24

182 17 4
                                    

Ketika kamu merasa tak nyaman dengan alur kehidupan yang tengah kamu tapaki, maka cobalah untuk tidak takut saat akan mencoba segala sesuatu yang kemungkinan bisa merubah segalanya.
Tapi juga jangan terlalu cepat memilah apa yang akan menghantarkan dirimu pada kehaqiqian. Bukan sekedar kesemuan yang menyilaukan mata. Tapi proses apa yang membuatmu menjadi lebih dewasa dan bijaksana.

___A.Z..........

Tak ada yang tau apa yang telah digariskan oleh Yang Kuasa. Dan tak ada pula yang dapat merubah ketentuan tersebut.

Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Azz. Gadis manis tersebut kini berdiri di depan sebuah gapura bertuliskan nama sebuah desa yang akses menuju daerah tersebut memerlukan akomodasi dan waktu yang tak sebentar.

Tak menampik bagaimana terjadi alur takdirnya yang kemarin begitu ramai. Hingar bingar. Serta penuh konflik dan intrik. Bahkan saat ini hanya ada desiran angin membawa gemerisik dedaunan di sisi kiri kanan jalan.

Jalan takdir yang sulit untuk ditebak. Ikuti saja arus kemana beranjak. Dan nikmati setiap apa yang dilalui dengan pembelajaran yang kelak akan membawa dampak bagaimana langkah kita dikemudian hari.

"Dan disinilah akan ku mulai segalanya." Azz berjalan mantap dengan ransel di punggungnya.

...x...

"APA..!!!" Pak Lee beranjak dari tempat duduknya.

"..." seorang disebrang menjelaskan sesuatu yang membuat Pak lee memijit pelipisnya.

"Anak itu benar-benar. Apa yang ada di dalam otak cantik bocah itu." Kata Pak Lee yang lebih pada gumaman.

"...."

"Cari terus!" Titah Pak Lee mengakhiri sambungan telpon.

"Kemana lagi kamu Azz. Tak bisakah kamu berdiam di samping ayah yang sudah mulai renta ini." Pak Lee duduk kembali di kursi kerjanya.

Seorang bawahanya mengabarkan bahwa Azz tak ada di rumah utama maupun di kostanya. Menurut sumber Azz telah pergi dengan ransel besar.

Pintu diketuk menampilkan sekertarisnya membawa bertumpuk map.

"Ini berkas yang harus diselesaikan sampai besok batas tenggang pak." Lapornya.

Menghela nafas Pak Lee mulai meraih dokumen teratas untuk mempelajari sampai seterusnya.

.....x.....

Matahari mulai keperaduan ketika kakinya menginjak sebuah ekosistem yang terlihat masih jauh dari kata maju. Tapi sudah ada sentuhan listrik dan sedikit pembangunan di sepanjang matanya memandang.
Lampu-lampu mulai dihidupkan di depan rumah-rumah yang masih jarang.
Anak-anak kecil masih berlarian bermain di halaman yang luas nan asri.
Azz menghampiri sosok pertama di dekatnya berhenti berjalan.

"Permisi.." sapa Azz pelan.

Sosok tersebut yang ternyata seorang ibu paruh baya menoleh dengan heran.
Mengamati penampila Azz dari atas sampai bawah yang mengenakan pakaian sarat akan kota.

"Iya. Ada yang bisa dibantu.?" Tanya si ibu. Mungkin Azz adalah turis. Begitu pemikiran si ibu.

"Perkenalkan nama saya Azz. Saya baru datang dari kota. Dapatkah ibu menunjukan penginapan dekat sini?" Tanya Azz lagi. Walau terasa kaku, ia coba untuk tersenyum.

AzzashyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang