01. Night incident

13 2 0
                                    

Minggu,11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu,11.00

Gabriel pov

Pertengahan malam sudah akan tiba, jam yang biasanya sudah menjadi waktu untuk terlelap bagi semua orang, tetapi tidak untuk ku. Malam ini kuhabiskan waktu ku dengan mengerjakan semua tugas kuliah yang tidak sempat ku kerjakan, karena latihan ice skate ku yang terlalu padat. Tapi bukan berarti aku membolos dari mata kuliah ku.

Mata ku sebenarnya sudah sangat berat sekarang tetapi tugas ini harus sudah dikumpulkan besok, karena sudah batas akhir nya. Jadi mau tidak mau aku harus tetap mengerjakan nya. Jam per jam, menit per menit sudah ku lewatkan, tanganku masih sibuk saja menekan tombol keyboard di laptopku. Hingga akhirnya tiba di kalimat terakhir tugasku.

" ayoo, dikit lagii!" gumam ku

" YESSS!"Seruku, saat tugas yang dari tadi ku kerjakan akhirnya selesai juga.

Aku menyandarkan tubuh ku pada sandaran kursi, sambil merengangkan jari jari ku yang terasa sangat kaku karena terlalu lama mengetik. Aku memandang ke arah luar jendela kamar apartemen ku, mengistirahatkan mataku sejenak karena sedari tadi terus terfokus pada layar laptop di depan ku. Melihat pemandangan lampu gedung-gedung yang menjulang tinggi di sekitar gedung apartemen membuat mataku terasa lebih segar.

Aku melirik kearah jam yang berada di atas meja belajar yang sudah menunjukan pukul 11.15 pm.

"Gila 5 jam, pantesan tulang gue rasanya kayak mau patah."

Aku berniat berdiri, untuk membereskan peralatan yang berserakan di atas meja, namun saat akan berdiri aku tertahan karena merasakan perih di bagian perutku.

"Aww." pekik ku tertahan, saat merasakan perutku sakit seperti ditusuk.

Aku menepuk jidat ku. Aku baru teringat sekarang kalau dari tadi aku sama sekali belum ada menyentuh nasi sedikit pun . Aku hanya membuat secangkir kopi untuk menemaniku bergadang.

Aku bergegas meraih jacket yang tergantung di kayu penggantung dekat pintu kamar, karena di luar pasti sedang dingin sekarang apalagi aku hanya memakai pajamas tidur yang tipis. Tak lupa juga aku mengambil dompetku yang tergeletak di atas meja nakas.

Aku berniat untuk pergi ke minimarket 24 jam yang berada di lantai dasar apartemenku. Karena stock makanan di kulkas yang hanya tingal tersisa 1 butir telur dan beberapa minuman yang memang selalu ku sediakan di dalam kulkas. Jika membuat omelete, itu pun tidak akan membuat perutku akan terasa kenyang.

-G-


Ting!

Setelah pintu lift terbuka, Gabriel berjalan di koridor yang sepi, melewati kolam renang yang memang difasilitaskan untuk para penghuni apartemen disini. Matanya berkeliling melihat gedung apartemen tetangga nya yang melingkari kolam renang, hampir semua sudah mematikan lampu ruangan mereka. Gabriel keluar dari lobby untuk menuju ke minimarket yang berada di luar sebelah cafe apartemennya.

Hawa dingin langsung menerpa kulitnya walaupun dia sudah menggunakan jacket yang cukup tebal, tapi hawa dinginnya masih tetap terasa masuk ke sela sela jacketnya. Gabriel bergegas berjalan ke arah minimarket karena dirasanya perutnya semakin sakit, Maag nya pasti kambuh lagi.

Dilihatnya jalanan sudah sepi, tak banyak orang yang berada di luar saat ini, karena mengetahui ini sudah sangat larut malam, tapi Gabriel tidak terlalu takut dengan hal itu. Gabriel merupakan seorang gadis yang cukup mandiri dan pemberani di usianya. Dia sebisa mungkin melakukan kegiatannya tanpa harus meminta bantuan orang lain.

'Kalo masih bisa sendiri kenapa harus meminta bantuan orang lain'. Itu adalah salah satu Motto dari seorang Gabriel.

-G-

Saat sudah berada di dalam supermarket Gabriel hanya melihat seorang kasir perempuan yang tengah tersenyum kepadanya, dan seorang pria yang serba berpakain hitam dengan memakai topi yang terlihat sedang memilih minuman di bagian pendingin yang berjejer di sudut.

Tapi Gabriel tak menghiraukan itu, dia berjalan ke arah rak Mie instant mengambil salah satu mie cup yang akan diseduhnya di dispenser yang sudah disediakan supermarket dan tidak lupa juga dengan sepotong roti yang akan dimakannya nanti.

Setelah membayar semua belanjaan nya di kasir, Gabriel memilih duduk di bangku yang berjejer dengan meja bundar kecil yang berada di depan supermarket. Karena hanya di situ saja yang tersedia tempat duduk saat ini.

Slurpp,

Entah kenapa, tapi Gabriel sangat suka menyeruput mie nya dengan mengeluarkan suara. Dia pernah membaca di salah satu artikel, katanya kalau di Jepang menyeruput mie dengan suara sekeras mungkin, merupakan bentuk pujian untuk rasa makanan yang enak.
Gabriel yakin pasti dirinya sekarang terlihat seperti seekor anjing yang kelaparan.

Ngomong-ngomong soal anjing Gabriel teringat dengan rubby anjingnya yang sudah menemaninya sejak dia masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Rubby dititipkan di rumah mamanya minggu lalu karena Gabriel tau dia tidak akan bisa mengurus rubby karena dia cukup sibuk selama sepekan akhir ini.

"Uhukk uhukk"Gabriel memukul mukul dadanya.

Ketika dia ingin menelan mienya dia tersedak oleh kuah mie yang cukup pedas. Gabriel panik sekarang pasalnya dia lupa mengambil air tadi.

"Sial!" umpatnya dalam hati, dia merutuki dirinya yang sangat bodoh.

Saat dia sibuk memukul dadanya berharap tersedak nya bisa mereda, memang terdengar konyol tapi dia refleks melakukannya, tiba - tiba sebuah tangan terjulur di hadapannya seperti tengah menyodorkan nya sebotol air. Dia melirik ke atas dan mendapatkan bahwa yang menyodorkan nya air itu ternyata adalah seoarang pria yang tadi dia lihat ditengah supermarket dengan pakaian serba hitamnya.

Tanpa basi-basi Gabriel langsung menerima sodoran air tersebut dan langsung meminumnya.

"Terima kasih ya-Loh?"

Sebelum Gabriel menyelesaikan kalimat nya itu, dia sudah tidak melihat keberadaan pria yang berbaik hati menyodorkan nya air tadi.

Gabriel mengernyitkan alisnya "Lah Kok hilang?" Bingungnya sendiri.

Gabriel menengok ke belakangnya, dia melihat pria itu sudah menyeberang ke seberang jalan, dan berjalan menjauh darinya.
Gabriel terheran sebentar, tapi dia dengan cepat menghiraukan nya dan menyeleruput kembali mie nya yang sudah mulai dingin.

"Ganteng sih, alisnya tebel." gumamnya. Dia tadi hanya melihat sekilas wajah dari pria tersebut.
Plak! suara tamparan dari Gabriel pada mulutnya.

"Gila lo Geby, sadar. Kalo di denger Gavin bisa dipecat lo jadi pacarnya." runtuknya pada dirinya sendiri.

-G-

Setelah Gabriel kembali dari supermarket tadi, dia langsung mencuci mukanya dan meng-applykan sedikit skincare di wajahnya, Gabriel merebahkan dirinya di kasur yang empuk miliknya.

"Akhirnya gue bisa tidur juga" Ujar Gabriel sambil meregangkan tubuhnya di atas kasur.

Namun sebelum Gabriel memejamkan matanya dia teringat dengan seorang
pria yang tadi menyodorkan nya minuman.
Gabriel seperti tidak asing dengan wajah pria itu, dia tampak seperti orang yang pernah dekat dengannya tapi dia tidak tau siapa itu.

Ah-sudahlah tidak ingin berfikir terlalu lama, matanya sudah berat sekarang ini. Gabriel menarik selimutnya untuk menyelimuti tubuhnya lalu mulai memejamkan matanya bersiap untuk pergi ke dunia mimpi karena besok dia akan pergi ke kampus lebih awal untuk mengembalikan buku yang sudah dia pinjam di perpustakaan.


***

Don't forget to click🌟yaa!

Thank youu♥

IRREPLACEABLE[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang