PART 7

1.1K 178 14
                                    

Menjelang makan malam, perempuan dewasa itu masih saja fokus pada berkas - berkas yang harus ia selesaikan segera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjelang makan malam, perempuan dewasa itu masih saja fokus pada berkas - berkas yang harus ia selesaikan segera.

"Malam Bu Gracia." sapa seseorang memasuki ruang kerja Gracia.

"Ada apa?" tanya Gracia tanpa mengalihkan pandangannya.

"Sebentar lagi jam makan malam bu. Bu Gracia harusnya sudah kembali ke rumah sakit kan bu? Atau saya antar Bu Gracia pulang ke rumah?" balas Mario sopan.

Gracia menatap jam tangannya. Dan benar, sebentar lagi waktu makan malam. Gracia harus segera kembali ke rumah sakit, sebagai janjinya pada Chika dan agar Shani tak khawatir padanya.

Memikirkan Shani membuat kepalanya sedikit pening, ia kembali ke kantor agar tak mengingat raut muka merasa bersalah Shani tadi siang.

"Yasudah, kamu tolong panasi mobil saya dulu Mario. Saya mau beres - beres dulu." putus Gracia. Ia tak mungkin tega membiarkan Shani tidur dengan overthingkingnya jika ia tak kembali ke rumah sakit menemani Shani menjaga Chika.

"Baik bu. Nanti saya telpon Bu Gracia jika mobilnya sudah siap." balas Mario langsung beranjak keluar dari ruang kerja Gracia.

Tak lama setelah Mario pergi dari ruang kerjanya, Gracia meneguk kopinya lagi yang tinggal setengah cangkir.

Baru saja Gracia selesai merapikan meja kerjanya dan sudah menggenggam tas kerjanya, Gracia langsung jatuh terduduk merasakan nyeri pada ulu hati dan nyeri di tengah dada membuat badannya seketika lemas dan pandangannya mulai gelap akan sekitarnya.

💫💫💫

"Ih adiknya Cici hebat deh, makanannya habis." puji Shani pada Chika yang sudah melahap makan malamnnya hingga tandas, walaupun rasa makannya begitu hambar.

"Apaan sih Ci. Makanan rumah sakit ga ada yang enak tau Ci! Hambar semua!" keluh Chika pada Shani.

"Ya namanya juga buat makanan orang sakit pastinya kadar gula dan garamnya menyesuaikan sakit pasien." jelas Shani sambil memberi Chika minum dan obat yang harus di minum Chika secara rutin.

"Chika takut Kak Gre tambah marah sama Chika kalau Chika nggak ngabisin makanannya." balas Chika mengingat perkataan Gracia. Bahwa ia harus menghabiskan makanannya karena supaya bisa bersyukur masih dapat makan makanan enak.

"Jadi kalau Cici yang nyuruh, ga mau ya." ucap Shani sedikit lesu.

Semenjak Shani resmi menjadi dokter spesialis jantung di Rumah Sakit Gandaria Shani jarang berinteraksi Chika hanya untuk sekedar menemani Chika belajar hingga menemani Chika tidur.

"Ciiii..... Jangan overthingking! Kalau Cici yang minta pun Chika tetep lakuin kok." balas Chika cepat sambil menggenggam tangan Shani erat.

Drrrrttt

Shani tersentak saat handphonenya berdering, Shani langsung cepat menghapus air matanya dan menerima telfon yang masuk.

"Halo ada apa?" tanya Shani tanpa basa - basi.

Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang