15. The Little Tears

1.7K 246 60
                                    

Vote & Comment 💬

.

.

.

"Kyungsoo"

"Kyungsoo..."

"Kyungsoo!"

Suara berat itu tak henti memanggil, otomatis membuat Kyungsoo perlahan-lahan mengerjap dengan kening yang tampak membentuk kernyitan kecil. Sepasang maniknya menyorot Chanyeol dengan bingung, juga menahan sakit. Lirikannya yang sekilas mengarah pada tangan Chanyeol yang menggenggam halus bahunya, kini beralih mengedar seluruh penjuru ruang. Tak ada siapapun di sana selain mereka berdua.

"Tunggu. Aku panggilkan dokter."

Tangan kanan Kyungsoo dengan lemah menggenggam pergelangan Chanyeol, menahan suaminya itu untuk berdiri. Kyungsoo menghela napasnya, menggelengkan kepalanya pelan lalu disusul dengan mulutnya membuka suara lirih. "Panggilkan Sooyeol."

"Dia masih pergi bersama Zitao noona sebentar. Aku harus panggilkan dokter untuk memastikan keadaanmu."

"Nanti saja. Aku tak apa."

"Jangan risau. Dokter hanya akan memeriksa kondisimu."

"Bukan itu. Aku sungguh baik-baik saja. Tetaplah di sini. Temani aku sebentar."

Pandangan Chanyeol mengarah pada tangan Kyungsoo yang menggenggamnya dengan sedikit bergetar. Lalu ditatapnya mata sayu istrinya itu beberapa saat, terdiam dalam suasana senyap, hingga akhirnya dengusan kecil keluar dari bibirnya.

Bagaimana bisa wanita itu baik-baik saja? Laporan kesehatan bahkan memaparkan bahwa lambungnya berada pada titik yang cukup lemah, bersamaan dengan suhu tubuhnya yang meningkat dikarenakan demam tinggi. Chanyeol melihat sendiri bagaimana istrinya itu mengeluh kesakitan begitu terbangun di mobil saat dalam perjalanan menuju rumah sakit-- dan kemudian kembali pingsan ketika digendong memasuki rumah sakit.

Dan lihat sekarang bagaimana Kyungsoo begitu menahan rasa nyeri pada penyakitnya. Wanita itu tak berada dalam kondisi membahayakan, tetapi Chanyeol tak bisa membayangkan istrinya itu merasakan sakit dalam kondisi lemah seperti saat ini.

Kyungsoo mengerjap pelan ketika tangan Chanyeol bergerak menyentuh keningnya, lalu beralih mengusap pelan kepalanya. Ia memandangi senyuman tipis suaminya itu, yang kemudian membuka bisikan kecil.

"Tak akan lama." bisiknya, berjalan cepat meninggalkan ruangan untuk bergegas memanggilkan seorang dokter.

Kyungsoo memandang punggung Chanyeol yang menghilang dari balik pintu. Senyuman yang baru saja dilihatnya itu tiba-tiba saja melekat, merekat kuat pada ingatan, terus menerus membayang pada pikirannya.

Kyungsoo memegang keningnya, merasakan rasa sakitnya berangsur berkurang setelah tangan Chanyeol menyentuhnya. Setelah itu matanya terpejam dengan deru napas memberat. Ia membisik lirih pada dirinya sendiri.

"Tadi itu... apa?"

.

.

.

Melihat keluarnya dokter dan suster dari ruangan, Zitao sontak berlari dengan Sooyeol yang menggenggam sebatang cokelat susu dalam gendongannya. Ia masuk ke sana dalam keadaan panik, lalu akhirnya mendengus lega melihat Kyungsoo sedang duduk menyandar pada kepala ranjang sambil menenggak segelas air putih. Sementara Sooyeol seketika memekik, memanggil ibunya dan memberontak dari gendongan Zitao untuk meminta diturunkan.

The Sweetest Disaster - END [ ChanSoo GS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang