26

83 8 1
                                    

Dering hp,Suara bising motor, serta gelak  tawa membahana di penjuru markas yang lebih mirip rusun bengkel.

Azz masih konsentrasi dihadapan laptop yang menampilkan pekerjaan yang lama ia tinggalkan. Mungkin sudah saatnya ia serahkan tanggung jawab akan pekerjaan itu pada assisten yang selama ini menghendel secara langsung.

"Astaga. Kamu mau menimbun harta karun di rumah aku." Zerga menyingkirkan laptop Azz dengan kasar serta meletakkan atau bisa disebut membanting kotak berukuran kardus indomi di hadapanya.

Antara kesal dan menahan amarah Azz menatap Zerga. Setelah memastikan bahwa laptop nya masih selamat, bukan masalah harga atau merk melainkan isi dari makhluk mati berlayar lebar serta berotak cerdas tersebut.

Melirik sekilas peti yang familiar di hadapanya Azz menghembuskan nafas meredakan hasrat pembunuhnya.

"Maksud kamu dengan naroh perhiasan di gudang apa?" Zerga berkacak pinggang.

"Hm." Gumam Azz tak jelas.

"Astaga. Azzashy Jaguar. Kamu sadar ga? Ato pura-pura ga tau berapa nominal dari perhiasan shit.." Zerga menyunggar rambut frustasi.

"Apa sih yang Si bodoh itu pikirkan saat ngasih barang-barang kaya gini ke kamu." Zerga mendudukan tubuh lelahnya di sofa bola yang nyaman.

Dari insiden pelosok desa beberapa waktu yang lalu, belum sempat Zerga memejamkan mata bahkan pulang hanya mengantar Azz kemudian kembali mengurusi beberapa masalah yang harus ia selesaikan secepatnya untuk bisa menikmati waktu lenggang dengan sosok manis di hadapanya ini.

Belum sampai di kamar seorang teman meminta mencarikan peralatan mesin baru yang ada di kamarnya.

Bukan peralatan mesin yang ia dapat malah sekotak peti penuh perhiasan yang membuat bola matanya hampir keluar.

"Cincin ini bahkan hampir 100 M. Ga ada barang murah dari yang aku liet di sini. Kamu bisa idup mewah selama bertahun-tahun tanpa kerja kalo jual semua ini. Terus kenapa kamu letakin itu di gudang. Tempat perhiasan itu di kamar tersembunyi." Zerga mencoba sabar.

"Gudang juga kamar tersembunyi." Azz masa bodoh.

"Azz. Sayang. Lama-lama aku sanksi kamu itu sebenernya cowok apa cewek." Zerga meraih hp.

"Pake peralatan yang ada dulu..!!" Tanpa menunggu tanggapan orang yang ia telpon, zerga memutus sambungan telepon.

"Beresin. Kalopun ga mau pake masukin laci lemari paling bawah nomer 3 pin nya tahun kelahiran kamu." Zerga berdiri. Mengecup pucuk kepala Azz kemudian beranjak keluar kamar.

Azz menatap perhiasan dihadapanya dengan sendu.

"Kenapa?" Lirih Azz.

"Seolah kamu tau aku . " Azz tetap membereskan kekacauan Zerga kemudian membawa peti tersebut ketempat yang Zerga tunjuk.

.....x.......

Pada dasarnya Lee Jaguar adalah laki-laki yang mandiri,tangguh serta cerdas.

Itu yang dapat menunjang kariernya. Nilai plus lagi adalah sosok hangat dalam keluarga.
Itulah yang beliau ajarkan pada putra putrinya.

Menurun pada sosok Tim yang mengambil alih perusahaan. Dengan tanggung jawab ia lambungkan nama Jaguar walau dalam nadinya tak setetes pun mengalir keturunan sah.

Tapi kepercayaan Pak Lee tak pernah luruh pada sulung Jaguar tersebut.

Sementara si bungsu lebih memilih jalanya sendiri.

Tapi ntah mendapat sempretan darimana, pagi ini disuasana yang cerah dengan sepoi angin yang menyejukan, seorang Azzashy Jaguar berdiri di parkiran sebuah Universit swasta ternama yang masih dalam naungan Jaguar. Dengan tas yang ia sampirkan di bahu berjalan santai dari parkiran, sosoknya menjadi sorotan mahasiswa  mahasiswi yang berlalu lalang hendak memulai kelas ataupun yang hanya sekedar nongkrong.

AzzashyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang