Suasana siang lapangan Indoor SMA Binar Mutiara sedang ramai karena diisi dengan para perempuan da para laki - laki berkaos jersey kebanggan SMA Binar Mutiara sedang berkumpul untuk latihan karena esok hari yang mereka akan lomba pada Developmental Basketball League (DBL) 2030. Sementara tim basket putra ikut menonton karena setelahnya adalah bagian mereka untuk latihan.
"Untuk itu, kalian pemanasan dulu selama 10 menit dan 5 menit pendinginan, baru kalian bisa latihan yang terbagi menjadi 2 tim." pinta pelatih sebelum ke pinggir lapangan.
Setelah pemanasan membuat Ara cukup berkeringat, Ara menghampiri Chika menonton dirinya dari pinggir lapangan. Bagaimana bisa Chika bisa menonton Ara? Karena SMA Binar Mutiara akhirnya memutuskan untuk hanya memberikan tugas selama event ini dijadwalkan padat untuk latihan tapi wajib ke sekolah seperti biasanya.
"Makasih Chika." ucap Ara tersenyum pada Chika setelah memberinya minum juga membersihkan keringat di wajahnya.
"Sama - sama sayang." balas Chika malu - malu mengucapkannya.
Tiba - tiba lagu Hot Sauce - NCT Dream itu terdengar nyaring, keduanya hapal bahwa itu nada dering handphone Ara. Buru- buru Ara mengangkatnya karena pasti yang menelpon dirinya adalah salah satu dari kedua kakak Chika.
"Halo-----" ucap Ara belum menyelesaikan sudah terpotong oleh suara yang menyebut namanya menahan tangis.
"Araaaa.. " Ini suara Gracia. Tapi kenapa seperti habis menangis.
"Kamu sama Chika kan? Tolong temani Chika sampai ke Rumah Sakit Permata. Shani kecelakaan, kakak baru akan berangkat. Tolong ya Ara." tambah Gracia terdengar berusaha tegar lalu langsung menutup telponnya dengan Ara.
Deg.
Ara yang masih syok, ia masih menggenggam erat handphone menahan air matanya menatap Chika yang masih tersenyum manis padanya.
Ara seketika langsung menguasai perasaannya, Ara bergegas berlari menuju pelatihnya lalu mengajak Chika pergi dari lapangan Indoor sekolah mereka yang membuat timbul pertanyaan dibenak para siswa siswi lain termasuk Sholeh yang melihat curiga pada keduanya yang tergesa - gesa keluar. Sementara Chika yang digandeng Ara erat hanya bisa mengikuti dan tak berani bertanya melihat wajah panik Ara.
💫💫💫
"Vitaminnya udah semua deh kayaknya."
"MISIIIII….MISIII." teriakan para perawat yang berada dikoridor yang mendorong cepat bangsal yang diatasnya seseorang yang membutuhkan pertolongan medis.
"Shani….." ia tak sengaja menjatuhkan plastik berisi vitamin yang ia bawa setelah melihat seseorang yang dikenalnya diatas bangsal sedang terluka dan di dorong oleh para perawat terburu - buru.
Ia langsung mengikuti langkah perawat yang membawa Shani ke UGD.
Terdengar derap langkah cepat seseorang lain mendekatinya membuatnya ia mendongak menatap orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - END
FanfictionCinta bukanlah api asmara yang membara Kehangatan angin yang bagai cahaya matahari Oh, cahaya yang panjang, selama nafas berhembus Tanpa perlu ditahan, teruslah engkau bersinar Di malam ketika tak berbintang sekalipun Kau pasti merasakan sesuatu di...