20

2.9K 214 7
                                    

"Ayolah. Aku mohon kali ini saja,"kata Kejora memohon masih mengikuti kemana Bintang pergi.

"Tidak,"

Bintang hanya tersenyum kecil mendengarnya. Ia tetap mengacuhkannya. Sampai ia duduk di sofa dan memainkan handphone,Kejora masih setia mengikutinya. Kini ia duduk di sebelahnya masih mencoba membujuknya.

"Kali ini saja,biarkan aku memberitahu keluargaku kalo aku baik baik saja. Aku mohon,"

"Tidak," balas Bintang singkat dan acuh.

Kejora masih tak mau menyerah. Dengan kesal ia mengambil cepat handphone Bintang di tangannya. Mendapat hal itu Bintang menatap tajam pada Kejora. Namun saat melihat Kejora meletakkan handphone nya di meja,Bintang mengangkat sebelah alis menatap Kejora.

"Begini-"

"Tidak !" Potong Bintang cepat dan singkat membungkam Kejora yang hendak ngomong.

Lalu hendak mengambil handphonenya. Namun Kejora menarik tangan Bintang dan menguncinya dengan kedua tangan agar tidak lagi mengambil handphone. Karena ia tau ia akan diabaikan dengan handphone. Tidak ada penolakan ? Kejora bernafas lega melihat Bintang terpaku.

Padahal di diri Bintang telah terjadi bencana besar. Suara detak jantungnya sendiri bisa ia dengar dengan jelas dan tidak karuan. Kini kupu kupu terasa beterbangan di perutnya. Merasakan pergelangan tangannya dipegang erat oleh kedua tangan Kejora. Mungkin denyut nadinya sudah melebihi batas normalnya,karena kini ia merasakan jantungnya pindah ke pergelangan tangannya.

"Sial ! Kenapa tangan gue tremor ?"

"Apakah dia merasakan denyut nadi di pergelangan tangan gue ?"

Tatapan cengo Bintang bertemu dengan manik mata indah milik Kejora. Kejora memiringkan kepala menatap Bintang terheran. Kenapa dia membeku ? Ada yang salahkah ?

"Kyaaaaa,,,,," Teriak Bintang menarik tangannya dari Kejora.

"Astaga !"

Kejora terkejut mengapa tiba tiba Bintang berteriak dan menjauh darinya.

"Apa lo merasakan detak nadi tangan gue ?" Tanya Bintang polos.

Kejora menghela nafas mengatur keterkejutannya.

"Iya. Dia berdetak seperti deg deg deg, sangat cepat. Sangat terasa di tanganku. Apa kamu sedang sakit ?" Balasnya terlewat polos.

Bintang menelan ludahnya dengan susah payah,ia menggeleng kuat. Bisa bisanya ia berubah aneh di depan Kejora. Dimana sikap coolnya.

"Lupakan," ujar Bintang kembali datar.

Kejora hendak membuka mulut hendak mengatakan keinginannya,namun Bintang memotongnya dengan kalimat panjang.

"Hentikan perdebatan ini,gue gak akan biarin lo menggunakan komunikasi. Kenapa ? Karena hal itu akan membuka celah untuk mencari dimana lo,dan gue bersama kelompok gue juga ikut kena. Lo ngirim pesan,mereka bisa melacak nomor dan lokasi. It's big no ! Paham ?" Jelas Bintang panjang kali lebar kali tinggi.

Kejora cemberut,ia memahami hal itu. Lalu ide lain muncul dan dengan antusias ia kembali membujuk Bintang.

"Gimana kalo lewat surat ? Surat tulisan tangan ? Mereka gak akan bisa melacak dan aku bisa mengirim kabar ke kak Rama," kata Kejora tersenyum lebar.

"Sama sama menguntungkan. Aku memberi kabar mereka tanpa tau keberadaanku,dan kamu akan aman. Bagaimana ?" Kata Kejora masih kekeh.

Bintang memijat pelipisnya,ia juga. Tapi entahlah.

I Love You,Bastard !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang