5

556 27 0
                                    

Seorang lelaki paruh baya yang mulai membuka mata. Telapak tangan yang masih lemah mengelus pucuk kepala sosok yang terbaring di kursi sampingnya dengan kepala yang menunduk.
Tak lama, karena merasa ada yang mengelus kepalanya Azz terbangun.
Mengerjap perlahan Azz menegakan kepalanya.
Seulas senyum muncul di bibir sang lelaki yang amat sangat Azz rindukan.
"A..yah.." Lirih Azz.
Pak Lee masih tersenyum.
Tersadar Azz memencet tombol di atas pembaringan Pak Lee.
Kemudian dengan hati-hati Azz membantu menegakan pembaringan Pak Lee kemudian mengambilkan minum di nakas samping.
Tak lama dokter datang dengan beberapa perawat melakukan pemeriksaan.
"Tuan Lee mulai membaik. Istirahat yang cukup.." Dokter beranjak.
"Boleh ayah peluk kamu sayang." Pak Lee lirih.
Air mata menggenang di pelupuk mata Azz. Perlahan Azz menghambur ke pelukan ayhnya.
"Maafin ayah. Maafin ayah sayang. Kembalilah pada ayah Azz. Ayah mau kita sama-sama kaya dulu." Pak Lee meneteskan air mata.
Azz tak dapat mengeluarkan kata-kata lagi. Hanya anggukan dan makin mengeratkan pelukan.
"Mulai sekarang. Azz akan jadi Azz nya ayah lagi. Azz yang slalu nurut kata ayah. Azz yang akan jadi kebanggaan ayah." Azz tersenyum. Walau air mata membasahi pipinya.
"Harus Azz tahu. Ayah slalu sayang sama Azz. Akan slalu disamping Azz." Pak Lee menghapus air mata di pipi Azz..
"Ehm..disini Tim dah ga di anggep yha." Tim tiba-tiba muncul.
Keduanya menoleh. Senyum Tim terkembang. Tanpa aba-aba Azz menghambur kepelukan Tim.
"Maafin Azz yha..Kakak." lirih Azz.
Tim yang terkejut hanya mengeratkan pelukanya.
"Azz emank adek kakak yang paling the best." Tim mengecup pucuk kepala Azz.
"Makasih karena udah mau kembali." Batin Tim.
"Akhirnya gue dipeluk juga." Seloroh Tim yang langsung mendapat injakan pada kakinya.
"Shit..Azz bar-bar. Kamppret loe yha. Gila kaki gue remug.." Tim seketika melepas pelukanya langsung memegangi korban keganasan injakan singa kunti.
"Timmy Jaguar..language please.." Tekan Pak Lee.
"Aduh sorry yah. Ini si ratu gorila ngerusak suasana romantis aja." Kilah Tim.
"Mana sakit banget lagi ini. Gue sumpahin loe ga ada cowok yang mau." Tim duduk di sofa.
Pak Lee hanya tersenyum melihat polah kedua anak-anaknya.
"Sini aku patahin sekalian" Azz ikut duduk di samping Tim.
"Dek..jangan mulai deh. Serem banget sih jadi cewek. Yaaaaah.." rengek Tim.
Pak Lee benar-benar merasa bahagia. 10tahun terpisah dari putrinya. Hanya bisa melihat dari jauh. Tapi sekarang, dapat memeluk bahkan dapat melihat senyuman itu lagi.
"Idih. Cowok kok rengekan." Azz menoyor Tim.
"Yaaaaaah..Tim dibully Azz.." Keluar lagi sikap kemayu Tim.
Lagi-lagi Pak Lee terkekeh.
"Kalian ini, padahal lama tak bertemu. Sekalinya ketemu tetep aja berantem." Pak Lee menyamankan posisi tidurnya, karena dirasa efek obat tidur mulai bereaksi.
"Ayah istirahat aja yha.besok kita sambung lagi kangen-kangenanya." Azz menghampiri Pak Lee. Membenarkan letak selimut dan mengecup kening lelaki yang sangat dia rindukan itu.
Pak Lee mulai memejamkan mata masih dengan lengkungan kebahagiaan diwajahnya.
"Kita ngobrol di luar.." Tawar Tim yang diangguki Azz.
Setelah mastikan Pak Lee benar-benar terlelap, keduanya berjalan beriringan menuju kafetaria.
"Azz. Loe tau ga??" Tim memasukan tangan ke kantong jaket.
"Ga." Azz cuek.
"Belom selese ngomong dodol" Tim menarik sejumput rambut Azz.
"Babi." Azz menoleh sinis.
"Dengerin dulu sayang.!" Tim gemes.
Azz hanya memutar bola mata jengah.
"Dih...makin ngegemesin aja yha loe..pingin deh gue ulekin" Tim gregeten.
"Coba..tadi mo bilang apa gue. Lupa kan.aagh...loe mah.." Tim cemberut.
"Kok jadi nyalahin aku" Azz menoleh Tim.
"Oh iyha. Gue inget. Gue tuh lama banget pngen kaya gini ama loe. Loe manggil gue kakak. Loe minta ini itu ke gue. Ngajakin ke toko buku gue." Tim menerawang.
"Ga usah melo." Azz cuek.
"Adeeeek..Sekali aja deh coba loe ga ngrusak momen romantis kita. Bisa ga??" Tim berdecak kesal.
Azz hanya mengangkat bahu ringan.
Sambil berjalan sesekali Tim menjahili Azz dengan mengacak rambut Azz.
"Hehehe. Padahal tiap hari ketemu. Tapi ayah taunya kita belum ketemu." Tim membuka percakapan. Sentara tanganya masih sibuk dengan rambut Azz.
"Itu tangan ga bisa diem" Azz berhenti berjalan.
"Sayangnya ga bisa" Tim centil.
"Aku bisa bener-bener jijik ama kamu kak. Stop deh melenggoknya." Azz melotot horor.
"Aduh sayang. Biasa aja keles." Tim mengedip-kedipkan matanya.
"Aku congkel juga tuh mata." Azz melanjutkan langkah.
Membuat Azz kesal adalah hiburan tersendiri bagi Tim yang telah lama menantikan hadirnya sosok adik ceweknya.
"Azz..Azz." Tim menarik kerah baju Azz.
"Ya ampun kak.." Azz memelas.
"Eh..kira-kira kalo gue jatuh cinta ama loe boleh ga ya??" Tim menaik-turunkan alisnya
"Serah kamu kak..serah kamu..capek ngomong ama lekong jaya." Azz berlalu dengan kekesalan tingkat dewa.
Sementara Tim terbahak-bahak.

AzzashyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang