23. Special Gift

1.9K 249 47
                                    

Vote & Comment 💬

.

.

.

Umumnya, seorang anak gadis seusianya akan memilih sepaket permainan boneka bila ditawarkan satu permintaan menggiurkan dimana ia boleh memilih apa saja yang diinginkan. Tetapi Sooyeol mungkin tak selamanya menjadi salah satu dari semua anak gadis cerewet di dunia ini yang sejatinya hanya terbesit kata 'mainan!' ketika sudah diiming-imingi hadiah, walaupun dia mungkin adalah yang paling cerewet diantara yang lain.

Chanyeol mengusulkan untuk membeli miniatur rumah-rumahan berukuran besar yang dulu sempat Sooyeol impikan bahkan sampai menangis selama dua hari karena tidak dipenuhi. Akan tetapi, kali ini Sooyeol memberi penolakan. Dia tak lagi menginginkan itu, atau segala macam sejenisnya.

"Kalung kucing!"

Sekali lagi, Chanyeol mengernyit heran.

"Iya, Daddy! Kalung kucing! Yang ada lonceng!"

"Untuk apa?"

"Untuk dipakai Chansoo dan Sooyeol!"

Kalung kucing? Untuk apa mereka memakai itu? Chanyeol kembali diam untuk mencerna. Hingga sesaat setelahnya Kyungsoo menjelaskan maksud dari perkataan Sooyeol, kemudian Chanyeol mengangguk paham dengan kekehan kecil.

Keinginan Sooyeol tentu saja merupakan permintaan yang mudah, juga permintaan yang memiliki banyak makna hangat dibaliknya yang membuat Chanyeol seketika mengacak surai lembutnya dan menciumi gadis itu gemas.

Malam itu, Chanyeol dan Kyungsoo kembali untuk memenuhi apa yang Sooyeol inginkan. Di dalam ruangan, Zitao sedang tertidur pulas di sofa seperti biasa, dan di tempat tidur nampak Sooyeol sedang menyuapi Baekhyun dengan potongan apel hijau.

Sooyeol bersorak ketika mengetahui orang tuanya kembali. Ia membuka plastik yang dibawa oleh Kyungsoo, yang berisi dua buah kalung kucing dan beberapa makanan kucing yang terbuat dari olahan tuna.

"Mommy, Daddy, ayo main dengan Chansoo!" seru Sooyeol setelahnya.

"Sudah malam, Sooyeol. Besok saja, ya?" Bujuk Kyungsoo.

"Mau sekaraaang!"

"Sooyeol..."

"Sekarang!"

Lengkingan memekik itu ampuh membuat Kyungsoo dan Chanyeol terpaksa mengiyakan keinginan Sooyeol daripada harus kerepotan menghentikan rengekan kencangnya yang bahkan dapat terdengar hingga keluar ruangan. Tentu saja itu cukup mengganggu, terutama pada seorang kakek penderita asam lambung di kamar sebelah yang cukup pemarah pada anak-anak.

Dalam gendongan Chanyeol, Sooyeol panjang lebar berkisah segala hal tentang Chansoo kepada sang ayah sepanjang mereka bertiga menyusuri koridor. Entah itu tentang kepala Chansoo yang botak, kantung matanya yang bak panda kurang tidur, kulit pucatnya yang seperti hantu, atau hal lainnya tentang Chansoo.

Kyungsoo hanya menyembunyikan senyum tipis di belakang mendengarkan Sooyeol yang begitu bersemangat pada sahabat barunya. Hingga kemudian ia berhenti melangkah ketika di seberang sana seorang wanita paruh baya nampak keluar dari pintu. Itu ibunya Chansoo.

"Selamat malam, bibi." Kyungsoo mempercepat langkah untuk menghampiri, tanpa lupa untuk memberi salam menunduk dengan sopan.

"Ah, ya. Kau..."

"Aku ibunya Sooyeol."

"Oh, kau? Chansoo sudah mengatakan tentang Sooyeol pada kami. Apakah ini Sooyeol? Dia cantik sepertimu."

The Sweetest Disaster - END [ ChanSoo GS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang