3

778 36 0
                                    




Kadang aku masih memikirkan kenapa diumur ku yang baru menginjak ke 18 ini sudah menempuh pendidikan di semester terakhir ku di sebuah universitas. Aku sudah mulai menyusun you know lah..pemutih rambut alami. Penekan batin paling ampuh. Pluuuus pengurus badan paling mujarap tanpa obat tanpa diet. Dosen pembimbing ku begitu memanjakan ku. Susah di temui, tapi tiap saat meminta mengumpulkan tugas untuk ini lah untuk itu lah. Aku kadang sampai berfikir, aku ini akan wisuda kapan kalau tiap hari hanya mrngurusi tugas dosrn yang sangat amat begitu menggemaskanya hingga ingin aku matiin. Tapi aku tak sejahat itu. Beliau bagaimanapun adalah panutan yang paling tepat untuk ku. Sudah lah..membicarakanya tak akan habis tujuh malam.

Kata Berta juga aku termasuk orang jenius. Nyatanya aku hanya sedikit lebih tekun membaca.
Berbicara tentang Berta. Sejak kepulangan kami dari kemah cewek itu terus uring-uringan. Dan bilang masalah cowok. Tapi aku belum ada rentetan cerita yang keluar dari mulut rombengnya.
Ku edarkan pandangan kesekleliling. Sepertinya ada yang kurang.
"Megy?" Tanya ku singkat.
"Astaga gue lupa. Dia langsung pulang jogja.ibunya sakit. Ga sempet pamitan loe. Maaf katanya" jawab Dan menjelaskan.
Sebenarnya aku ga gitu peduli. Tapi seperti ada yang kurang.
"Oke." Aku beranjak.
"Kemana?" Tanya Dan ikut beranjak.
"Latihan" Jawab ku.
"Ikuuuuuuut .." Dan langsung mengapit lenganku. Senyum sebelas wattnya terus mencerahkan siang ini.aku hanya mrnghembuskan nafas. Percuma melepaskan lilitan cewek ini.

Pov Azz end.

Dan. Cewek manis ini menguntit Azz sejak memasuk i gedung.
Lenganya melingkari lengan kiri Azz yang bebas tanpa merasa cangggung.
Sementara dengan cuek Azz melangkah menuju loker untuk ganti baju. Tatapan kepo dari beberapa orang tak membuat Dan melepaskan barang sedikit tanganya.
"Kalo gini gue serasa lesbi deh." Kekeh Dan.
"Lepas" Azz datar.
"Enak aja. Kalo gue diapa-apain ama cowok-cowok itu gimana?" Dan menunjuk cowok-cowok yang sedang memulai aktifitas mereka di area matras. Sementara lenganya makin erat melingkari tangan Azz.
Menghembuskan nafas lelah, Ass menggaruk pangkal hidungnya.
"Aku mau ganti. Kamu ga bisa ikut masuk kesana!!" Kalimat terpanjang yang pernah Dan dengar dari bibir merekah itu membuatnya blank seketika.
"Astaga Azz. Kayaknya gue bisa jatuh cinta beneran ama loe dech." Dan masih melongo.
Azz menjitak pelan kening Dan yang membuat kesadaran cewek itu kembali. Dan mengerucutkan bibir sambil mendumel.
Tanpa mengindahkan Dan, Azz bergegas mengganti bajunya dengan sragam putih dengan sabuk hitam. Tak lupa mencepol asal rambut hitamnya.
Saat keluar dari area private tersebut beberapa pasang mata sempat menghentikan aktifitas mereka hanya untuk menoleh sang juara.
Iyha. Juaranya cewek cuek bin dingin. Kaya ada es esnya gitu.
"Titip tas." Azz melempar ranselnya asal yang membuat Dan hampir terjengkang.
"Gue tarik kata-kata gue yang sempet hampir jatuh cinta ke loe. Cewek samson." Dan mendumel yang mendapat pelototan horor dari beberapa cewek.
"Sinting" Azz berlalu.
"Kalo ga inget temen. Udah gue mutilasi loe bocah." Dan duduk di tempat duduk yang disediakan.

Sementara Azz mendekat seorang pria dewasa yang sedang berbincang dengan beberapa cewek cowok yang mungkin orang baru. Mengingat sudah agak lama dirinya tak mengikuti latihan karate tersebut.
"Woho..wow wow... coba lihat siapa yang datang. Halllooo sweety. Do you miss me??" Laki-laki dewasa itu merengkuh Azz serta menciumi pucuk kepala Azz yang mendapat pululan di ulu hatinya.
Laki-laki itu meringis.wajahnya memerah menahan sesak di dadanya.
"Astaga. Serasa di lindes bus agramas." Ringisnya.
Beberapa orang di sekitar mereka meringis.
"Sejak kapan bus agramas bisa karate?" Sarkas Azz yang membuat beberapa orang terkekeh.
"Bheeeh..kalo ga inget betapa kangennya gue ke loe.udah gue banting loe" Dion, laki-laki itu mulai mengatur nafas.
"Aku tersanjung tuan." Azz menaikan sebelah alisnya mengejek.
Mungkin hanya disini Azz bisa mengeluarkan beberapa ekspresi.
"Ehm.. Di, ga niat apa loe kenalin siapa anak manis ini pada kita." Seorang cowok mengintrupsi.
"Hahah.. gue lupa. Kenalin my sweety baby unyu-unyu Azz." Dion mengalungkan lenganya di leher Azz. Agak kuat membuat Azz tercekik.
"Dia tercekik Di." Kata cowok satunya.
"Iyha toh? Maaf sweety" Dion tak merasa bersalah.
"Hai Azz.kenalin gue Hanif. Ini ceri. Dan yang itu--" ucapan Hanif terhenti kala orang di sampingnya mendekati Azz.
"Halo gadis kecil. Masih ingat gue?" Sambil menyeringai cowok itu mengedipkaan sebelah mata.
"Aku rasa kamu bukan orang penting yang harus masuk dalam daftar orang yang pantas aku ingat. Tuan Kodok." Az menekan kata Tuan Kodok.
Azz berlalu dari situ.
"Ada masalah kah diantara kalian?" Tanya Dion.
"Belum." Naga. Nama laki-laki itu menyeringai.
"Jangan macem-macem loe sama dia!" Dion memperingati.
"Gue tau siapa dia." Naga membela diri.
"Serah loe." Dion ngacir.

AzzashyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang