16

447 25 0
                                    

"Boleh aku minta nomormu?"

"Kau harus ijin dulu sama abang Daniel ehe"

Tiba-tiba terlintas hal penting di pikirannya.

"Kak, apa abangku dan teman kakak yang lain memang bekerja di kantor biasa?"

Tobias juga teringat sesuatu setelah mendengar pertanyaan itu. Pesan Daniel.

"Iya, kami bekerja di kantor biasa"

Tobias menjawab dengan pelan.

"Apa kau tau? Kenapa abangku sering pergi dini hari? Apa mereka pergi bersama mu?"

Aera mulai ke pertanyaan yang lain.

"I-itu-"

"Tobias! Apa yang kau lakukan?"

Suara khas serak dan berat itu sukses menghancurkan kesempatan Aera untuk bertanya lebih jauh lagi.

"Eh? Lagi mau ambil minum hehe"

Tobias menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Mau minum air atau minta nomor adek gua?"

Daniel berkacak pinggang, matanya yang tajam dengan kantung mata sedikit hitam itu lekat menatap Tobias.

Sedangkan Aera hanya terkikik.

'Mampus ketahuan gua' batin Tobias.

Menurut Tobias, Daniel itu baik. Baik banget. Suka menolong dia, pinjemin ini, pinjemin itu. Tapi, kalau udah marah, ucapkan selamat tinggal pada planet bumi. Seram.

"Maaf Niel hehe"

Tobias akhirnya kicep, minta maaf karena ketangkap basah.

Daniel hanya menggeleng pelan kemudian tersenyum.

"Bercanda kali Tob, ya udah, terserah Aera sih mau kasi nomornya atau nggak"

Aera yang tadinya terkikik sekarang diam dan memelotot kan matanya pada Daniel.

Tobias melirik Aera dan menghela nafas.

"Nggak jadi, maaf ganggu hehe"

Setelah berkata begitu Tobias melengos pergi begitu saja. Sadar kalau Aera memberikan gestur tidak nyaman padanya.

Entah kenapa pemuda itu sering ditinggal oleh kekasihnya tanpa alasan. Padahal Tobias memiliki kepribadian yang baik, tapi agak barbar.

Tobias itu sniper terbaik dalam tim asal kalian tau. Bidikannya selalu akurat. Jenius. Dia adalah kartu andalan saat keadaan darurat. Ke barbarannya membuat musuh-musuh bergidik ngeri.






Tbc...

My Dangerous BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang