Clarity

15K 2.4K 296
                                    

Ngurus anak ternyata capek. Bahkan di saat cuti gak ngerjain hal selain beresin rumah dan masak-masak enteng. Bayi butuh banyak perhatian, pengertian, sukanya digendongin terus, gak bisa dicuekin bentar lalu nangis, apa-apa harus serba gercep, gak komunikatif (yaeyalah), mandinya repot dan ganti popok selalu bikin deg-deg'an.

Tiba-tiba ada emergency di kantornya Inyo, dan aku mesti cuma berduaan sama Sara sejak sore tadi, sementara Inyo masuk ke ruang kerja selama...dua jam lebih. Aku udah hilang akal karena Sara sudah lama nangis. Popok baru ganti, susu baru dikasih, aku gendong gak mau, nonton Larva gak suka, semua mainan udah dibongkar pun masih ngamuk...
Ternyata dia cuma mau diajakin ngobrol.
Aku bacain artikel dari wolipop.com soal saldo artis, dia kayak paham dan terhibur. Setelahnya, aku ajak buka Shopee dan cari-cari vacuum cleaner robot, dia suka. Pas lagi nonton Youtube pencet-pencet jerawat, Inyo masuk kamar.

"How my girls doing?" Ia bertanya, mengabaikan isi kamar mirip kapal pecah yang biasanya selalu bikin dia ngomel lama mirip rapper.

"Kita lagi liat Youtube..." Aku menjawab.
Sara ikutan heboh bersuara sambil menggerakkan dua tangannya, senang lihat Inyo datang. Ya, ya, emang Inyo favorit semua anak-anak. Hampir 3 malam, Sara tidurnya sambil ditimang-timang Inyo. Setelah nyenyak lalu tidur berdua di atas kasur kami, sementara aku tidur di bawah pake kasur tamu, karena takut niban dan takut Sara jatuh.

Inyo duduk di sampingku, dan mendelik, "Blackhead extraction, Nda?"

"Dia terhibur."
"Dia terhibur liat muka kamu meringis, bukan gara-gara videonya..." Inyo menambahkan sambil ngusekin kepala ke perut Sara yang segera tergelak manis.

Aku memandang keduanya main-mainan sambil berbaring di kasur.
"How was it, really?" Inyo bertanya padaku, di antara godain Sara, "Aku dengar dia nangis-nangis lama barusan."
"Hmmm. Okay."

"Gak stress? Frustasi? Butuh me time? Laper?" Inyo melirik, mengangkat alis sambil tersenyum.
Aku menggeleng dan membalas senyum Inyo.

Sara menoleh dan menarikku mendekat, membuatku bergeser ke sampingnya.
"Kamu kalau udah gede jangan tebar pesona gini ya Sar. Bahaya. Calon-calon heartbreaker." Aku berkata padanya dan ia memandangiku dengan serius.

"Nda, ini bayi 5 bulan, bukan anak abege." Inyo menegur.

"Om Inyo cowok. Gak ngerti. Gak usah didengerin." Tambahku, membuat Sara bersuara.

"Tante Nda mau makan apa?" Inyo berdiri dan mengecup kepalaku.

"Sudah. Tadi kami masak pasta, ada sisanya di microwave."

Inyo mengangkat alis gak percaya, "Pasta? Kamu yang buat? Aku mau coba."
Dan dia berlari keluar. Wajar sih dia segitu lebaynya. Aku mah emang cuma jago manasin dan ngindomie doang selama ini. Hidupku super low maintenance. Kalau gak ada ya gausah repot bikin. Tapi beberapa hari ini, aku terbiasa makan enak, pas laper...pengen yang enak juga jadinya. Cari resep di cookpad, intip Youtube, dan sukses bikin spaghetti saos tomat sok-sok'an bolognaise, deh.

Sara tadi juga excited lihat aku ribet. Anak ini kayaknya terhibur kalau Tante Nda-nya heboh. Dia aku dudukin di Nuna-nya di meja makan, dan memperhatikan super anteng.

"Yang." Inyo balik ke kamar, piring di tangan, dengan wajah shock, "Ini kamu beli?"

"Enggak, aku masak."

"HOW COME?"

"Youtube. Cookpad. Sara." Aku menjawab, dan Sara ketawa manis dengar namanya disebut. AAAW.

"This is good." Inyo berkomentar, "Well, edible, at least."

"I took it as a compliment, thank you." Jawabku, menggelitik perut gendut empuk dan mendapatkan tawa menggemaskan yang nyandu banget itu. Beneran. Serese-resenya bayi pas ngambek, kalau dia mulai ketawa dan unyel-unyel, terbayar sudah. Adiktif. Ngilangin semua perasaan negatif.

Tujuh Belas TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang