Seminggu setelah Cindy melahirkan, Cindy diharuskan tinggal bersama dengan kedua orangtuanya. Apalagi Zefan harus mulai kuliah lagi, jadi bunda dan ayah Cindy tak ingin jika nanti anaknya akan repot mengurus sang cucu sendirian, jadi bundanya berinisiatif untuk membawa Cindy ke rumahnya dulu.
Sebenarnya Zefan sedikit tak rela jika mereka diam di rumah orangtua Cindy, karena jujur saja Zefan masih sedikit canggung dengan mereka, namun bagaimana lagi jika bunda Cindy sudah berkata A maka harus cepat dilakukan. Jika tidak, ah Zefan tak tau bagaimana nanti nasibnya.
Seorang papa muda dengan status tak ada yang mengetahui selain teman dekatnya membuat Zefan kembali kuliah dan bertemu dengan para selingkuhannya, ah bukan mungkin lebih tepatnya mainannya. Namun entah mengapa, Zefan rasanya hambar dengan Citra begitupula dengan para wanita yang mendekatinya, pikirannya hanya terpusat pada dua orang yang kini sudah menjadi bagian hidupnya yaitu Cindy dan juga baby El. Mengingat anaknya, Zefan mengeluarkan senyum tipisnya karena masih tak menyangka ternyata susu kentalnya bisa langsung berkembang biak.
"woy kenapa lo, senyum senyum kagak jelas lagi." ucap Avel.
"kasmaran lagi palingan!" jawab Dino.
"kepo amat anjing." rutuk Zefan, kesal dengan mereka karena menghancurkan lamunannya bersama dengan baby El.
"kelas udah selesai kan? Gue mau balik." lanjutnya.
"ko tumben cepet banget, main dulu lah kan udah lama gak main yang!" ucap Citra, yang memang sedaritadi diam didekat Zefan.
"gue ada urusan, lo sama si Dino dulu aja. Gue balik!" ucap Zefan lalu ia berlalu pergi darisana, rasanya ingin sekali cepat cepat sampai kerumah demi melihat pangerannya.
Satu jam berlalu, kini ia sudah sampai dirumah mertuanya yang memang agak jauh dari kampus. Setelah Zefan membuka pintu rumah, semerbak bau bedak bayi tercium, ahh sungguh membuat jiwa kebapakan Zefan menguar!
"astaga, ini rumah wangi amat." ucapnya.
Ia berjalan memasuki kamar Cindy yang kini ditempati juga oleh Zefan, disana ia melihat satu orang wanita cantik yang sedang memberi ASI pada anak kecil, ia hanya bisa tersenyum memandangnya, sungguh pemandangan yang tak pernah membuatnya bosan.
"baby El udah tidur, Cin?" bisik Zefan sambil berjalan mendekati sang istri, dan dijawab anggukan saja oleh Cindy.
"cape?" tanyanya lagi.
"huft! cape banget bang Zef! bentar, gue naro baby dulu ya!" ucap Cindy karena merasa sang anak sudah tertidur maka Cindy pindahkan ia kedalam box bayi yang letaknya tak jauh darinya.
"bunda kemana?" tanya Zefan.
"tadi mau ke arisan dulu katanya." Melihat raut lelah sang istri membuat Zefan merasa bersalah. Ia juga memikirkan hubungannya dengan Citra yang memang sudah flat, entahlah rasanya sudah tak ada mood lagi untuk berdekatan dengan wanita lain.
"bag Zef, pegel banget pijitin dong." Pinta Cindy.
"yaudah sini, gue pijitin." Dengan cepat Cindy merentangkan badannya dikasur, dan Zefan duduk disebelah Cindy. Ia dengan cekatan langsung memijit tangan dan kaki Cindy, ah rasanya sangat nyaman sekali apalagi jarang jarang sekali Zefan mau memijitnya.
"bang Zef, gimana kuliahnya?" tanya Cindy.
"biasa aja."
"hmm, gue juga mau balik kuliah, tapi gimana baby El?"
"mau gue sewa baby sitter aja?"
"ish, jangan!" refleks Cindy sembari terbangun.
"ya terus gimana, masa lo mau kuliah sambil gendong anak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Playboy [End]
Romance[[WARNING!!!]] TIDAK COCOK UNTUK ANAK ANAK🔞 Sequel Of My Friend My Baby Boy _________ Sudah beberapa tahun Cindy memendam perasaanya pada seorang laki laki yang bernama Zefan Amarald Arshi, seorang pewaris tunggal dan juga sahabat lelakinya dari se...