4

909 32 0
                                    

"BANG! BUKAIN!"

Ceklek

"Ada ap-"

Brug

Setelah sosok abangnya muncul, Aera langsung menerjang tubuh kekar abangnya.

Daniel mengeratkan pelukan pada adiknya, mengelus-elus rambut hitam dan halusnya.

"Stttt, nggak apa-apa Ra, abang disini"

"Abang kenapa nggak tengokin aku? Abang kan tau kalau aku takut petir?"
Aera berbicara dengan masih menenggelamkan wajahnya pada dada bidang abangnya.

"Daniel! Aera! Ada apa!"

Terlihat mama papa nya di ambang pintu dengan ekspresi khawatir.

"Nggak apa-apa ma, Aera cuma masih takut sama petir, kirain udah nggak takut lagi. Aera kan udah gede"
Daniel menjawab dengan posisi masih memeluk adiknya, sedangkan Aera masih menempel lekat pada Daniel.

"Duuh bikin mama khawatir aja. Ya udah, Aera tidur sama bang Daniel aja ya?"

Mendengar hal tersebut, Aera melepaskan pelukannya pada Daniel dan mengangguk polos ke arah mama nya.

Mama dan papa nya kemudian kembali ke kamar mereka.

"Ra, yuk tidur"

Aera kemudian ditarik ke arah kasur oleh abangnya.

"Bang, abang nggak ngapa-ngapain Aera kan?"

Mendengar pertanyaan tersebut, Daniel langsung membalikan badan dan menatap horor ke arah adik manis nya.

"What! Big no! Abang masih waras Ra! Ya ampun"

Daniel memegang sebelah pelipisnya karena kepalanya berdenyut setelah mendengar pertanyaan dari adiknya.

"Kalo gitu Aera bebas kan peluk-peluk abang kalau takut?"

Daniel hanya mengangguk dan menepuk-nepuk kasur yang kosong di sebelahnya.

"Sampai kapan pun, kamu itu masih adik kecil abang yang manis"
Setelah itu Aera langsung merebahkan diri di samping abangnya.

"Gitu dong bang, jangan marah-marah terus sama aku"

"Lagian sih kamu bandel banget kalau di kasi tau"

"Hehe"

...................

Cahaya matahari langsung menyoroti tubuh mungil yang sedang menggulung diri bagai kepompong dalam selimutnya. Cahaya matahari itu mulai mengganggu tidurnya.

Perlahan Aera membuka mata hazelnya. Dan terkejut saat menyadari bahwa dia tidur sendiri.

"Abang Daniel kemana?"

Aera kemudian turun dari tempat tidur, celingak-celinguk, kesana kemari mencari keberadaan abangnya, namun tidak ada.

Karena menyadari sudah jam 7 pagi, Aera langsung bergegas ke kamar mandi, menyiapkan diri agar bisa sampai di kampusnya jam 8 pagi.
Setelah selesai bersiap, Aera segera turun ke lantai dasar, mungkin abang nya ada di sana.

Nihil. Gadis dengan pipi berdimpel itu tidak melihat abangnya di meja makan. Hanya terdapat mama papa nya.

"Ma, abang kemana?"

"Udah kerja Ra"

"Kok pagi banget?"

"Ada urusan mendadak"

"Ohh"

..................

Jam pelajaran pertama telah usai. Aera kali ini tidak ke kantin karena sudah membawa bekal, 2 bekal tepatnya karena yang satunya akan diberikan kepada Eunha, sahabatnya.

"Gila! Keren banget! Dapur nggak hancur?"

Eunha menerima kotak bekal itu dengan mata yang berbinar.

"Hei, aku nggak seburuk itu tau, aku bisa jadi istri yang baik dan benar. Emang kamu bisa masak?"

Aera hampir memukul kepala sahabatnya itu karena gemas akan perkataannya.

"Ehe, aku nggak bisa masak. Btw kamu bisa jadi nyonya park yang baik di masa depan!"

"Maksudmu Park Kang Lim?"

"Tepat, siapa lagi?"

"Hei!"

Aera pura-pura ngambek.

"Ra, maaf dong. Aku bercanda tau"

Eunha menundukkan kepalanya sambil minta maaf.

"Hehe, aku juga bercanda. Ngomong-ngomong ada sesuatu yang ingin aku bicarakan"

Eunha langsung menarik kursi dan menyeretnya agar menempel bersebelahan dengan Aera.

"Apa? Apa?"

"Ini tentang bang Daniel. Tadi malam aku tidur bareng dia karena aku takut petir. Terus, sekitar dini hari aku terganggu dengan suara orang yang lagi bicara. Samar-samar aku bisa denger suara abang ku sedang nelpon sama seseorang.Tapi aku nggak tau apa yang dibicarakan. Terus karena ngantuk banget aku tidur lagi."

"Terus?"

Eunha menekuk kan kedua alisnya, pertanda dia sedang serius mendengarkan.

"Terus, aku kebangun lagi sekitar jam 5 pagi. Itu aku sempet liat jam, tapi mata ku masih ngantuk banget. Aku lihat abangku masuk lagi ke kamar, dia pakai jaket hoodie, aku lihat dia lepas hoodienya yang sedikit basah"

"Kenapa kamu nggak tanya abangmu habis ngapain?"

Eunha menyela dengan pertanyaan cepat.

"Itu karena aku belum sadar, masih kayak antara mimpi atau kenyataan. Aku kan habis begadang buat tugas, jadi ngantuknya full"

"Ooh gitu, ya udah. Terus?"

Eunha kembali ingin menyimak cerita Aera.

"Terus, setelah aku bangun pagi, jam 7 itu si abang Daniel udah hilang aja. Nggak ada di rumah. Aku tanya mama katanya udah ke kantor pagi-pagi"
Eunha kembali manggut-manggut tidak jelas.

"Coba kamu selidikin. Cek isi ponsel nya mungkin? Atau tanya ke temen-temennya? tapi nanyanya harus hati-hati"



Tbc...

Btw, yang punya adek disini, kalian ada yang sering cek-cek hp adik kalian nggak? Kali aja ada chat mencurigakan yang berbahaya? Jaman sekarang banyak modus kejahatan di dunia maya dengan mamanfaatkan kepolosan anak kecil! Hati-hati!






;

My Dangerous BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang