucat.
Tubuhnya kaku kala merasakan suatu yang keras menggesek ujung belahan paha dalamnya.
Nafasnya terengah meraup pasokan oksigen.
"Bajingan." Desis Azz murka.
"Hm..sambutan yang baik. Tapi gue maunya sambutan yang di bawah." Naga tersenyum mesum.
Sebelah tanganya merayap kebagian  bawah Azz.
Azz menelan ludah.
"Jauhin tangan kamu" Azz menggigit lidahnya kala merasakan gelenyar aneh merambati tubuhnya.
"Nikmati sayang. Tubuh loe ga nolak. Ini pengalaman pertama loe kan." Naga mengelus daerah intim Azz dari luar hotpantsnya.
"Brengsek. Aku akan bunuh kamu." Azz lemas kala tangan dingin Naga menelusup kedalam hotpantsnya.
"Sudah basah ternyata. Tubuh loe udah siap buat gue sayang." Naga mengendus leher Azz menjilat menggigit dan menghisap meninggalkan beberapa tanda kepemilikan.
"Aah.." akhirnya desahan itu keluar lagi dari bibir Azz yang memerah dan sedikit bengkak, saat satu jari Naga menusuk Vagina Azz.
Senyumah tersungging  di sela-sela ciuman Naga di leher Azz.
"Virgin"  Batin Naga.
"Anj....aaah.." Azz mendesa lagi kala merasakan sesuatu mendesak.
Matanya terpejam rapat. Bibirnya terkatup agar tak keluar lagi desahan memalukan itu lagi.
"Jangan ditahan sayang. Keluarin aja." Naga mempercepat gerakan tanganya.
Bibirnya kembali menghisap puting payudara Azz.
"Aaah..." Tubuh Azz mengelinjang kala mendapatkan pelepasan pertamanya.
Tubuhnya lemas tak bertenaga. Dadanya naik turun mengisi pasokan udara tuk bernafas.
Matanya masih terpejam rapat.
"Manis." Guman Naga yang menjilat sisa cairan Azz yang ada di tanganya secara sensual tak hilang dari pengamatan Azz dari kelopak matanya yang tinggal segaris.
"Baru jari gue aja udah nikmat banget. Rapet banget vagina loe. Gimana rasanya coba kalo ngehimpit junior gue. Langsung croot kali baru jebol penghalang loe nanti." Naga mengoceh sementara sebelah tanganya merapikan anak rambut yang menutupi wajah Azz. Keringat mengalir menambah kesan sexy di paras ayunya.
"Mulai sekarang, Loe adalah cewek gue.kekasih gue.jangan sampe ada yang menyentuh loe selain gue. Mengerti." .klaim Naga sebelum mendaratkan kecupan panjang di kening Azz.
Perasaan malu. Karena ada cowok sinting yang melihat tubuhnya.Terhina. karena cowok sinting itu juga menyentuh bahkan membuat sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dia merasa begitu rendah sekarang.Marah. karena tubuhnya yang merespon setiap sentuhan cowok brengsek yang nyatanya begitu memabukan itu.Juga ntah perasaan apa lagi yang mengalir di dadanya menjadi hal terakhir yang ia rasakan sebelum kegelapan mendatanginya.
Naga terkekeh kala mendapati nafas teratur Azz di bawahnya.
Perlahan ia gulingkan badanya ke samping Azz. Mengamati betapa cantik dan tegasnya sosok yang berhasil mencuri perhatiannya sejak....ntah sejak kapan.yang jelas Naga sendiri tak tahu sejak kapan.
"Shit.." umpat Naga kala mendapati payudara Azz yang masih terekspos dengan gurat merah keunguan yang menyebar sepanjang leher sampai dada.
"Kecil. Tapi lama-lama nanti juga gedhe" gumam  Naga mesum.
"Sorey little boy. Loe harus puasa dulu. Lubang loe hanya di sini. Ga enak kan lubang yang laen" Naga bermonolog sendiri.
"Bisa gila lama-lama kalo gini terus gue.
Naga beranjak ke kamar mandi untuk menidurkan juniornya.
"Padahal baru satu jari..gimana nantinya kalo junior gue yang masuk." Naga terkekeh sendiri tiap membayangkan ekspresi Azz kala mendapatkan pelepasan.
"Anjing. Tambah tegang ini. Haaiiis..." Naga frustasi.

Sinar matahari menyorot dari celah jendela yang tak tertutup gordyn.
Tapi tak mengusik tidur pulas Azz. Bahkan deringan hp dari beberapa menit yang lalu hanya bagai angin lalu saja.
Malahan kini ia mengeratkan pelukan pada guling serta mencari posisi yang nyaman.
Mungkin ini bisa dikategorikan tidur ternyaman yang pernah ia alami.
Dekapan hangat, aroma maskulin, serta elusan pada punggung dan sesekali kecupan di pucuk kepalanya.
Kombinasi yang pas untuk mengisi pagi di musim penghujan ini.
Kekehan ringan yang terdengar sexy menyentak pendengaranya.
Mengerutkan kening dengan posisi mata masih terpejam Azz terlihat makin cantik kala bangun tidur ini.
"Bangun sweetheart.." bisikan di telinga Azz menghantar rasa geli di perutnya.
Sontak Azz membuka mata kaget.
Pemandangan cowok bertelanjang dada terpampang di depan mata Azz.
Pipinya merona.
"Cantik." Bisik Naga rendah di dekat bibir Azz.
Cup..
Satu kecupan ringan mendarat di bibir Azz.
"Morning kiss." Naga terkekeh melihat ekspresi syhok Azz.
"Masih mau meluk?sampe siang juga gpp."  Naga mengeratkan pelukan.
Seolah tersadar. Rona merah di pipi Azz makin merona. Pasalnya dari membuka mata tadi Azz masih memeluk Naga. Buru-buru ia menjauh kemudian mengeratkan lilitan selimut pada tubuhnya. Ia lirik baju yang melekat masih lengkap. Perlahan ia menghela nafas lega.
"Apa semalen ia ga merkosa aku?ato itu cuman mimpi"  Batin Azz.
Naga tersenyum manis. Benar manis. Bukan senyum miring sinting atopun senyum mesum yang Azz lihat. Ini lebih menjurus ke senyum Tulus..murni senyum. Mungkin.
"Kenapa? Mulai jatuh cinta ama aku?" Goda naga.
Azz melotot horor.
"Ehm...kayaknya mulai sekarang kita manggilnya aku kamu aja yha. Biar romantis." Naga mengedipkan sebelah mata.
"Get out!!!" Azz mendesis.
Naga hanya terkekeh.
"Aku bilang pergi! Ga ngerti bahasa indonesia?" Sinis Azz.
Naga hanya mengamati ekspresi Azz dengan senyuman.
Karena kesal Azz hendah beranjak. Tapi lilitan selimut di tubuhnya membuatnya oleng dan terjerembab ke lantai dengan bedebum yang lumayan keras.
"Aaauuh..." pekik Naga histeris. Kemudian tawa renyah memenuhi ruangan kamar.
"Astaga. Benar-benar . Orang sinting. Yang jatuh siapa yang histeris siapa. Yang ketawa juga siapa." Batin Azz dongkol.
"Lain kali hati-hati" Tiba-tiba Naga sudah menggendong Azz dan membaringkan ke tempat tidur.
"Sakit kan" Naga mengelus kening Azz yang memerah.
Azz langsung menepis tangan Naga.
Naga ga tersinggung. Malah tersenyum.
"Denger. Sekarang kita sepasang kekasih.
Kamu harus mau. Kalo sampe ga mau. Aku pastiin kamu mengandung anak aku sekarang juga." Naga mengelus pipi Azz.
Ntah kenapa sentuhan-sentuhan yang Naga berikan seolah terasa pas dan benar bagi Azz.
"Buruan mandi. Terus ke kampus. Kamu ada jam temu dengan prof.Adan jam 10 nanti. Aku ga bisa nganter. Tapi aku pastiin jam 3 aku dah jemput kamu." Naga mengecup sekilas pipi Azz. Yang dihadiahi pelototan.
Sebelum Azz mengamuk Naga berlari ke kamarmandi.
"Shit.kenapa aku ga bisa ngelawan sih." Azz membatin dongkol.
Ia lirik jam di dinding kamarnya. Pukul 6.30. Masih pagi.
"Jangan nakal. Dan jangan coba-coba centil ke cowok laen." Tiba-tiba Naga sudah rapi dengan kaos dan jaketnya.
Kapan beres-beresnya coba.
"Aku pulang dulu. Jangan kangen" Naga mengacak rambut Azz.
"Apaan sih.." Azz menepis tangan Naga.
Cup..
Kecupan di ujung bibir Azz menutup perjumpaan mereka karena Naga langsung melesat dengan derai tawa yang masih terdengar walau pintu sudah tertutup.
Azz cemberut. Menghela nafas panjang ia menoleh hp yang berdering.
Semua berjalan begitu cepat. Tanpa bisa ia buka suara atau mengeluarkan satu pun bogem cantik untuk membalas kelakuan tak normal 'Naga'. Yha satu nama yang sekarang singgah di kepala cantiknya dan seolah enggan beranjak.
"Shit.." umpat Azz. Ribuan bahkan tak dapat di hitung umpatan caci makian Azz lontarkan selama pertemuan tak wajar mereka.
"Aaargh..." Azz mencak-mencak sendiri tiap teringat moment semalam.
Tapi seperti ia sudah dekat dengan Naga sangat lama sebelum ini. Tapi di mana? Ia lupa? Atau memang hanya perasaanya saja
Hingga deringan hp menyadarkanya kalau sedari tadi hp pintarnya berdering.
"Iya." Azz mengangkat telfon seseorang.
"...."
"Aku sepertinya ga ke kampus." Azz memijat pangkal hidungnya.masih dalam posisi berbaring.
"...."
"Aku akan mengirim email untuk prof.Adan." Azz memutus  sambungan tanpa memberi kesempatan si penelfon menjawab.
Kemudian ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkann badanya yang terasa lemas.
"Apa aku akan demam." Azz menyentuh dahi.
"Tapi normal." Gumam Azz lagi.
"Astaga..apa yang cowok sinting itu lakukann pada tubuhku.." Azz histeris kalla mendapaati tubuh atasnya tak luput dari bercak memar keunguan.
"Naga sintiiing" Azz menuju shower kemudian mengguyur kepalanya dengan air dingin.

---x---

AzzashyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang