Azzashy

12

Sejak pelimpahan kekuasaan ke tangan Tim, Pak Lee lebih sering membuat onar dan membuat rusuh layaknya balita yang baru belajar berjalan.
Bahkan Azz sampai menampilkan ekspresi melongo yang ga banget untuk seorang Azz.
Mulai dari gaya berpakaian yang kasual. Motor gedhe. Serta ikut genk-genk an anak upil didepan komplek depan..
Tim sampai geleng-geleng kepala.
Selama 3bulan ini Azz juga tak melihat batang hidung Naga. Ntah..seperti ada yang kurang. Ada yang tak sejalan.Kadang Azz merasa sesuatu yang aneh dalam dadanya. Sampai setetes airmata menetes di pipi mulusnya.
"Aku kenapa sih." Azz menyeka kasar airmatanya. Saat ini ia tengah di taman kampus membantu seminar propesor doktor mesum bin absurd tersayangnya.padahal sudah 1bulan lalu Azz benar-benar bebas dari urusan perkuliahan. Dengan lulusan terbaik, ip yang fantastis, ia menjadi gadis beruntung yang menjadi sorotan. Tapi tak ayal menjadi pendongkrak semangatnya.
Saat ia merogoh tas untuk mencari tysu, tak sengaja tanganya menyentuh suatu benda dan menariknya.
Sebuah gelang cantik.
Ia pandang gelang itu dengan datar.

"Maaf nona, tadi saya menemukan ini di dekat kamar mandi. Saat saya lihat ada nama anda dan Tuan Naga.mungkin terjatuh."  Seorang pelayan menyerahkan sebuah gelang pada Azz saat sekembalinya Azz ke hotel tempat ia menginap saat pesta Nola. Gelang yang sempat ia kira hilang. Ternyata kembali padanya. Gelang dengan tulisan di baliknya, 'Aga_Azz' ...

Lagi-lagi Azz menghela nafas. Tiba-tiba hpnya berdering.
"Hm.." Kata Azz.
"..."
"Astaga...." Erang Azz. Ia pijit pangkal hidungnya yang terasa pening.
"..."
"Ok"
"..."
"Mau mati." Azz dingin.
"..."
"15menit." Azz segera merapikan laptop dan bukunya kemudian bergegas dengan motor kesayanganya

Dengan gila-gilaan ia melaju di jalanan yang lumayan ramai..menyalip kanan kiri tak menghiraukan klakson dari pengendara lain.
Satu tujuanya, rumah Dan.

Tak membutuhkan waktu lama. Azz memarkirkan motornya secara asal di halaman luas kediaman Swan.
Dengan tergesa, Azz memasuki rumah yang Terdengar bising itu.
Azz sedikit mengernyitkan kening ketika sampai di halaman belakang.
Otaknya memproses kejadian apa yang terjadi beberapa saat yang lalu sampai sekarang.
"Shit.." Umpat Azz yang sadar ia dibohongi.
Saat hendak beranjak ia merasa seseorang memeluknya dari belakang. Dengan reflek ia memegang lengan kiri orang itu kemudian memutar tubuh dan membanting tubuh orang tersebut yang ternyata dua kali lipat dari badanya dengan begitu cepat.
"Aaarrrgh..!" Pekik orang tersebut.
Beberapa orang yang sedang bbqan di dekat kolam renang menoleh.
"Azz....." Pekik Dan menghampiri Azz dan sesosok laki-laki yang terkapar.
"OMG..." Dan menatap Naga, sosok itu yang masih meringis.
Beberapa bulan tak melihat batang hidungnya  ada desiran aneh saat bertatap muka lagi.
Ntah kenapa perasaan lega menelusup di dada Azz.
"Ngapain tiduran di situ?" Dan Menahan tawa.
"Udah lama Azz? Kok ga gabung?" Dan meringis menatap Azz yang menatap tajam dirinya.
Merasa terabaikan ,Naga bangkit dan mendekat Azz.
"Hai sayang." Naga tersenyum manis pada Azz.
"Hehehe...sorry Azz. Abisnya loe sulit banget di ajakin kumpul akhir-akhir ini." Dan meris.
"Hm.." Azz beranjak masuk ke dalam rumah.
" yha...yha..yha...jangan marah Azz.." Dan mengikuti Azz.
"Jangan marah donk. Sorry deh.. Jangan balek dulu donk.." Dan mengikuti Azz.
Azz hanya diem.
"Azz...jangan marah. Gue cuman mau loe ga terus-terusan di depan laptop ama buku..bahkan liet sekarang. Loe makin kurus....bla bla bla....." Ocehan Dan tak Azz dengerin. Tiba-tiba Azz berhenti di depan pintu. Memijit pelan pelipisnya.
Kemudian ia menunjuk pintu di depanya. Dan menoleh ,senyum malu-malu timbul di wajah Dan. Tanpa kata ia ngacir kembali ke halaman belakang.
Sementara Azz melangkah ke kamar mandi dengan gelengan kepala.