Part. 9 (r)

5K 146 21
                                    


Senandung yang dikeluarkan Zefan menandakan bahwa dirinya sedang bahagia. Kali ini ia akan pergi kencan dengan pacar barunya, Shena. Wangi semerbak didalam kamar kosannya membuat Cindy yang masih tidur terusik karena bau parfume yang digunakan Zefan sangat mengganggu penciumannya, apalagi kini penciuman Cindy sedang sensitif karena kehamilannya.

"bang Zef ih bau!" komen Cindy.

"lo yang bau, wangi gini!"

"lo pake parfum sebotol apa, hah! Bau bener." kesal Cindy.

"enak aja gak lah! udah terlanjur juga!" jawabnya sambil mendekati Cindy, ia kecup kening dan bibir sang istri, membuat Cindy mengusap kasar bibir yang tadi dikecup oleh Zefan.

"gue kencan dulu, hati hati dikosan istriku." ucap Zefan lalu berlalu darisana. Meninggalkan Cindy sendirian dikosan membuatnya kesal, dibawanya ponselnya lalu menelfon sahabatnya, Zia untuk segera datang ke kosannya. 5 menit kemudian, Zia datang dengan membawa makanan yang dipesan Cindy yaitu seblak, ah kalian tau seblak? Makanan dari kerupuk yang pedas, yah semacam itulah.

"laki lo mana Cin?" tanya Zia.

"lagi kencan!"

"lah, sama siapa?"

"tau dah bodo amat lah. Mikirin diri sendiri aja udah bingung gue ditambah mikirin laki gue!" ujar Cindy.

"yaudah deh lo meningan makan aja dulu seblaknya, oh iya kandungan lo berapa bulan sih?"

"gak tau gue, belom cek juga sih!"

"kita cek aja gimana?"

"kapan?"

"taun depan, ya sekaranglah oneng!" jawab Zia.

"ehehe, yaudah ayok!"

Setelah bersiap, ia dan Zia langsung mencari Taxi untuk ke rumah sakit. Ah, Cindy tak membawa mobilnya karena waktu ia pulang ke kosan bersama dengan Zefan dan pastinya menggunakan mobil milik Zefan. Setelah keduanya menaiki Taxi, tak lama mungkin hanya 15 menit saja mereka sudah sampai dirumah sakit dan langsung menemui dokter kandungan.

"yah ngantri!" ucap Zia.

"ya gapapa dong, belajar mengantri itu bagus!" jawab Cindy.

Setelah menunggu sedikit lama, akhirnya Cindy dipanggil juga. Cindy dan juga Zia segera masuk kedalam ruangan tersebut, disana Cindy ditanyai berbagai pertanyaan dan di cek urin. Setelah itu ia segera berbaring diranjang pasien, dengan suster yang mengolesi perutnya dengan gel yang dingin.

"sudah siap ibu?"

"selalu dong dok!" semangat Cindy. Dilihatnya disana pada satu titik hitam, yang menandakan bahwa Cindy benar benar hamil. setelah selesai ia konsul dengan dokter tersebut mengenai kandungannya, apalagi ini adalah kehamilan Cindy yang pertama jadi ia harus benar benar paham agar ia tak mencelakai kandungannya.

"jadi gimana dok kandungan saya sudah berapa bulan ya?"

"dilihat dari terakhir menstruasi berarti sudah jalan 7 minggu."

"waw, udah gede ternyata. tapi dok biasanya kan orang hamil suka ngidam atau muntah muntah ya? ko saya enggak ya?" heran Cindy.

"kalo itu tidak semuanya bu, ada juga yang tidak ngidam sama sekali. tapi biasanya banyak yang mengeluh saat kandungan sudah mencapai dua sampai empat bulanan. Jika nanti ibu ada keluhan bisa langsung hubungi saya saja." ujar dokter kandungan. Setelah perbincangan panjang dengan dokter, Zia dan Cindy keluar dari rumah sakit dengan membawa foto USG janin.

"nanti anak lo mirip siapa ya?" tanya Zia.

"kalo wajah mirip bang Zefan aja, tapi kalo kelakuan harus mirip gue deh gapapa gue iklas!" jawab Cindy.

My Husband Is A Playboy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang