20

361 20 0
                                    

"Eh Ra? Kenapa? Kok belum tidur?
Udah jam 10 lebih 32 menit loh"

"Aku nggak bisa tidur Bang,  boleh nggak Aera tidur lagi sama abang?" Aera berkata sambil memeluk boneka kelincinya erat.

Daniel menaikan satu alisnya.

"Kamu takut sesuatu?"

"Nggak sih bang, tapi lagi pengen aja tidur sama abang"

Daniel memiringkan kepalanya.

"Kok tumben? Biasanya kalo takut sesuatu aja kamu pindah sini"

"Nggak boleh ya bang? Ya udah"
Aera melengos pergi begitu saja.
Sedangkan Daniel masih duduk di sofa dan memikirkan kenapa adiknya minta tidur dengannya tanpa alasan.
Pemuda tegap itu sudah tau kalau adiknya telah masuk ke kamar dengan bantingan pintu yang cukup keras.

Bukannya tidak ingin tidur dengan adik imutnya itu, tapi masalahnya nanti pemuda itu akan mengadakan pertemuan dengan empat temannya pada jam 02.15 pagi di markas utama, untuk membicarakan rencana untuk menyelesaikan misi, karena sebagain uang sudah di transfer oleh client sebagai tanda jadi perjanjian.

Daniel takut jika adiknya mengetahui pekerjaan sebenarnya. Bahkan waktu teman-temannya menginap, Daniel memergoki Aera sedang bertanya kepada Tobias tentang mengapa dia pergi dini hari dan apakah mereka pekerja kantoran biasa. Untung sebelum empat temannya itu datang ke rumah, Daniel sudah memberi tahu mereka semua untuk merahasiakan perkerjaan mereka pada Aera.

Aera tentu pernah bertanya pada Daniel mengapa dia sering pergi pada dini hari. Tentu saja Daniel tidak memberi kebenaran.

Tapi, melihat ekspresi Aera yang kelihatan sedih, dan tadi mengatakan bahwa kemarin gadis itu merasa di cueki olehnya, Daniel merasa tidak benar.

Pemuda itu sangat menyayangi adiknya, sangat. Lihat bagaimana protektif dan posesifnya Daniel? Mungkin itu terlihat tidak menyenangkan untuk Aera, tapi itu semua untuk kebaikan Aera, itu menurut Daniel.

Pemuda tegap itu berdiri dari duduknya, berjalan menuju kamar adiknya. Sampai depan pintu, Daniel merasa bersalah. Pemuda tampan itu mengetuk pintu pelan.

Tok

Tok

"Ra? Yok tidur, mau di kamar abang atau kamar kamu?"

Tidak ada jawaban.

Tok

Tok

Pintu ternyata tidak terkunci.
Kaki yang berbalut celana pendek berbahan parasut hitam itu memasuki kamar adiknya. Aroma vanilla tercium, aroma khas adiknya.
Daniel melihat Aera yang meringkuk di bawah selimut tebal yang bermotif strawberi.

Pemuda itu mengehela nafas.

"Maafin abang Ra, tidur sama abang ya? Disini atau kamar abang?"
Tiba-tiba selimut itu tersingkap memperlihatkan wajah Aera yang cemberut.

"Di kamar abang"

"Oke"








"Ehh abang!?"









Tbc...

My Dangerous BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang