16

2.4K 219 4
                                    

"Ikut gue !" Kata Bintang meraih tangan Kejora.

Kejora ragu ragu,tapi ia nurut. Ia dan Bintang kembali ke lift. Lift yang terbilang mahal karena lift itu dilapisi kaca tebal yang tembus pandang. Dari atas sampai bawah,lift tersebut memperlihatkan pemandangan kota Bangkok dari ketinggian. Kejora melihat ke bawah menyaksikan pemandangan kota pagi hari. Ia tersenyum lepas seolah ia suka dengan ini.

Bintang menatap Kejora yang membelakanginya. Bintang ikut tersenyum melihat Kejora yang antusias memperhatikan pemandangan dari atas.

"Lo gak takut ketinggian ?" Tanya Bintang.

"Sedikit. Ini sangat tinggi,tapi pemandangannya ind-" Kejora berbalik dengan antusias menjawab dengan semangat. Namun ia menghentikan kalimatnya saat menyadari dengan siapa ia berbicara. Ia teringat dengan kejadian terakhir,Bintang penyebab utama kakaknya terbaring di rumah sakit.

Kejora melihat tatapan lembut Bintang,tetapi yang ia rasakan hanyalah kebencian. Ia tidak mempedulikannya,ia justru berubah menatap Bintang benci. Kejora memalingkan wajah melihat kearah lain. Bintang mendengus kesal,ia memilih mengabaikan Kejora dan berbalik sambil memasukkan tangannya ke saku celana. Ya,sebenarnya Bintang sedang memakai setelan jas kasual semi formal. Dia terlihat lebih keren dan berkelas,bahkan ia merasa lebih percaya diri. Umh,ralat sepertinya Bintang selalu percaya diri. Tapi maksudnya kali ini ia terlihat lebih tegas. Bahkan Kejora kali ini sedang menatap Bintang dari belakang.

"Kita akan bertemu dengan paman gue. Gak perlu bicara," ujar Bintang menoleh tanpa membalikkan badan.

Kejora menatapnya datar dan enggan menerima perintah. Entah keberanian dari mana,Kejora melontarkan sebuah kalimat.

"Aku tidak mau," balasnya.

Bintang mengeraskan rahangnya,ia masih membelakangi Kejora menatap pintu lift. Matanya menyorot dingin tidak suka mendengar penolakan. Ia masih mempertahankan posisinya membelakangi Kejora. Ini akan membuatnya tetap sebagai Bintang yang terkenal keras.

"Tidak peduli jawaban lo !" Kata Bintang tanpa menoleh melihat Kejora. Kalimat bernada datar nan dingin itu menusuk gendang telinga Kejora. Kejora menutup rapat mulutnya tak mau mengatakan apapun lagi.

Pintu lift terbuka di lantai dasar,Bintang melangkah keluar diikuti Kejora di belakang. Melihat sekitar yang sepi dan hanya ada beberapa orang,Kejora tak mau menyia nyiakan kesempatan,seperti yang direncanakan kemarin. Kejora melihat pintu keluar hotel,ia segera berlari tanpa sepengetahuan Bintang. Ia hanya perlu keluar dari cengkeraman Bintang,ia tak peduli jika ia akan terlantar di negara orang. Yang ada di otaknya hanya kabur dari Bintang.

Kaki Kejora berlari melewati orang orang yang menempati hotel ini,penjagapun tak seketat di lantai atas tadi. Hanya ada resepsionis dan 1 orang satpam di luar. Kejora tersenyum jalan keluarnya akan mulus.

Tapi,tiba tiba sebuah tangan dari samping menahannya. Kejora yang tersentak menghentikan diri dan mencoba melepaskan. Bukan Bintang,itu adalah salah satu penjaga yang menghentikan Kejora. Kejora yakin ini adalah anak buah Bintang yang mengawasi di sekitar dengan diam diam. Terlihat beberapa orang yang berpakaian sama menuju kemari bersama dengan Bintang. Kejora sekuat tenaga mencoba melepaskan diri sebelum Bintang menghampirinya.

"Lepaskan aku,"

Bugh

Penjaga itu tersungkur karena seseorang memukulnya. Kejora terkejut bukan main,ia menutup mulutnya melihat darah keluar dari hidungnya. Pria itu memegang hidungnya yang terasa patah akibat pukulan majikannya. Ia masih terduduk di lantai memegang hidungnya.

I Love You,Bastard !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang