27. Fifth Year

1.8K 237 26
                                    

Vote & Comment 💬

.

.

.

Chanyeol menyesali kelalaian bahwa ia tak dapat pulang sesuai waktu yang ia janjikan hari ini.

Beberapa saat lagi jarum jam mendekati larut malam. Orang-orang yang menemani Kyungsoo di rumah mungkin sudah pulang sejak beberapa jam lalu. Terlihat dari lantai teras yang bersih dari sepatu para tamu, juga lampu ruang tengah yang nampak padam.

Di ambang pintu kamar, sejenak Chanyeol termenung. Perasaan tak karuan yang mengusik benaknya seharian ini seketika berangsur tenang. Senyuman kecil sontak terulas saat matanya tak bosan menjatuhkan pandangan pada wajah-wajah damai yang lelap di depan sana.

Dua bocah kecil yang menciptakan kebisingan sepanjang waktu itu kini tertidur dengan dengkuran pulas. Membuat Chanyeol tak hentinya merasa beruntung, serta tak pernah menyangka akan menikmati pemandangan manis itu saat ini.

Dan juga.

Jangan lupakan keberadaan wanita itu. Istrinya.

Orang lain mungkin tak akan dapat menerka bagaimana cerita mereka berdua bisa bertemu, bahkan menikah, lalu memiliki dua anak yang menggemaskan.

Yang jelas...

"Aku bahagia menikah denganmu."

Kyungsoo membuka mata, melihat Chanyeol berbaring di hadapannya, menyapa dengan senyum hangat di sela bisikan itu.

"Aku juga..."

"Kenapa masih belum tidur?" Chanyeol mengusap surai istrinya dengan halus.

Kyungsoo menggeleng. "Aku sedikit pusing."

Chanyeol mengulurkan tangannya, memeriksa kening dan leher wanita itu, kemudian menatap cemas. "Badanmu hangat. Kau kelelahan?"

Kyungsoo mengangguk dengan gumaman pelan, lalu mendekatkan tubuhnya untuk memeluk pria itu. "Katamu kau pulang lebih cepat."

"Maafkan aku."

Dalam pelukan Chanyeol, Kyungsoo mengangguk kembali. "Aku mengerti."

"Sebagai gantinya, bagaimana jika besok aku menemanimu di rumah?"

Kyungsoo mengangkat wajahnya, sejenak termenung menatap Chanyeol yang tak bosan mengusapkan jemari di keningnya disertai senyum hangat. Terdiam beberapa saat, setelahnya Kyungsoo mengangguk senang.

Ibu jari Chanyeol turun mengusap pipinya. Dan seperti yang wanita itu tahu, jarak antara mata mereka semakin dekat. Chanyeol menyapu bibirnya dengan lembut sembari merengkuhnya erat. Kyungsoo meremas kerah kemeja pria itu, lalu di detik berikutnya melenguh ringan ketika kecupan Chanyeol berpindah menyambar tengkuknya.

Deru tak biasa mulai menyerang di balik rusuk wanita itu. Walau hampir setiap hari Chanyeol selalu memanjakannya dengan perlakuan halus, rasanya Kyungsoo masih belum bisa mengendalikan jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat tiap kali berada di dekat pria itu. Seluruh tubuhnya akan menegang setiap Chanyeol memberi sentuhan yang candu walau hanya membelai dengan ujung jemarinya.

"Chanyeol--" Napas Kyungsoo terjeda, seraya kedua tangannya menahan dada Chanyeol ketika sadar bahwa pria itu telah menanggalkan hampir seluruh kancing pakaian tidurnya.

Mata cantik Kyungsoo yang menatapnya pasrah adalah hal yang membuat Chanyeol menggila beberapa waktu ini. Kalau saja Kyungsoo tak memanggil, mungkin Chanyeol saat ini sudah meloloskan semua kain yang menutup tubuh wanitanya itu.

The Sweetest Disaster - END [ ChanSoo GS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang