Ada yang mengatakan bahwa jatuh cinta dan mencintai adalah dua hal yang berbeda. Jatuh cinta adalah seiring berjalannya waktu, perasaan yang mendalam ketika jatuh cinta dapat pudar. Sedangkan mencintai menjadi sumber kenyamanan abadi, keamanan emosional, dan kegembiraan yang berkelanjutan.Siang yang cukup terik ini tak menyurutkan Shani untuk mendatangi suatu tempat yang ia rencanakan spontan tadi malam.
"Permisi, Pak Vino Yudha Mahesa ada?" tanya Shani pada resepsionis.
"Sudah ada janji sebelumnya?" tanya resepsionis.
"Sudah." dalam hatinya Shani terpaksa berbohong karena semenjak mereka putus, benar - benar tak ada interaksi apapun.
"Dengan siapa?"
"Teman Vino, Shani Indira." sengaja Shani tak menyebutkan marga keluarga, mewanti - wanti jika orang tua Vino berada di kantor Vino.
Meskipun Vino telah membuatnya kecewa, tapi entah mengapa menyebutkan dirinya sebagai teman Vino masih menjadi hal yang menyakitkan untuk dirinya.
Setelah memperoleh ijin, Shani kini telah masuk ke ruang kerja Vino dan melihat Vino masih duduk sibuk dengan pekerjaannya.
"Vin….."
"Shani, apa yang kamu lakukan disini? Gimana nanti kalau Papa ku liat kamu kesini. Disangkanya aku belum serius putus sama kamu." ucap Vino sedikit tak suka pada sikap Shani yang punya keberanian menemui dirinya di kantor.
"Bisa kita bicara berdua sambil makan siang di luar?" tanya Shani tanpa basa - basi. Ia tak punya waktu banyak.
Vino menghela nafasnya sebentar, sebelum akhirnya memutuskan, "iya, boleh. Kamu bisa jalan duluan ke tempat sushi favorit kamu. Kita nggak mungkin jalan beriringan disini. Aku tetap harus menghargai Chika sebagai tunanganku." jawab Vino akhirnya.
Chika memang belum membuat Vino jatuh cinta dalam pesona seorang gadis cantik seperti Chika. Tetapi ketika disituasi saat seperti ini, ia harus menempatkan dirinya sebagai seorang tunangan Chika. Vino hanya sekedar membuat nama Chika tidak tercoreng didepan karyawannya sendiri.
Keduanya telah sampai ditempat sushi sejak mereka SMA. Lebih tepatnya favorit Shani, karena Shani pecinta makanan sushi.
"Mau pesan apa?"
"2 nigiri dan ice lemon tea." jawab Vino dan Shani berbarengan tanpa sadar.
Sejak awal pacaran, makanan dan minuman yang baru saja dipesan adalah favorit mereka untuk berkencan versi mahal.
"Baik, mohon ditunggu sebentar."
Melihat pelayan tadi telah pergi, kini Shani beralih menatap Vino yang justru sibuk dengan handphonenya. Padahal dulunya Vino selalu melarang ketika sedang ngedate, tak ada yang boleh menyibukkan diri dengan handphone kecuali panggilan darurat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - END
FanficCinta bukanlah api asmara yang membara Kehangatan angin yang bagai cahaya matahari Oh, cahaya yang panjang, selama nafas berhembus Tanpa perlu ditahan, teruslah engkau bersinar Di malam ketika tak berbintang sekalipun Kau pasti merasakan sesuatu di...