07.25 am
Cuaca pagi hari ini nampak nya enggan untuk bersinar cerah. Sang awan tampak sengaja menutupi mentari seperti tengah mendukung suasana hati seseorang lelaki yang sedang dalam rasa dukanya yang berada di tengah area pemakaman yang berjejer itu.
Gavin, pria dengan balutan jas kantor nya dengan dua buket bunga mawar putih yang di genggam nya, tampak tidak bergeming dari posisi berdirinya dari tadi. Dia menatap nalar pada dua gundukan tanah di depan nya itu. Matanya sudah basah saat ini, ia berusaha mati-matian menahan agar air matanya tidak jatuh.
Dia akhirnya menghirup udara sedalam- dalamnya. Aroma tanah yang basah menyeruak masuk ke dalam hidung nya. Gavin mulai berjongkok di tengah- tengah tempat peistirahatan terakhir kedua orang tersayang nya itu yang tak lain adalah kedua orang tuanya. Di letaknya dua buket bunga yang di genggam nya sedari tadi di atas masing-masing pemakaman orang tua nya.
" Ma, Pa Gavin datang." Ucap Gavin sambil mengelus kedua batu nisan orang tua nya. Air mata nya mulai membendung di kedua pelupuk matanya.
" Maaf ma, pa. Gavin selalu ngga bisa nahan air mata gavin buat ngga nangis." Bahunya mulai bergetar menahan isak tangis nya.
" Gavin semalam mimpiin kalian lagi. Kenapa mama papa dateng ke mimpi Gavin lagi?" Tanya Gavin seperti tengah berbicara dengan kedua orang tua nya.
" Gavin kangen kalian. Gavin butuh kalian di samping Gavin Ma pa."
Rintik hujan mulai berjatuhan lagi bersamaan isak tangis Gavin yang sudah semakin jadi. Dirinya begitu rapuh sekarang. Dia masih tak rela kehilangan kedua orang tuanya. Rintik hujan yang mula nya hanya sebuah rintikan kecil itupun menjadi sebuah rintikan hujan yang semakin deras. Menjadi saksi akan kerapuhan seorang Gavin saat ini.
-G-
Gavin berjalan gontai ke arah ruangan nya. Dengan baju yang basah, matanya yang sembab akibat menangis tadi. Membuat semua karyawan nya menatap aneh kepadanya.
" Siang pak. Apakah anda baik-baik saja?" Tanya perempuan yang memiliki jabatan sebagai sekretaris Gavin.
Gavin mengangkat tangan nya, memberi isyarat bahwa dia baik-baik saja. Dia berjalan ke ruangan nya diikuti sekretaris yang berada di belakang nya.
" Apa agenda hari ini?" Tanya Gavin berbalik ke arah sekeretaris nya itu.
" Hari ini hanya ada rapat kecil saja pak."
Gavin menarik nafas lega. Syukurlah jadwal nya tidak terlalu padat hari ini, karena dia merasakan badan nya kurang baik. Mungkin karena dirinya berhujan-hujanan tadi.
" Baik kalau begitu. Kamu bisa pergi duluan ke ruang rapat . Nanti saya akan menyusul."
" Baik pak." Jawab sekretaris Gavin, lalu pergi meninggalkan ruangan Gavin.
Gavin berjalan ke dalam kamar kecil yang berada di dalam ruangan kerjanya. Kamar itu memang di buat khusus untuk Gavin sebagai tempatnya untuk beristirahat jika sedang lembur. Di kamar tersebut terdapat kasur, lemari, Tv, dan beberapa benda lain yang sudah Gavin letak kan agar menjadi kamar yang cukup nyaman bagi nya beristirahat.

KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE[ON GOING]
FanfictionGabriel Christa; Seorang gadis dengan paras cantik yang memiliki banyak keahlian termasuk memenangkan hati seorang Gavin Narendra. Laki-laki yang hampir memiliki kesempurnaan dalam dirinya siapa sangka dia juga memiliki masa lalu yang kelam dulunya...