3

1K 37 1
                                    

"Ra, kamu mau apa? Nanti abang beliin ya?"

Ekspresi Aera berubah, dari hujan mendung menjadi cerah bersinar tanpa awan.

"Gitu dong bang. Aku mau album baru dari boyband B*S! 3 buah! Sama buku novel, terus baju sama celana dan juga seluruh pernak pernik B*S terbaru! Aku juga pengen beli tiket konser online nya!"

'Hehe waktunya menguras black card nya abang Daniel!'  Batin Aera yang ribut karena senang bahwa keinginannya akan terpenuhi, sebagai balas dendam juga kepada abangnya dengan menguras uangnya-btw jangan ditiru ya.

"Apapun untuk adik kesayanganku"

Setelah bicara begitu, wajah Daniel yang biasanya datar itu ikut tersenyum melihat adiknya yang sudah kembali ceria.

.............

"Mamaa, Aera dan bang Daniel pulang"

Aera berlari ke dalam rumah setelah turun dari mobil, jingkrak-jingkrak tidak jelas. Kemudian celingak-celinguk mencari sosok mama nya yang ternyata sedang sibuk memasak di dapur.

"Mama, Aera dan bang Daniel udah pulang!"

"Ya ampun kenapa malem gini kalian baru pulang?"

Mamanya kemudian meletakan pisau dan menghampiri Aera yang sedang berdiri di ambang pintu dapur.

"Habis belanja"

Aera nyengir kemudian memeluk mama nya yang sudah di depan mata.

"Malam mama"

Suara berat dan serak itu menyapa pendengaran ibu dan anak itu.

"Malam Daniel sayang, kamu dan Aera habis beli apa? Banyak banget"
Mamanya menghampiri Daniel yang sedang menenteng banyak tas belanja.

"Bukan Daniel yang belanja ma. Tapi anak gadis mama itu yang punya semua barang ini, semuanya barang-barang dari boyband B*S"
Daniel meletakan tas belanjaan tersebut di atas sofa kemudian duduk dan melepas jas nya.

Mamanya otomatis membalikan badan ke arah Aera yang masih berdiri di ambang pintu dapur dengan senyum penuh, sehingga dimpel di pipinya semakin dalam.

"Aera, jangan hambur-hambur in uang abangmu. Itu tidak baik. Bukan kah kamu kemarin baru aja dibelikan album B*S oleh papa mu?"

"Biarin aja ma, itu kan uangku, aku nggak masalah kok asal Aera seneng"
Daniel berkata sambil membuka kaos kakinya.

"Tuh kan ma, bang Daniel aja nggak keberatan"

Mamanya malah mendelik ke arah Aera, membuat Aera langsung kicep.

" Daniel, jangan terlalu di manjain adikmu itu, nanti nggak tau apa-apa"
Mendengar hal seperti itu langsung membuat Aera menjadi sedih.

"Ma, udah dong ma jangan dipermasalahin lagi. Aera itu juga butuh kesenangan dalam masa kuliah yang memusingkan. Mama ngerti dong, aku bisa urus Aera"

Mama Aera hanya geleng-geleng dan berjalan kembali ke arah dapur, sedangkan Aera berlari menghampiri abangnya yang sedang duduk di sofa sambil nyemilin kue kering buatan mamanya.

..........

Malam itu, hujan begitu deras.
Aera masih sibuk dengan laptop dan buku-buku tebal yang membosankan, tugas kuliahnya harus disetor besok pagi. Sebenarnya tugas itu bisa dikerjakan dari seminggu yang lalu, tapi Aera malah menonton konser maraton dari idol kesayangannya.
Di tengah kesibukan mengerjakan tugas itu, handphonenya berdering tanda ada pesan masuk.

From: Park Kang Lim
Aera, besok kalau nggak sibuk, jalan sama gue yuk

Gadis imut itu menaikan sebelah alisnya setelah membaca pesan dari teman sekelasnya.

Park Kang Lim, adalah seorang pria yang biasa saja dari luar-tampan, guratan wajahnya mirip Lee Dong Wook. Pemuda itu memiliki tato di sekujur tangan kirinya, sehingga setiap ngampus dia selalu pakai baju atau kemeja lengan panjang. Kekar dan cowok banget, mirip preman. Tapi sebenarnya dia adalah mahasiswa paling cerdas di kelasnya.
Aera sadar bahwa dia disukai oleh Kang Lim, namun Aera tidak memperdulikannya.

Akhirnya, sampai tugasnya selesai, gadis itu tidak membalas pesan dari Kang Lim.

Jam menunjukan pukul 23.16, Aera langsung masuk ke dalam selimut tebalnya. Hujan makin deras saja, suara hujan membuat Aera susah tidur, bukan cuma suara hujan, tapi Aera juga cemas. Cemas dan takut kalau ada...

Cetaaarrr

Cetaaarrrr

Petir.

Suara petir begitu menggelegar malam itu, cahaya petir itu sampai membuat kamar gelap Aera menjadi terang akibat cahayanya yang masuk dari jendela.

Aera semakin menggulungkan dirinya dalam selimut.

Cetaarrr

Petir kembali berbunyi dan memberikan cahaya pada kamarnya.

"Aku takut sekali ya ampun, kenapa hujannya tidak reda-reda. Bagaimana ini"

Cetaarrr

Petir yang ini membuat Aera ngibrit lari tunggang langgang menuju kamar abangnya yang ada di sebelah.

Tok

Tok

"BANG! BUKAIN PINTU BANG! BUKAIN! CEPET!"

Tok

Tok

"BANG! BUKAIN!"





Tbc....

Pembaca disini, ada yang takut sama petir nggak?



;

My Dangerous BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang