18

319 15 0
                                    

Seorang gadis kecil tertunduk lesu menatap kotak bekal kosong di pangkuanya. Biasanya setiap siang dia akan menikmati bekal dari seorang remaja yang begitu menyayanginya. Tapi mulai sekarang tiada lagi bekal  makan siang. Tiada lagi teman curhat dan tiada lagi yang akan selalu ada di sampingnya.

Hatinya mulai membeku. Pandanganya mulai datar. Sikapnya mulai dingin. Bahkan sampai beranjak dewasa hanya sendiri ia jalani di  sebuah kost kecil. Jauh dari mewah dan megah.

Ia tinggalkan segala fasilitas dari keluarga yang ia dapat. Bermodalkan asuransi dari sang ibu ia menjalani hidup hingga beranjak dewasa.

___

Azz menatap datar sosok di hadapanya. Aura mencekam mengelilingi tubuh mungilnya yang terbalut kaos hitam dan jeans hitam pula.

Sudah hampir setengah jam kebisuan menemani siang di sebuah kafe ini.

"Azz.. " sebuah suara mengalun lirih dari seorang lelaki yang begitu Azz kenal.

"Maaf. Karena aku ga bisa tepatin janji aku buat ngejagain Fifian. " orang di depan Azz tadi yang ternyata Bang Za menunduk.

"Aku begitu pengecut memilih pergi." Sambung Bang Za lagi.

"Dimana selama ini?" Azz membuka suara.

Bang Za mengangkat wajahnya menoleh cewek imut di hadapanya.

Belum ada suara dari Bang Za tanda akan menjawab pertanyaan Azz.

Azz menghela nafas. Ia sandarkan punggungnya pada sofa nyaman di belakangnya.

"Jaga Fifian. Mulai hidup baru!" Azz berdiri. Memilih mengakhiri pertemuan dengan kakak iparnya.

Dengan tau kondisi kakaknya yang baik2 saja sudah cukup baginya.

"Azz.. " gumam Bang Za.

"Gunain ini!" Azz meletakan kotak kecil di hadapan Bang Za sebelum benar-benar pergi.

.....

"Apa dia baik-baik saja?" Azz menoleh kala Naga mengungkit soal Bang Za.

"Ya. Sebulan yang lalu ia bersanma Fifian lagi......" jelas Naga kemudian mengalirlah cerita kehidupan Bang Za dan Fifian selama ini.

Azz menyimak setiap cerita Naga. Hingga tak terasa sebulir air mata menetes di pipinya.

"Jangan sedih sayang. Aku yang sakit" Naga mengelus pipi Azz lembut.

"Temui biar kamu tenang. Aku akan atur agar kamu bisa ketemu mereka" Naga meraup wajah Azz.

"Love.. jangan pernah keluarin air mata di depan aku lagi.. jangan pernah.." Naga mengecup kening Azz..

....

Siang ini cuaca begitu sejuk sehabis hujan mengguyur pertiwi dari malam kemarin. Azz memutuskan berjalan di depan komplek kostnya untuk menghilangkan suntuk setelah menyelesaikan desain yang diminta ayah Berta.

Banyak anak-anak berlarian di taman depan komplek, bertepatan dengan hari libur.

Azz duduk di bangku bangku yang agak jauh dari keramaian.

"Gadis manis sepertimu tak pantas duduk sendirian di taman seperti ini." Seorang kakek duduk di kursi samping Azz. Bahkan Azz sendiri tak menyadari kehadiran seorang di sampingnya.

Kernyitan kening Azz berganti senyuman kala ia ingat siapa sosok di sampingnya.

"Apa kabar opa.?" Azz menyalim serta mencium tangan sang kakek.

AzzashyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang