11. Adu Mulut

5 0 0
                                    

" Satria liat deh angsa itu." tunjuk anak kecil tersebut pada anak laki- laki di sebelah nya.

   Dua anak kecil laki- laki dan perempuan terlihat tengah duduk di ayunan kayu yang menghadap ke arah danau dekat rumah mereka.

" Iya, aku liat. Emang angsa itu kenapa By?"

" Ngga Sa, aku cuma inget kata-kata yang dibilang sama mama aku. Katanya itik yang buruk rupa yang berubah menjadi angsa hanya bisa terjadi di dongeng saja. Terus Gadis biasa yang terlihat cantik memakai gaun bagus juga terjadi dalam film saja."

" Terus?" Tanya Satria pada Gabriel yang berada di ayunan sebelah nya.

Gabriel melirik ke arah Satria yang terlihat menunggu jawaban nya. " Tapi dalam kehidupan nyata, gaun bagus tidak selamanya bisa mengubah seseoran menjadi cinderella."

Satria tertegun dengan penuturan gadis di sebelah nya itu.

" Hehehe, garing ya?"

Satria tersenyum, " Nggak kok By." Dia bangun lalu berdiri di hadapan Gabriel.

" Gaby aku punya sesuatu yang mau aku kasih ke kamu."

" Apa?"

Satria kecil mengeluarkan kotak kecil berwarna pastel yang sedari tadi dia sembunyikan di belakang tubuh nya.

" Happy Birthday ya Gaby" Ucap Satria sambil menjulurkan kotak kecil tersebut pada Gabriel kecil.

" Aku tau aku lambat ngucapin selamat ulang tahun ke kamu. Tapi tolong terima kotak kecil ini sebagai kado aku ke kamu karena udah lambat ngucapin nya."

Gabriel menatap kotak kecil tersebut, lalu mengambil nya. Dia tersenyum senang. " Terima kasih ya Satria. Aku ngga bakal lupa sama hadiah kamu ini."

Satria tersenyum senang ketika mendengar jawaban dari gabriel. Gabriel membuka kotak tersebut dan mendapatkan sebuah kalung dengan liontin inisial nama nya 'G'. Mata Gabriel seketika berbinar saat melihat isi kotak tersebut.

" Mau aku pasangin?"

Gabriel mengangguk mantap.

" Sini." Pinta Satria kalung tersebut yang langsung diberikan oleh Gabriel.

Gabriel menyibak rambut nya ke atas agar Satria lebih mudah untuk menggunakan nya.

" Udah, Cantik." Ujar satri kecil setelah selesai memasangkan kalung nya ke leher Gabriel.

Gabriel tersipu malu saat mendengar pujian dari Satria. 

" Satriaa, kamu di mana? Sudah sore nak." Suara pangilan dari wanita paruh baya yang merupakan bunda Satria terdengar dari  arah rumah Satria.

Gabriel dan Satria sama -sama menoleh ke arah suara tersebut. Takut jika mereka ketahuan oleh bunda Satria karena bunda nya sangat tidak suka jika ada yang dekat dengan putra sulung nya tersebut. Tidak tau alasan nya karena apa, namun bunda Satria sangat ketat tidak memperbolehkan anaknya untuk berbaur dengan anak -anak yang lain nya termasuk Gabriel yang notabene nya adalah tetangga Gabriel.

" Satria kamu sudah dicariin sama mama kamu."

" Iya aku tahu. Aku pulang dulu ya."  Ucap Satria lalu hendak pergi dari sana . Namun sebelum itu Satria seperti melupakan sesuatu dan berbalik lagi ke arah Gabriel lalu mengacak rambut gadis tersebut yang membuat sang empu nya kembali menimbulkan semburat merah di pipinya.

" i'll see you Gaby. Jangan lupain aku ya." Ucapnya lalu segera pergi dari sana karena bundanya sudah kembali meneriaki nama nya.

Tanpa mereka ketahui itu adalah pertemuan terakhir dari mereka. Sebelum keesokan harinya rumah yang ditinggali satria kosong tak ada lagi penghuninya. Satria tiba -tiba menghilang begitu saja bersama bunda nya  entah kemana, Gabriel tidak tahu akan hal itu. Mereka seperti hilang ditelan bumi.

IRREPLACEABLE[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang