Keasikan oleh kegiatan panas yang dilakukan oleh keduanya membuat Cindy dan juga Zefan terlambat masuk kuliah. Mereka berbeda kelas, namun kelasnya hanya bersebelahan saja.
"Zefan sialan! Zefan gila! Zefan bajingan! Mampus aja lo!" rutuk Cindy sembari berlari ke arah kelasnya.
Tok! Tok! Tok!
"masuk!" ujar dosen.
"maaf pak saya terlambat," ucap Cindy.
"duduk!"
Cindy berjalan ke tempat duduknya, Zia teman dekat Cindy ketika di kampus memandang Cindy dengan tatapan menyelidik.
"kenapa lo?" tanya Cindy.
"abis ngapain lo sampe telat gini?" ujar Zia dengan memicingkan matanya.
"anak kecil gak boleh kepo urusan orang tua!" ujar Cindy.
"iish, gak usah dikasih tau pun udah tau gue!"
"ya terus ngapain lo masih nanya bebeb!" gemas Cindy.
Kini mereka fokus mendengarkan orang yang sedang presentasi didepan, Cindy pun mencatat materi yang sekiranya penting. Berbicara mengenai Cindy, sikap dan juga sifatnya masih sama seperti saat ia SMA, membuat teman temannya senang berteman dengan Cindy, ya meskipun ada beberapa orang yang tak menyukainya mungkin wajar.
Setelah jam mata kuliah habis, Cindy dan juga Zia memutuskan untuk pergi ke kantin. Berhubung Cindy tadi belum sarapan jadi ia berniat untuk makan terlebih dahulu.
"mau makan apa Cin?" tanya Zia.
"nasi aja, biar badan gue semok." jawab Cindy.
"halah gaya lu badan semok!"
"bodo amat, cepet pesenin buat neneng Cindy ya!" ucap Cindy ada Zia.
Kesal sebenarnya yang dia rasakan, sudah satu tahun dengan artian 2 semester Cindy kenal dengan Zia, ah tapi hanya Zia yang benar benar tulus kepadanya, tak seperti teman barunya yang lain.
"ish nyebelin! Yaudah bentar!"
Dengan cengiran yang khas Cindy berikan kepada sahabatnya itu, ia mencari tempat duduk yang kosong. Namun hanya ada satu tempat duduk kosong yang berada dipojokan kantin.
"aiish! kaga ada tempat lagi apa ya selain pojokan? Inimah namanya tempat sarapan manusia otak mesum!" monolog Cindy sembari berjalan menuju tempat kosong tersebut.
Tak lama Zia kembali, dengan membawa minuman pesanan mereka. Dan dibelakangnya diikuti oleh bibi penjual nasi yang dipesan oleh Cindy.
"silahkan dinikmati neng geulis!"
"hatur nuwun bibi geulis." ucap Cindy.
Mereka makan makanan tersebut dengan khidmat, namun pecah sudah saat ada seseorang yang datang ke meja mereka dan duduk tepat di sebelah Cindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Playboy [End]
Romance[[WARNING!!!]] TIDAK COCOK UNTUK ANAK ANAK🔞 Sequel Of My Friend My Baby Boy _________ Sudah beberapa tahun Cindy memendam perasaanya pada seorang laki laki yang bernama Zefan Amarald Arshi, seorang pewaris tunggal dan juga sahabat lelakinya dari se...