⛔ PERHATIAN⛔
HARAP SEBELUM MEMBACA PART 3 INI DIHARAP SUDAH MEMBACA PART SEBELUMNYA / PART 2 DI AKUN Sthiraa (Akun sebelumnya Ekyliants) KARENA CERITA INI AKAN DI UP DI DUA AKUN DENGAN PART YANG BERBEDA
..
Selamat membaca!!!!!
Indahnya matahari terbit membuat banyak orang tak mau melewatkannya begitu saja. Hanya sekedar menatap pun seakan ada pantulan semangat merasap dalam jiwa.
Tapi berbeda dengan gadis ini, ia masih saja nyaman dengan selimut tebalnya menutupi hingga lehernya.
"Dek! Bangun dek! Ini waktunya sekolah tau." ucap perempuan dewasa yang sudah rapi dengan jas dokter rumah sakit swasta di Jakarta.
"Hmmm.." balasnya tanpa mengubah sedikitpun dari tidur nyenyaknya.
"Hei, Chika sayangnya Ci Shani bangun dong. Nanti kamu telat lho." ucap perempuan dewasa itu Shani sedang sibuk membangunkan adiknya dengan mengusap kepalanya perlahan.
"Pagi Ci Shani." balas Chika dengan suara seraknya lalu sedikit meregangkan badannya.
Belum Shani membalas ucapan selamat pagi adiknya, Chika langsung merasakan nyeri di dadanya menjalar ke lengan, pundak kiri, punggung, leher, rahang, tulang dada, dan tubuh bagian atas. Hal itu membuat Chika ingin merebahkan lagi tubuhnya, tapi dengan cepat Shani menahannya.
"Dek, bersandar ya." pinta Shani setengah panik lalu dengan cepat ia mengambil dan membantu memasukkan untuk dikunyah Chika yaitu obat nitrogliserin berupa aspirin 325 mg yang diresepkan dari dokter yang biasa menangani Chika. Setelah memberi Chika minum, Shani langsung menelpon ambulan untuk menjemputnya menuju rumah sakit.
Setelah Shani melakukan pertolongan pertama lalu dengan sekuat tenaga, ia menggendong adiknya ala bridal style untuk turun dan menuju depan rumahnya. Karena Shani paham adiknya tak punya tenaga untuk sekedar melangkah.
"Chika... Ci Shani mohon jangan tidur, kamu harus tetap sadar." pinta Shani pada Chika dengan sedikit berurai air matanya meskipun Chika tak bisa melihatnya. Dibalik kepanikan Shani, ia harus tetap membuat adiknya untuk tetap sadar.
Suara sirine ambulan yang menggema membuat para pengguna jalan lain langsung berjalan ke tepi beriringan, membuat Shani yang sudah di ambulan hanya bisa menggenggam tangan dengan Chika yang setengah sadar karena lemas dan memberikan kata - kata penyemangat untuk membuatnya tetap sadar menuju rumah sakit.
Sementara di lain tempat, Gracia sedang melakukan evaluasi bulanan di Azalea Dining Restaurant dimana di tempat ini berkonsep fine dining makan ala restoran yang menawarkan suasana mewah terbaik dan pelayanan berkelas.
Pelayan yang menyajikan makanan dengan seragam yang rapi, pengunjung yang datang dengan gaun atau setelan jas, hingga makanan yang disajikan dengan sangat apik. Tak sembarangan orang bisa masuk, karena yang bisa memasuki hanya orang - orang yang sudah melakukan reservasi di hari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - END
FanfictionCinta bukanlah api asmara yang membara Kehangatan angin yang bagai cahaya matahari Oh, cahaya yang panjang, selama nafas berhembus Tanpa perlu ditahan, teruslah engkau bersinar Di malam ketika tak berbintang sekalipun Kau pasti merasakan sesuatu di...