9

510 19 0
                                    

"Iya, memang kenapa?"

Kang Lim hanya menjawab seadanya dan masih terus menarik tangan Aera yang pucat dan kurus.

"Lepaskan! Sakit tau!"

Setelah menyebrang, Aera meronta-ronta ingin melepaskan diri sehingga menarik perhatian beberapa pejalan kaki.

"Diamlah Aera! Aku hanya ingin mengajakmu makan! Kau biasanya makan 2 kali, tapi tadi hanya sekali bersama Eunha"

Aera menaikan satu alisnya, tubuh kurusnya sudah berhasil terseret dan duduk di salah satu kursi di kedai itu. Kang Lim langsung memesan 2 porsi ramen.

"Menguntit itu tindakan ilegal! Akan aku adukan pada abang Daniel!"

Aera mendelik tajam pada Kang Lim, sedangkan Kang Lim malah tersenyum lembut pada gadis berdimple itu.

"Kau tau? Kau membuatku gila! Dan kau selalu menutup diri! Apa kau menyukai seseorang? Dan ngomong-ngomong silakan adukan semuanya sesukamu kepada Daniel! Aku tidak takut!"

Kang Lim berbicara sedikit bergetar.

"Aku belum menyukai siapapun. Kang Lim, kau tau? Ada banyak gadis yang mengincarmu, kenapa kau malah menginginkanku yang sudah menolakmu?"

Aera tersenyum, berusaha meredakan getaran amarah pada Kang Lim. Aera takut sebenarnya karena sudah merasakan aura menyeramkan dari pemuda mirip Lee Dong Wook itu. Menolaknya dengan terang-terangan beberapa kali mungkin sudah membuat Kang Lim naik darah.

"Hei, kau membuat adik kesayangku ketakutan"

Suara berat dan serak itu menyela pembicaraan yang ber aura tegang itu.

Mereka langsung menoleh ke sumber suara.

"Bang Daniel!"

Aera langsung berdiri dan menghampiri abangnya dengan terburu-buru. Daniel langsung merangkul adiknya.

"Aku tau, Aku membuatnya ketakutan, tapi aku baru merasakan perasaan ini pertama kali. Dan aku hanya bisa merasakannya saat bersama Aera"

Kang Lim menatap Daniel sendu.
Daniel kemudian tersenyum kecil, menuntun Aera untuk kembali duduk di hadapan Kang Lim, walaupun Aera sudah memberikan gestur tubuh menolak.

Daniel duduk di antara Aera dan Kang Lim.

"Kang Lim, aku tau perasaanmu pada adikku, tapi dengan sikapmu yang pemaksa, aku belum bisa memberikan adikku padamu"

Ekspresi Kang Lim mengeras saat mendengar Daniel berkata begitu.

Brak

Tiba-tiba Kang Lim menggebrak meja, menatap Daniel dengan penuh amarah.

"Bang, kita pergi saja"

Aera menatap Daniel dan melihat ekspresi menyeramkan dari Kang Lim. Daniel malah terlihat santai saja.











Tbc...

My Dangerous BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang