27

2.3K 208 3
                                    

Bintang menahan tangan Kejora, "Gue gak suka lo menghindari gue dan cuek kayak gini !" Kata Bintang sarkas.

Kejora menatap Bintang datar, "Itu hak aku,"

Kejora melepaskan tangannya dari Bintang dan melangkah pergi mengabaikan Bintang. Namun Bintang kembali mengejarnya dan menghalangi di depannya.

"Tunggu," cegah Bintang membuat Kejora memutar malas bola matanya. Ia menghindari tatapan Bintang dengan mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

Bintang kesusahan mengatakan apa yang ia ingin katakan. Ia sangat menyesal,ya itu tergambar di tatapannya. Namun gestur tubuhnya dan nada bicaranya tidak seperti yang ia rasakan. Ia menghela nafas.

"Gue minta maaf,gue menyesal." Ia mengatakan dengan jelas kalimat maafnya tapi bernada sangat dingin dan terkesan terpaksa di telinga Kejora.

Kejora menatap Bintang malas. Di dalam hati,Kejora terheran heran dengan Bintang. Hanya dia yang menyatakan minta maaf namun dengan nada sarkas seperti itu.

"Kalo gak niat minta maaf,jangan minta maaf. Kesannya terpaksa," kata Kejora tenang dan membuat Bintang terdiam.

Kejora berlalu pergi meninggalkan Bintang yang mencari letak kesalahannya. Menurutnya sudah benar,ia minta maaf karena kesalahannya tempo hari. Ia berbalik menatap Kejora yang membuka pintu kamar. Lalu Bintang mencoba lagi dengan sedikit keras, "Gue menyesal,"

"Gue minta maaf,"

"Jangan menghindari gue,"

"Hei ! Gue minta maaf,"

"Lo maafin gue kan ?"

"Gue menyesal kemarin,"

"Gue minta maaf,"

Bintang mengatakan kalimat bertubi tubi dengan nada yang tidak selaras dengan kalimatnya. Ia mengatakan itu semua dengan penuh semangat namun terdengar datar dan dingin. Tidak ada ketulusan ataupun keseriusan,semuanya datar dan hambar. Seperti tidak pernah mengatakan permintaan maaf dengan tulus,tapi itulah kenyataannya. Bagi Bintang usahanya barusan sudah benar,mengatakan permintaan maafnya. Walaupun ia tidak menyadari jika nada bicaranya terkesan terpaksa.

Hal itu membuat Kejora malas dan tak menggubris Bintang lagi. Sangat tidak nyaman di telinga,justru membuatnya semakin kesal sendiri mendengar kalimat maaf yang tidak serius dari Bintang. Ia justru kembali terpuruk dan larut emosinya saat mengingat kejadian tidak sialan itu.

"Benar benar psikopat !"

"F*ck you ! I hate you," geram Kejora memberi jari tengahnya ke arah pintu yang tertutup. Ia seolah olah memaki Bintang di balik pintu dengan jari tengahnya.

Kejora memijat pelipisnya pusing karena terlalu emosi dengan manusia angkasa tersebut. Ia mengerang frustasi, "Hua...mama,Kejora lelah." Kata Kejora melompat ke tempat tidur dengan tengkurap.

Ingin rasanya ia menangis,jika disaat seperti ini ia teringat dengan sang mama. Ketika ia kesal berlebih tapi tak mampu sampai di level benar benar membenci dengan seseorang,entah kenapa ingatan tentang sosok mama yang ia rindukan sejak kecil muncul. Seperti dengan Bintang saat ini,sudah tau orang yang menyebalkan masih saja berharap perkataan maaf yang benar benar tulus dari seorang Bintang Galexia Atlanta. Seolah mengingatkannya pada sang mama,ia tak bisa kesal ataupun marah karena ia merindukannya juga. Itu adalah mamanya,lalu Bintang siapa ? Kenapa tiba tiba ia merasakan hal yang hampir sama ?

Pikirannya benar benar kacau,mencari cari jawabannya namun tak kunjung dapat. Semuanya terasa diluar logikanya.

"Sadarlah,apa yang dia lakukan kemarin sudah kelewatan !"

I Love You,Bastard !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang