Vino berhenti sejenak dan menatap kembali rumah yang pernah memberikannya kehangatan sebelum keserakahan harta itu datang menjemput paksa kebahagian keluarga nya.
"Kak Cindy, maaf Vino nggak bisa tinggal lama - lama disini untuk jagain Mama kayak dulu lagi. Aku capek kalau keberadaanku di hargai hanya demi menuruti obsesi Papa, doakan aku kuat kak." batin Vino sebelum akhirnya benar - benar pergi.
💫💫💫
"Udah mau satu bulan, tapi kita ga pernah nemuin hilal mereka dimana." keluh seorang laki - laki menatap langit sore yang akan beranjak malam.
"Mereka ninggalin kita tanpa kabar bukan karena kecewa kan sama kita?" tanya laki - laki lain yang kini duduk disebelah laki - laki itu juga.
"Kita nggak pernah marah sama semua hal yang mereka lakuin, bahkan kita selalu ada untuk mereka." timpal perempuan itu menyakini semua pertanyaan dalam benak sahabatnya dan kekasihnya.
Mereka adalah Sholeh, Aldo dan Indah yang sampai saat ini masih menghabiskan waktu bersama. Meskipun Sholeh harus menjadi nyamuk diantara Aldo dan Indah tapi terkadang pertemuan ini yang mereka rindukan setelah kelulusan sekolah mereka.
Ketiganya memutuskan untuk berada dilingkungan yang sama meskipun harus berbeda pilihan.
Sholeh, memilih jurusan teknik mesin karena ia tak tau harus memilih jurusan apa selain itu.
Aldo, pewaris tunggal kekayaan Pratama Group menjadikan Aldo tak punya kuasa memilih jurusan selain Bisnis.
Ia jadi teringat pembicaraan Papanya kala ia memilih jurusan kuliah.
"Kamu sudah memutuskan jurusan apa?" tanya Papa Aldo begitu tenang.
"Aldo mau jurusan seni Pah. Itu kesukaan Aldo." jawabnya pelan.
"Jurusan seni takkan membuat mu tetap bisa hidup nyaman seperti sekarang Aldo. Dan jangan lupakan sebuah fakta bahwa kamu pewaris tunggal Pratama Group." balas Papa Aldo mengintimidasi.
"Pah, tolong jangan larang Aldo memilih apa yang dia suka, kan ada aku Pah." jawab Anin membantu Aldo.
"Anin, saya tau kamu adalah kepercayaan terbaik saya, baik untuk perusahaan dan keluarga Pratama. Tapi mengingat status kamu hanya sebagai kakak angkat Aldo, itu tidak bisa menjadikan kamu sebagai penerus Pratama Group." balas Papa Aldo setenang mungkin.
Anin hanya tertunduk lesu karena ia tak bisa membantu Aldo.
"Aldo mau jurusan bisnis tapi ada syaratnya." pinta Aldo.
"Apa? "
"Aldo mau sahabat dan pacar Aldo papa biayai seluruhnya baik kuliah atau seluruhnya di kampus pilihan Papa." jawab Aldo.
"Nggak masalah. Mau di Indonesia apa luar negeri?"
"Indonesia aja Pa."
"Deal."
Papa Aldo benar - benar menempati janjinya setelah Aldo lolos masuk di Jurusan Bisnis di salah satu swasta terbaik di Jakarta.
Dan terakhir Indah, kekasih Aldo Fitra Pratama.
Indah memilih jurusan bahasa inggris karena cita - cita nya menjadi guru sejak ia masih kecil.
Walaupun ketiganya memilih jurusan yang berbeda, ketiganya tetap berusaha kumpul hampir setiap harinya baik di jam makan siang atau makan malam entah bergantian di rumah siapa saja atau di luar sesuai mood.
"Ada juga berita buruk yang harus kalian tau." ucap Aldo.
"Kenapa?" tanya keduanya sedikit khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - END
FanfictionCinta bukanlah api asmara yang membara Kehangatan angin yang bagai cahaya matahari Oh, cahaya yang panjang, selama nafas berhembus Tanpa perlu ditahan, teruslah engkau bersinar Di malam ketika tak berbintang sekalipun Kau pasti merasakan sesuatu di...