26

2.4K 224 8
                                    

"Kak !" Suara Yuka menggema di ruang tamu.

Kejora keluar dari kamarnya saat mendengar suara Yuka. Dengan kemeja tidur warna putih tipis dan mencepol asal rambutnya,ia keluar kamar.

"Akhirnya datang juga," kata Kejora senang.

"Mana es krimnya ?" tagih Kejora. Sebelumnya ia memang memesan es krim pada Yuka dan dibawakan siang ini.

Yuka menyodorkan kantong yang berisi beberapa buah es krim pesanan Kejora. "Nih,stroberi semua. Kecuali satu vanila buat gue hehe,"

Kejora mengambilnya girang seperti anak kecil. Gadis bertubuh tinggi semampai itu juga seorang penggila rasa stroberi. Kejora memakan es krimnya di sofa. Yuka ikut menikmati es krim di siang hari yang terasa panas itu.

"Gue dengar,kemarin ada masalah ?" kata Yuka membuka obrolan.

"Hm,iya. Anak buah yang mengirim surat ke kakakku tertangkap polisi. Dan sialnya Bintang melarang aku mengirim surat lagi," balas Kejora.

Yuka mengangguk paham dan menyeletuk, "Salah sendiri lapor polisi. Anak buah kita gak mungkin lalai sampai ketangkap polisi kayak kemarin,pasti kliennya yang gak bertanggung jawab dan mengabaikan ancaman."

Kejora menghela nafas kasar dan memutar malas bola matanya. "Ya ya ya,terserah yang punya kekuasaan."

Yuka terkekeh geli. Hening. Tak ada topik pembicaraan lagi. Sampai Kejora menanyakan sesuatu yang selalu membuatnya penasaran sejak kemarin.

"Umh,Yuka ?"

"Hm ?"

"Apa arti ideal di genggam,ideal di kecup,ideal di telinga ?" tanya Kejora penasaran. Itu adalah kalimat paling membingungkan dari Bintang.

Yuka terdiam membeku,ia menegang. Menghentikan aktivitasnya pada es krimnya,lalu menoleh horor pada Kejora. Ia mengernyit heran dan aneh. Antara menahan tawa dan mau nangis karena otaknya lancar mencerna kode kebangsaan para bangsaters. Mau nangis karena yang bertanya seorang gadis polos korbannya Bintang.

"Dapet dari mana semua itu ?" tanya Yuka tertawa lepas. Ia tertawa terbahak bahak sampai mengeluarkan air mata dan perutnya terasa kaku.

"Kok malah tertawa sih ? Emang lucu ya artinya ?" tanya Kejora lagi membuat tertawa Yuka semakin keras.

Kejora yang malas hanya memperhatikan Yuka tertawa sambil menikmati es krimnya.

"Ahaha,,,, aduh perut gue. Sial ! Itu pasti dari kak Bintang kan ?"

Kejora hanya mengangguk, "jadi,apa artinya ?" tanya Kejora masih penasaran.

"Yakin mau tau ?" tanya Yuka semakin membuat Kejora penasaran.

"Iyaaa,"

Yuka menghadap ke arah Kejora seutuhnya. Ia melirik ke bagian dada Kejora yang berbalut kemeja tipis dengan dalaman yang kelihatan. Ia menunjuk benda itu dan berkata, "Ideal di genggam,gak terlalu besar,gak terlalu kecil."

Kejora mengikuti arah telunjuk Yuka ke dadanya, "What ? Hah ? Sial ! Apa maksudnya ? Kyaaaaa Yukaaaaaa !"

Plak !

Suara nyaring dari tangan Kejora yang memukul paha Yuka dengan keras.

"Aduh," rasa panas,pedih,sakit dan nyeri menjadi satu di pahanya yang kena gampar dari tangan sakti Kejora. Untung bukan tamparan di pipi,bisa bisa pacar absurdnya ngambek 7 hari 7 malam melihat bekas merah di pipinya.

"Sakit bego !" Umpat Yuka meringis.

"Siapa yang ngajarin ?" Galak Kejora melotot.

"Kak Bintanglah,siapa lagi ?" jawab Yuka tanpa beban,seenteng nafasmu.

I Love You,Bastard !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang