12. Second Daddy

1.6K 228 45
                                    

Vote & Comment 💬

.

.

.

Chanyeol merasa cukup dapat bernapas lega karena Kyungsoo mampu menanggulangi beberapa tunggakan di rumah yang sempat mengalami kenaikan usai pemerintah menetapkan kebijakan baru sejak pergantian para menteri. Hanya saja, ibu satu anak itu masih saja latah setiap bergelut dengan peralatan dapur. Entah sudah berapa kali Chanyeol memerintahkannya untuk terbiasa memasak sendiri tapi akhirnya selalu ada saja kegaduhan yang dibuat wanita itu. Meledakkan microwave, contohnya. Chanyeol tak tahu bagaimana asal-usul microwave dibuatnya meledak sampai-sampai Sooyeol menangis-nangis berlarian keluar ruang makan dan mengira ada bom dari penjahat.

Sudah cukup. Chanyeol tak mau ada lagi barang dapur yang tewas karena ulah Kyungsoo jadi mulai saat ini wanita itu tak boleh berkutat di dapur untuk membuat sesuatu yang tak bisa ia masak. Dan pagi ini, seperti biasa Chanyeol yang membuatkan sarapan untuk Kyungsoo dan Sooyeol sebelum pergi bekerja.

Tak berbeda dari hari biasanya, lagi-lagi, selalu saja ada yang di ributkan olehnya dengan Kyungsoo setiap berhadapan di meja makan. Hanya saja, mengingat sang putri kecil mereka sudah beranjak 3 tahun lebih, mereka sedikit demi sedikit mulai menjaga emosi agar tak terjadi keributan besar di rumah --walau hingga saat ini percekcokan masih saja sering mereka lakukan.

"Pasal 3. Dilarang mengusik urusan pribadi." kecam Kyungsoo penuh makanan ketika sedang merapikan piring-piring kotor di atas meja.

Chanyeol berdecak, berdiri lalu berjalan mengikuti Kyungsoo ke dapur. "Tapi ini menyangkut Sooyeol! Jika kau bekerja dan aku bekerja, siapa yang akan mengurusnya? Kau mau menelantarkan anakmu?!"

Kyungsoo mendelikkan matanya sesaat usai meletakkan piring di wastafel. "Kecilkan suaramu. Sooyeol akan dengar." Bisiknya tajam. Belum lama ia berbalik menghidupkan keran, tangan Chanyeol meraih lengannya.

"Kyung--"

"Pasal 4. Jangan sentuh!"

Chanyeol mendengus keras setelah Kyungsoo menghentakkan lengan. "Kyungsoo. Aku tak akan ikut campur kalau saja ini tak berpengaruh ke anakku. Kau mengurus lamaran pekerjaan di perusahaan Jaehyun tanpa sepengetahuan siapapun dan tiba-tiba saja berkata bahwa kau akan mulai bekerja hari ini. Setidaknya kau harus membicarakannya denganku. Aku sedang ada proyek penting yang tak bisa ditunda. Tak ada yang bisa menjaga Sooyeol jika kita sama-sama bekerja."

"Chanyeol, Jaehyun tak menawariku pekerjaan yang berat. Aku hanya bekerja sebentar sehari dan dalam seminggu aku punya banyak waktu luang. Tak ada gunanya aku masuk perguruan tinggi jika pada akhirnya tak kugunakan. Lagipula Jaehyun hanya memintaku mengisi posisi staf biasa."

"Tak bisakah kau hanya fokus menjaga Sooyeol di rumah? Dia masih kecil dan tidak bisa ditinggal orang tuanya sebentar saja. Aku sudah memberimu cukup uang, kan? Kau masih merasa kurang?"

"Iya, aku merasa kurang. Kau dan aku akan berakhir dua tahun lagi. Aku akan mengumpulkan uangku sendiri agar bisa melawanmu di pengadilan untuk mengambil hak asuh Sooyeol. Aku harus memulai karirku dari sekarang untuk anakku."

Chanyeol memejam geram, berjalan cepat mengikuti Kyungsoo yang melangkah keluar dapur dan ruang makan, melewati Sooyeol yang saat ini masih duduk diam di kursinya dengan mulut bersimbah saus tomat.

"Kyungsoo! Yak!"

"Sudah berapa tahun kau hidup di rumah ini? Kau masih belum juga hapal peraturannya? Lepaskan aku!" Kyungsoo menyingkirkan tangan Chanyeol yang mencengkram pergelangannya.

The Sweetest Disaster - END [ ChanSoo GS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang