20

306 18 1
                                    

"Azz...!!!" Teriak sebuah suara.

Azz yang sedang menuju mobilnya menoleh, menyipitkan mata melihat seorang wanita berperut buncit melangkah cepat kearahnya.

Matanya melebar kala sebentar lagi wanita tersebut menubruknya tapi malah sebuah batu kecil membuat pijakanya oleng.
Sontak Azz berlari untuk memberikan pertolongan.

"Ssshhh...." ringisan terdengar kala bedebum keras terdengar, menarik perhatian beberapa orang yang ada di dekat area parkir.

"Astaga sayang. Apa yang terjadi." Tergopoh seorang lelaki menghampiri keduanya.

"Cepat singkirkan kingkong di atasku keparat." Ringis Azz menahan sakit dibagian bahunya.

Cepat-cepat Bang Za membantu Fifian berdiri.

"Kamu ga papa? Ada yang sakit
? Kita ke dokter ya.." Bang Za khawatir.

Semenyara Azz masih terlentang menahan nafas. Benturan tadi tidak begitu keras. Tapi kenapa efek pada bahunya begitu sakit.

"Are you ok." Seorang membantu Azz berdiri.
"Azz.. maafin aku." Fifian sesenggukan menghampiri Azz.

"Kamu siapa?"Bang Za angkat suara menatap orang di samping Azz.

Perlahan Azz menoleh sampingnya.
Seorang cowok nyengir menoleh Azz.
Berdecak kesal Azz melengos.

"Azz kita ke rumah sakit ya." Kata Fifian.

"Kamu yang lebih butuh ke rumah sakit." Elak Azz.

"Zerga..." panggilan cempreng menginterupsi.

"Ck." Decak si cowok yang ternyata Zerga tersebut.

"Aku cariin kemana-mana juga." Seorang cewek mungil cemberut mengatur nafas karena berlarian.

"Ini juga apa-apaan pake pegang-pegang." Si cewek menepis tangan Zerga yang menahan Azz.

Sontak Fifian menahan lengan kanan Azz kala Azz hendak terhuyung.

"Eh sundel. Ga liet kamu, ini Azz sakit. Aku pites juga kamu yha." Hormon ibu hamil meningkat.

"Dia ngapain nempel-nempel ama calon suami aku." Si cewek ga mau kalah.

"Sayang udah. Jangan dilanggat. Kasian dedek bayinya." Bang Za menenangkan Fifian.

Sementara Zerga memegangi lengan si cewek mungil yang siap mencakar Azz dan Fifian.

Menghela nafas Azz menatap tajam si cewek yang membuatnya langsung ciut.

"Kamu...!!" Azz menunjuk hidung si cewek.

"Ga usah kaya induk ayam yang keinjek anaknya." Kata Azz tajam.

"Dan kamu juga. Punya pacar jangan bocah banget. Putusin aja anak SD kaya dia." Azz menatap Zerga penuh permusuhan.

Sementara Zerga hanya tersenyum miring menonton adegan di hadapanya.

"Menyebalkan." Gumam Azz berlalu meninggalkan kerumunan yang ntah sejak kapan terjadi di sekitar mereka.

...

Azz duduk di depan sebuah klinik.
Ternyata retak di bahunya beberapa saat yang dulu saat berkelahi di markas preman masih ada dampaknya sampai sekarang.

Setelah mendapat perawatan yang lebih tepat omelan dari dokter jaga, Azz berlalu dengan perasaan yang lebih buruk.

"Sorry lama." Naga duduk di samping Azz dengan ngos-ngosan.

Azz menaikan sebelah alisnya.
Naga di sampingnya bukan seperti Naga nya.
Rambut yang acak-acakan. Jas tak terkancing.
Dan yang paling penting adalah tampang penuh kekhawatiran yang tercetak jelas di wajah rupawanya.

AzzashyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang