19. making a cake.

0 0 0
                                    


Lima belas menit kemudian, setelah mereka menyusuri jalanan yang cukup ramai oleh kendaraan. Satria dan Gabriel akhirnya sampai di rumah Abel yang cukup besar ini, dengan sedikit bantun google maps karena Gabriel sudah sedikit lupa dengan rute jalan kerumah Abel.

Gabriel segera turun dari motor Satria hati-hati ketika motor besar tersebut berhenti tepat di depan rumah besar Abel, masih dengan bantuan pundak dari Satria.

" Makasih ya Sa," ujar Gabriel setelah melepaskan helm di kepalanya lalu menyerahkannya pada Satria.

" Sama - sama by."

Gabriel mengeratkan genggamannya pada kantongan yang dibawanya.

" Kalau gitu gue masuk dulu ya." pamit Gabriel yang hendak membalikkan tubuhnya sebelum Satria memanggil namanya lagi.

" Gaby."
" Kamu masih simpen kan kalung pemberian aku waktu itu?" ucap Satria.

Gabriel terdiam, memalingkan pandangannya. Dia tau kalung yang mana, yang dimaksud oleh Satria itu.

Gabriel menjawab pertanyaan Satria sepelan mungkin.

" Masih sa."

Satria menundukan kepalnya ketika mendengar jawaban dari Gabriel, " Aku harap kamu bisa jaga kalung itu by. Sebagai tanda kamu juga bisa ngejaga hubugan kita seperti dulu."

Gabriel menatap Satria yang masih setia menundukan kepalanya.

" Iyaa sa."

Satria akhirnya mengangkat kepalnya dan melirik ke arah Gabriel yang masih berdiri di sebelahnya.

" Aku cinta sama kamu by."

Deg.

Gabriel tak menyangka dengan penuturan Satria barusan. Kenapa laki-laki ini sangat terobsesi padanya sekarang, jelas-jelas dirinya sudah tau fakta bahwa Gabriel sudah memiliki sepasang kekasih di hidupnya.

" By aku mohon lupain Gavin itu, dia ngga baik buat kamu by. Ayo mulai lagi sama aku. Mulai hubungan kita kayak dulu lagi Gaby." ucap Satria lagi, sekarang seperti tengah meyakinkan Gabriel.

Gabriel memejam kan matanya, menarik nafasnya dalam-dalam mencoba untuk sabar menghadapi pria di depannya.

" Sa, lo ga bisa kayak gini. Gue udah punya Gavin di hidup gue dan gue masih sayang sama dia. Gue ga bisa ninggalin dia Sa." lirih Gabriel.

Satria memegang tangan kiri Gabriel yang bebas, "Tapi by-"

" Ga bisa Sa. Tolong jangan paksa gue. Masih banyak cewek diluar sana yang masih bisa lo cari Sa, bukan cuma gue. Gue mau nerima lo untuk jadi orang yang selalu ngelindungin gue tapi gue gabisa nerima lo sebagai orang yang selalu ada di hati gue Sa. Gue udah gabisa." potong Gabriel cepat sedikit meninggikan suaranya.

Satria tercekat, merasa sedikit kecewa dengan ucapan Gabriel barusan. Dirinya geram sekarang, tangannya mulai mencekram pergelangan Gabriel lebih keras yang membuat pemiliknya meeingis kesakitan.

" shh lepasin Sa, tangan gue perih." mohon Gabriel.

Satria melepaskan tangan Gabriel secara kasar. Dia kembali mengeluarkan suara.

" Aku ngga akan nyerah by, sebelum kamu nerima pengakuan aku tadi."

Setelah mengucapkan hal itu Satria langsung menghidupkan motornya, dan pergi melaju meninggalkan Gabriel yang masih bergeming di tempatnya.

Gabriel tak menyangka dengan sifat Satria sekarang. Laki-laki itu benar -benar berubah total sekarang, menjadi lebih egois, kasar, keras kepala dan semakin terobsesi pada dirinya. Gabriel rindu sifat Satria yang dulu. Laki-laki yang lembut, yang selalu melindungi nya kemanapun Gabriel pergi. Tapi itu semua sudah pupus tidak ada lagi Satria yang seperti itu.

IRREPLACEABLE[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang