"AC mana sih nih, AC? Nyala gak sih, Nda?" Inyo mengeluh lagi untuk kesekian kalinya.
"Udah. Cek sendiri sana." Sebel banget, padahal udaranya gak sepanas itu lho. Kamar kami dilengkapi sebuah AC tua yang...buatku, sih, cukup-cukup aja, menghembuskan udara dingin dengan bunyi mesin berisik, berbau apel dari pengharum ruangan yang digantungkan asal-asalan. Lagian ini di gunung gitu, yak, Pak. Udah dingin juga."Lama banget sih, kamu gak usah dandan juga gak papa kali." Kali ini yang dikeluhkan adalah kegiatanku menutupi lingkaran hitam bawah mata dengan concealer. Lebih dari 3 bulan kami pisah kamar, dan selama itu pula tidurku gak pernah nyenyak. Belum ditambah semalam kami ribut soal hal-hal kecil yang lagi-lagi bikin aku menangis sampai tidur. Aku jadi jago banget mengaplikasikan concealer di area mata, spesialis malah.
"Gak enak, Nyo. Gue keliatan banget gak bahagianya." Aku menjawab ringan.
Di luar dugaan, ia terlihat shock mendengarnya. Dari cermin, bisa kulihat wajah yang biasanya tampak seperti topeng--datar, dingin dan tanpa ekspresi--sedikit bergetar mendengar kata-kataku. Tapi Inyo langsung berbalik dan melangkah cepat ke pintu.
"Aku duluan.""Yo, silakan."
Dari tadi juga kusuruh duluan. Heran deh.Kenapa ya kami jadi gini?
Yah, sebagai pasangan yang sudah bersama begitu lama, mungkin ini ujian, atau memang betul-betul titik perpisahan--selama beberapa waktu aku masih belum yakin yang mana. Tapi kalau setiap hari aku membayangkan diriku akan lebih bahagia sendirian, artinya apa coba?Kami baru berkonflik gila-gilaan dalam setahun terakhir. Mungkin kami sama-sama udah capek saling mengalah karena secara karakter kami beda banget. Aku bosan dan clueless sama Inyo dan sebaliknya, dia lelah banget dengan kehidupanku yang penuh kerusuhan kayak keluarga besarnya. Di satu sisi, it's true, opposite attracts. Tapi di sisi lain, rasanya susah dan capek. Kelamaan, gak tahan juga ternyata...
Aku gak mau lagi main tebak-tebakan. Tiap kali Inyo bete, aku pengennya dia ngomong aja langsung apa masalahnya.
Untuk Inyo, aku terlalu berlebihan. Kalau ada sesuatu, menurut dia aku menanggapinya dengan kehebohan yang gak perlu.
Kami sama-sama ingin diterima oleh orang yang bahkan gak bisa ngerti.Setelah 17 tahun berusaha menyamakan perbedaan, mungkin sekarang sudah waktunya menyerah.
***
Sebagian besar acara keluarga besar Inyo adalah makan sama-sama sambil ngobrol. Mirisnya, keduanya adalah hal yang dia hindari. Sampai detik ini, Inyo lebih suka makan sendirian sambil bengong. Katanya sih dia mindful eating. Aku menganggapnya gak bisa multitasking aja. Aku biasa makan sambil ngobrol, liat hp, baca buku, nonton TV, dan bahkan bisa sambil nyetir.
Inyo? Beuh.
Kalau masak, gak bisa diganggu.
Kalau makan, gak bisa diganggu.
Kalau bersih-bersih, gak bisa diganggu.
Kayak orang kekurangan me-time, padahal dia kerja sendirian dari rumah kami yang literally sepi banget gara-gara dinding berperedam suara, sejak 2013. Di rumah, dia menguasai dapur, ruang makan, ruang laundry, garasi dan tentu saja ruangan kerjanya yang mirip ruang kontrol NASA. Semuanya bersih, rapi, teratur, cling-cling dan wangi essential oils dari diffuser.Kamar kami yang dulunya merupakan area netral (kadang berantakan dengan barang-barangku, kadang terlalu rapi sampai kerasa kayak kamar hotel random), sekarang sudah dijajah dia juga. Aku menempati kamar tamu di bagian depan rumah supaya kalau pergi dan pulang gak usah melewati area-areanya tempatnya bergentayangan.
Pekerjaanku adalah produser podcast merangkap PR perusahaan. Sebetulnya aku gak mesti-mesti amat pergi keluar rumah, karena aku gak siaran dan hampir semua kegiatan publikasi apapun dilakukan virtual di masa pandemi. Tapi, aku beneran bisa gila di rumah aja, mana mesti lama-lama sama suami yang ngomongnya lebih irit daripada motor Supra kecuali pas sedang ngomel, dan kami lagi sering banget marahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/273188570-288-k785365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Belas Tahun
RomanceNda dan Inyo, sudah berada di tepi jurang perceraian. Pernikahan keduanya, membosankan dan sangat melelahkan. Saat keduanya harus liburan di tengah-tengah pandemi, beberapa rahasia dan kisah masa lalu muncul, membuat Nda dan Inyo memikirkan ulang se...