My Dangerous Brother

22

"Kumohon, angkatlah Baekhyun!"

Tuut

Tuut

"Halo?"

Suara serak khas bangun tidur menyapa pendengarannya.

"Baekhyun! Aku Aera! Apa kau bisa ke rumahku? Mengantarku ke suatu tempat? Akan kukirimi lokasi rumahku, kau tinggal di komplek sini juga kan?"

" Iya benar. Tapi aku tidak bersedia, ini masih dini hari"

Baekhyun menjawab dengan lemas.

"Akan aku bayar kau dengan harga tinggi! Kau bisa hidup sebulan dengan uangku!"

Aera sedikit memekik.

"Wow! Baiklah! Aku berangkat!"

Suara lemas di seberang sana berubah menjadi semangat.

"Oke, tapi dengarkan rencanaku dulu"
Aera kemudian menjelaskan rencananya melewati telepon.

.................

Daniel sudah pergi dari halaman rumah sekitar 3 menit yang lalu. Aera mengendap-endap keluar dari rumah dengan membawa ponselnya saja di saku hoodienya. Tidak lupa memakai masker penutup wajah dan dan sebuah topi hitam milik abangnya juga.

Baekhyun sudah menunggu di depan rumahnya dengan sepeda motornya.

"Ikuti mobil hitam yang tadi keluar dari halaman rumahku"

.................

Jantung Aera berdegup sangat kencang. Gadis itu nekat sekali. Salahkan rasa ingin tahunya yang besar.

Baekhyun mengikuti mobil Daniel dengan mengikuti instruksi dari Aera dengan baik.

Tiba-tiba mobil abangnya itu berbelok dan menghilang di jalan kecil itu. Baekhyun diminta berhenti sebelum belokan jalan kecil. Aera turun dari sepeda motor dan mengintip ke jalan kecil itu.

"Ra! Ngapain sih lu! Itu siapa yang kamu intip! Bahaya tau!"

Baekhyun sedikit berteriak saat berbicara.

"Diem lu, bukan urusanmu! Ikutin aja instruksi ku, uangnya udah aku transfer"

Baekhyun kemudian diam. Aera kembali naik ke atas sepeda motor.

"Yuk jalan lagi"

Baekhyun kemudian memacu sepeda motornya.

Aera yang sedikit jauh dari posisi mobil abangnya yang terparkir di depan sebuah bangunan.

Gadis itu melihat abangnya yang memasuki bangunan paling bagus di antara bangunan lainnya.
Aera melihat ada segerombolan pemuda yang tampaknya sedang minum alkohol di depan bangunan itu. Tapi pemuda itu bukanlah teman-teman abangnya kemarin.

"Sekarang kita ngapain?"

Tbc...

.