5

4K 319 5
                                    

Intinya gitu :)
Agak gaje 👉👈
Because something in my real life 🙃

Happy Reading
.
.
.
.
.

















Di sisi blok kota,mobil polisi menyebar di jalanan yang mulai kehilangan cahaya matahari. Jalanan mendadak lenggang karena akses lalu lintas ditutup. Semua aktivitas pejalan kaki,kendaraan ataupun transportasi lain tidak bisa berlaku lalang. Hal ini karena mereka sedang dalam misi menangkap buronan legend yang diketahui selesai melancarkan aksi pencurian di sebuah museum.

Berlatar senja yang perlahan akan bergantu dengan malam,kaki lincah Bintang membawanya ke gang yang menuju ruang rahasia milik kelompoknya. Ia menghindari kejaran polisi dan memilih masuk gang diantara gedung gedung tinggi itu. Bukan kalung,ataupun sekoper uang yang ia curi melainkan sebuah uang koin yang berada di dalam kotak.

Langkah Bintang terhenti mendadak setelah sebuah helikopter terdengar semakin dekat di atasnya. Lampu menyorot ke arahnya membuat dia menghalangi cahaya silau itu.

"Shit," umpatnya melihat lelaki berpakaian tentara membidik ke arahnya dari helikopter.

"Apa apaan ini ?" Gumam Bintang seolah adrenalinnya terpacu dengan hal baru dari kepolisian negara untuk menangkapnya.

"Koin,Koin itu,kak. Benda itu terdapat 'chip',mereka melacak melalui benda itu." Suara Chika di telinga Bintang.

Bintang segera mengecek benda itu. Ia membolak balikkan kotak mencari benda kecil sialan itu. Dan ia menemukan benda persegi kecil di bawah kotak,menempel pada kotak.

Dor

Tembakan berasal dari helikopter.

"Arrgghhh,,,," Bintang mengerang kesakitan merasakan panas dan sakit di lengannya.

Peluru panas itu telah bersarang di lengan kanan Bintang. Tangan Bintang seketika lemah dan sakit tak tertahan,kotak itupun terjatuh dari tangannya. Entah karena meleset membidik atau sengaja melukai Bintang dengan perlahan,lelaki di helikopter itu masih membidik ke arah Bintang.

"Kak ? Lo baik baik aja ?"

"Kak ?"

"Gue suruh Kak Kenan turun ke lapangan !"

Terdengar suara Chika yang cemas setelah mendengar tembakan dan kesakitan Bintang.

"Jangan !" Potong Bintang cepat dengan menahan sakit di lengan atasnya.

"Peluru panas di lengan gue,penembak berasal dari helikopter. Gak perlu turun ke lapangan,gue akan secepatnya ke tempat kita." Jelas Bintang sambil mengambil kotaknya cepat menggunakan tangan kirinya. Ia tak dapat menggunakan tangan kanannya. Ia berusaha menghindari bidikan dari atas. Lebih tepatnya ke luar dari zona lampu sorot itu. Ia memanfaatkan gelapnya malam ditengah gang,ia berusaha menghindari cahaya itu. Jika ia keluar dari cahaya itu,penembak di atas tidak akan bisa membidiknya.

"300 meter menuju pintu bawah tanah. Lo akan aman kalo sudah di sana,"

Bintang bergegas keluar dari zona bidikan dari atas. Lari zig zag dari gedung kanan lalu ke gedung kiri. Ia tersenyum puas saat tembakan itu tak mengenai dirinya. Bahkan sempat terlintas dibenaknya meremehkan tentara negaranya sendiri yang tidak becus.

Dengan tangannya yang terasa nyeri namun tak ia hiraukan,ia menuju tempat persembunyiannya. Suara sirine polisi masih berkeliaran di jalan luar gang. Sepertinya semua sisi blok ini akan dipenuhi polisi. Tak ada jalan keluar untuknya sekarang,satu satunya adalah jalan rahasianya itu. Ia bernafas agak lega ketika ia tak melihat helikopter lagi.

I Love You,Bastard !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang