1

2.4K 72 0
                                    

Kim Aeraly—19 tahun, gadis itu merupakan mahasiswa, jurusan bahasa Korea di Seoul National University. Dia imut, kulitnya putih bersih, berambut hitam panjang, memiliki dimpel di pipi chubby nya. Tingginya 160 cm dan berat badannya 49 kg. Suka baca buku, menulis dan idol pria yang tampan tentunya.

Kim Danielexy—25 tahun, pemuda itu merupakan seorang hacker proffesional dengan bayaran tinggi, matanya besar dan tajam,rahangnya tegas, kulitnya sedikit kecokelatan karena hobi beraktifitas di luar, berotot, berambut hitam pendek dan memiliki tahi lalat di sudut mata kanannya. Tingginya 178 cm dan beratnya 70 kg. Suka bermain game dan rebahan, sangat menyayangi adiknya tentu saja.

Daniel adalah abang dari Kim Aera.

.............

"Aera! Ganti bajumu!"

"Apa? Aku tidak mau! Ini musim panas bang! Aku tidak mungkin menggunakan hoodie ke kampus!"

"Aku tidak menyuruhmu memakai hoodie! Aku menyuruhmu mengganti kaos dengan leher lebar itu! Aiss apakah kau benar mahasiswa jurusan bahasa? Bahkan perintah seperti itupun kau tidak mengerti?"

"Aku tidak mau! Dasar pemaksa!"

"Aera! Daniel! Berhenti! Pagi-pagi sudah ribut"

Seorang pria paruh baya berkacamata dengan rambut yang dihiasi sedikit uban menghentikan keributan di meja makan pagi itu.

" Ayah! Lihatlah Aera, mulai belajar menjadi gadis pembangkang!"

Aera hanya cemberut dan memakan roti selai cokelatnya.

"Aera, yang dikatakan abangmu itu benar, leher bajumu terlalu lebar. Itu tidak baik, tolong ganti ya sayang?"

Seorang wanita cantik paruh baya membenarkan perkataan Daniel. Terpaksalah sudah si Aera mengganti bajunya setelah makan.

.............

Siang itu kantin begitu ribut karena ada para mahasiswa dan mahasiswi yang sedang lapar.

Aera dan seorang gadis berkacamata berambut sebahu duduk di sudut kantin itu. Menikmati ramen panas.

"Kenapa kau cemberut begitu dari awal masuk kelas sih?"

"Eunha, kau tau? Aku kesal sekali dengan bang Daniel. Dia selalu saja mengaturku. Tidak boleh ini lah, tidak boleh itu lah"

Gadis yang dipanggil Eunha itu menganggukan kepalanya.

"Itu kan wajar. Berarti bang Daniel sayang sama kamu. Aku sih mau-mau aja di atur sama abang ganteng kayak bang Daniel hihi"

Eunha terkikik senang, sedangkan Aera hanya geleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya.

"Coba saja kau jadi aku, kau akan kapok! bang Daniel tampangnya saja ganteng tapi asli nya nyeremin!"

Ekspresi Eunha berubah, alisnya menukik, kacamatanya di naik kan.

"Nyeremin gimana?"

Aera melipat tangannya di depan dada, menatap Eunha sebelum berbicara.

" Bang Daniel itu kalo malam-malam suka hilang walaupun nggak setiap hari, kemudian pulang subuh. Setelah itu, dia sering telponan sama seseorang, tapi selalu bisik-bisik. Saat aku tanya, bang Daniel malah natap aku tajam dan pergi"

Eunha menaikan satu alisnya, mendengar informasi dari Aera.

"Pekerjaan abangmu itu kan pegawai kantor, mungkin dia berbicara hal yang penting dan rahasia masalah pekerjaannya. Atau mungkin dia punya pacar!"

Eunha lalu menjentikan jarinya ke arah Aera setelah berbicara.

Brak

"Hah tidak mungkin!"

Aera menggebrak meja sehingga mencuri perhatian mahasiswa lain yang sedang makan. Tapi setelah itu situasi kembali normal.

"Apanya yang tidak mungkin?
Abangmu itu ganteng dan sudah dewasa. Hal itu mungkin sekali, apa sih kau!"

"Aku tau, aku tau. Aku hanya refleks. Ralat, abang ku memang mungkin punya pacar"

Setelah mendengar hal itu, Eunha tiba-tiba tersenyum lebar pada Aera.

"Kau pasti tidak rela kan kalau bang Daniel punya pacar? Ayo ngaku!"

Aera mengerucutkan bibirnya, menatap Eunha dengan tatapan kesal.

"Hei! Apa sih kau"

"Hahaha"

Eunha tertawa-tawa melihat sahabatnya yang memasang wajah galak, tapi malah kelihatan imut.

..............

Pukul 5 sore, Aera telah selesai mengerjakan tugas bersama kelompoknya di perpustakaan kampus. Ponselnya dari tadi bergetar berkali-kali, telepon dan pesan masuk berkali-kali. Hal itu membuat Aera meminta maaf pada teman-temannya karena sempat menganggu diskusi serius mereka sebelum Aera mengubah setelah mode silent di handphonnya.
Tentu saja telepon dan pesan yang berkejaran itu adalah dari abangnya, Daniel.

Salah Aera juga karena tidak mengabari abangnya itu kalau dia akan mengerjakan tugas kelompok.
Aera berjalan menuju pintu keluar perpustakaan setelah meletakan beberapa buku di rak.

Aera kembali mengambil handphone di dalam saku celananya hendak membalas pesan abangnya, namun baru akan menyentuh touch screen, panggilan masuk sudah diterima.

"Halo bang?"

"Kenapa kamu tidak angkat dan balas pesan abang?"

Suara berat dan serak itu menyapa pendengaran Aera.

"I-itu aku sedang mengerjakan tugas kelompok. Sibuk sekali, jadi aku tidak sempat mengabari abang"

"Apa sesusah itu untuk mengetikan 4 kata? Setidaknya bilang 'aku sedang tugas kelompok

"Kok abang begitu sih! Kubilang aku tidak sempat!"

Aera kembali berjalan semakin cepat agar cepat sampai pintu perpustakaan

"Tidak berniat minta maaf?"

Aera mematung setelah sampai di ambang pintu perpustakaaan.
Disana, orang paling menyebalkan bagi Aera telah berdiri dengan angkuh, dengan setelah jas hitam dan masih memegang handphone di dekat telinganya, panggilan mereka pun masih tersambung.


Tbc...

Lanjut?

My Dangerous BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang