Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian atau pengorbanan
.
.
.
.
.
.
Beberapa menit sebelum Chika dan Ara bertemu Gracia...
Acara kelulusan murid kelas 12 SMA Binar Mutiara telah berakhir, para orang tua telah pulang bersama anak - anaknya tetapi sebagian masih berada di sekolah karena urusan sekolah yang belum selesai.
"Bu Sisca dimana Ara dan Chika? sebentar lagi kita akan melakukan sesi wawancara." tanya Melody yang kini berdiri dari kursi yang sebelumnya ditempati banyak anggota yayasan dan donatur sekolah.
"Mungkin sekarang masih nunggu di backstage Bu, tadi saya liat terakhir mereka ijin ke toilet." jawab Ibu Sisca.
"Suruh mereka untuk segera siap - siap." perintah Bu Melody.
Tak ingin membantah, Bu Sisca bergegas pergi menuju backstage menemui kedua muridnya itu yang tahun ini mendapat beasiswa.
Sementara itu ketiga teman Ara masih nongkrong di parkiran. Belum ingin pulang. Lagipula setelah ini mereka tak punya tanggungan apapun.
"Gak nyangka gue, si Ara bisa rangking dua dan dapat beasiswa di National University of Singapore (NUS) Jurusan Bisnis pula. Gilaa keren. Gue kira dia cuma jadi beban keluarga." canda Sholeh, ia tak bermaksud mengejek Ara, ia hanya heran.
"Ya siapa tau dia makin rajin. Apalagi lo semua tau kan tuntutan bokapnya kayak apa." tambah Indah mengenang Ara ketika ia mengunjungi Ara, gadis tomboy itu selalu belajar padahal setelahnya ia harus pergi bekerja.
"Yang masukin jurusan Ara dan kampus mana itu bokapnya Ara sendiri. Bukan Ara." ucap Aldo yang sedari tadi diam mendengarkan perdebatan kedua temannya.
"Kok lo bisa tau?"
"Kak Anin." balas Aldo. Ia kini memakai helmnya. Ia tak datang bersama Anin.
"Kak Anin kenal sama yayasan Do?" tanya Sholeh.
"Kak Anin mau daftarin gue di jurusan dan kampus yang sama kayak Ara, tapi pihak sekolah sama kampus sana nolak karna ternyata Ara sama Chika udah didaftarin dari beberapa bulan sebelum Ujian kelulusan." jawab Aldo.
Chikaaaaaaaa!!!
Araaaaaaa!!!
Ketiganya saling menoleh ketika mendengar teriakan itu. Ketiganya langsung berlari ke sumber suara. Penasaran.
Di depan backstage sudah ramai beberapa orang mengerubuni area pintu masuk backstage.
"Jelaskan sama saya Bu Sisca, kenapa mereka berdua bisa nggak ada?" marah Melody ketika melihat di backstage tak ada Ara dan Chika. Hanya beberapa panita yang sedang membereskan peralatan acara hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - END
FanfictionCinta bukanlah api asmara yang membara Kehangatan angin yang bagai cahaya matahari Oh, cahaya yang panjang, selama nafas berhembus Tanpa perlu ditahan, teruslah engkau bersinar Di malam ketika tak berbintang sekalipun Kau pasti merasakan sesuatu di...