" Gavin nak, kamu dimana? " Panggil seorang wanita paruh baya yang terpampang jelas ke khawatiran di raut wajah nya.
Dia memeriksa satu persatu ruangan dengan teliti yang ada di rumah besar tersebut. Mulut nya sedari tadi sibuk memangil nama seseorang yang membuatnya sekarang berada di ambang kepanikan.
Pasalnya sekarang arah jarum jam sudah menunjukan bahwa kini sudah memasuki larut malam. Sejak makan malam sudah berlangsung sejam yang lalu, dia tidak melihat lagi sosok anak semata wayangnya itu. Dia jelas panik sekarang. Menanyakan satu persatu asisten rumah tangga nya. Namun mereka juga tidak tahu keberadaan anak laki -laki tersebut.
Di tengah kepanikan tersebut. Tanpa mereka sadari, seorang anak kecil yang sedang mengintip dari lubang kecil yang tengah berada di box besar mainan nya tersebut sedang menikmati tontonan yang sedang ia lihat sekarang. Melihat raut kecemasan dan kepanikan semua orang yang berada di rumahnya saat ini adalah suatu hiburan untuk dirinya saat ini.
Dia sedari tadi membekap mulutnya yang tengah menahan ketawanya agar tidak sampai kedengaran di luar sana.
" Gimana bi, udah ketemu Gavin nya? " Tanya wanita tersebut kepada salah satu bibi asisten rumah nya.
" Belum nyonya. Saya tidak menemukan den Gavin di gudang belakang dan ruang bawah tanah."
Tak lama dari itu seorang Laki-laki paruh baya datang dengan raut kecemasan nya, " Papa juga ngga nemuin Gavin di halaman belakang mah."
Wanita paruh bayu itu seketika bertambah cemas ketika mendengarkan jawaban dari bibi asisten dan suami nya itu.
" Tenang dulu ma. Papa yakin pasti Gavin masih berada di sekitaran rumah ini. Dia tidak mungkin sampai berani keluar dari rumah malam begini." Tenang laki- laki paruh baya tersebut kepada istrinya yang tengah cemas.
" Ya tapi kan pa, tetap saja mama takut kalau Gavin ngga bisa ketemu nanti."
" Sst, kamu tidak boleh bicara seperti itu. Papa yakin Gavin bisa ketemu," Ucap Papa Gavin.
kriett.
Upss, Gavin tak sengaja mengijak salah satu mainan nya di dalam sana, dan membuat mainannya tersebut patah menjadi dua.
Wanita paruh baya dan laki -laki yang tak lain adalah orang tua Gavin sontak mengalihkan pandangan mereka ke arah Box besar yang berada di sudut ruangan tersebut. Tatapan keduanya bertemu. Mereka tersenyum penuh arti saat ini. Seperti tau siapa yang sedang berada di tengah box tersebut.
Mama Gavin memiliki sebuah ide, dan langsung mengeluarkan bakat akting nya.
" hahh," helaan nafas mama Gavin terdengar. Sembari berjalan mendekat ke arah saklar yang berada tak jauh dari box tempat persembunyian Gavin saat itu, hendak ingin berpura -pura mematikan lampu ruangan tersebut.
" Yaudah kalau begitu pa, gimana kalo kita sekarang pergi tidur saja kayak nya Gavin ngga akan ketemu sekarang deh. Kita lanjut besok aja ya pencarian nya."
Gavin yang mendengar penuturan mama nya tersebut, yang semulanya betah berada di dalam box sudah ingin beranjak keluar dari persembunyian nya. Tapi sebelum itu seseorang tiba- tiba membuka kasar pintu rumahnya dari luar.
Brakk.
Tepat pada saat itu juga saklar lampu tak sengaja di matikan oleh Mama Gavin, karena terkejut dengan suara dobrakan pintu yang cukup keras. Sehingga ruangan tersebut seketika menjadi gelap gulita. Suasana mendadak menjadi mencekam. Hawa dingin yang bebas masuk ke dalam ruangan tersebut akibat pintu yang di buka lebar oleh seseorang yang membuka nya di luar sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE[ON GOING]
FanfictionGabriel Christa; Seorang gadis dengan paras cantik yang memiliki banyak keahlian termasuk memenangkan hati seorang Gavin Narendra. Laki-laki yang hampir memiliki kesempurnaan dalam dirinya siapa sangka dia juga memiliki masa lalu yang kelam dulunya...