Part 11 (r)

4.4K 151 9
                                    

Pantas saja selama perjalanan dan beberes berasa ada yang tertinggal, dan ternyata benar saja, Gino kesayangannya tak terbawa, dan itu membuat Cindy jengkel. Setelah Cindy merengek kepada Zefan, akhirnya dengan berat hati Zefan kembali mencari Gino, ya boneka kesayangan Cindy yang naasnya sudah Zefan buang ke tempat sampah. Bukan apa, tapi karena boneka tersebut sudah lecek bahkan jahitannyapun sudah rusak, apalagi melihat warnanya yang cokelat, pastinya semua orang akan berpikir bahwa itu adalah sampah.

"shit, cuma gara gara boneka buluk doang gue sampe harus acak acak sampah?" kesal Zefan.

Zefan kini sudah diambang kekesalan, hari sudah malam, raganya sudah lelah, pencahayaan sangat minim ditambah entah dimana keberadaan boneka tersebut, ingin pulang saja Zefan biarlah bumil akan marahpun ia tak perduli, toh boneka buluk aja masih dipelihara. Zefan kembali memasuki mobil dan berkendara kembali kerumahnya, disana ia melihat Cindy yang sedang duduk di telras rumah, mungkin menunggu Zefan pulang bersama boneka buluknya itu.

"bang Zefan mana boneka gue?" tanya Cindy.

"kaga ada! Udahlah boneka buluk aja lo masih pelihara. Beli lagi ke kaya orang susah aja lo!" jawab Zefan, kemudian berlalu dari hadapan Cindy.

Ingin sekali Cindy mengutuk Zefan menjadi batu, baru segitu tapi sudah menyerah. Hey, bagaimana kabar Gino? Kasihan sekali, dan mungkin kali ini Cindy harus benar benar berpisah dengan Gino.

Gino, good bye!

Cindy masuk kedalam kamar dengan langkah lelah, letih, lesu, lunglai. Ia melihat Zefan yang sedang berbaring disana tak lupa dengan ponsel yang berada ditangannya. Ia tau, pasti Zefan sedang berchat ria dengan kekasihnya, dan entah kekasih yang mana lagi itu.

"lo dari luar bukannya mandi malah tiduran dikasur! Kuman lo noh berkembangbiak dikasur, jorok amat sih." kesal Cindy.

"heh! Gue ini suci ya gak ada kuman kumanan, jadi suka suka gue dong!"

"eh babang Zefan kesayangannya neneng Cindy dimohon pengertiannya ya segera mandi, karena istrimu ini sedang bunting jadi tempat harus steril!" ucap Cindy. Zefan berdecak, dan akhirnya ia mengalah dan memasuki toilet.

Setelah keadaan dirasa aman, Cindy sangat kepo sekali. Ia naik ke atas kasur dan melihat ponsel Zefan yang disimpan disana. Entah sengaja atau lupa, bahkan ponselnya kebetulan belum terkunci kembali. Dengan segera Cindy membuka semua aplikasi medsos Zefan, dan melihat satu persatu chat wanita lain dengan suaminya. Sialan! Ternyata pacarnya bukan hanya satu, melainkan sangat banyak. Kesal dengan tingkah Zefan, dengan jahilnya Cindy mengirim pesan pada semua wanita tersebut memakai nomor Zefan dengan cara membuat group yang didalamnya ada wanita wanita yang dikiranya semua adalah kekasih Zefan. Dan dengan singkatnya Cindy mengetikan sesuatu disana.

"wahai para kekasih gelapku, kita putus ya. Gue bosen sama kalian. Bye!"

Kemudian Cindy left dari group tersebut, kesal sekali sungguh! Memang, ia mencintai Zefan tapi ya ga sebodoh itu juga jika harus sabar dan sabar menunggu Zefan sadar, pasti akan lama.

"lo ngapain?" tanya Zefan setelah acara mandinya selesai.

"eh, engga ko!" jawab Cindy lalu menyimpan ponsel Zefan.

"lo megang ponsel gue?"

"dih, geer banget! Enggak ko, cuma mindahin doang astaga, nething mulu!"

"boong lo!"

"ck! Ya terus kenapa kalo gue liat ponsel lo hah?" tanya Cindy.

"lo gak sopan ya! Heh, inget jangan melampaui batas, lo emang istri gue tapi jangan sekali kali lo ikut campur sama urusan gue!" bentak Zefan.

Sungguh Zefan kesal, ia baru saja kehilangan kekasihnya dan sekarang ia harus adu bacot lagi dengan Cindy. Ia segera menyambar ponselnya yang berada dekat Cindy, dan segera membawa baju untuk ia pakai. Cindy yang dibentak seperti itu ingin sekali menyahuti, namun jika ia meladeninya yang ada mereka akan bertikai. Cindy hanya diam sambil mengelus perutnya yang sedikit buncit, harus sampai kapan Cindy seperti ini? Apakah Zefan harus merasakan kehilangan Cindy dulu baru tau rasa?

Cindy keluar dari kamar menuju balkon rumahnya, disana ia menelfon Zia dan menangis disana. Cindy jarang sekali memperlihatkan sisi seperti ini pada Zefan, karena ia tak mau dicap sebagai wanita cengeng dan lemah.

"hiks! Gue sakit Zi, Zefan dari dulu gak pernah suka sama gue. Gue harus gimana sekarang? Hiks!"

"Cin, lo sabar ya. Akan manis pada waktunya, gue yakin perjuangan lo sekarang bakal dibalas Tuhan nanti, gue percaya itu." balas Zia.

Biasanya, ketika ia galau seperti ini dulu ia selalu datang ke apartmen Gizka, namun sekarang sangat jarang karena tak mungkin ia harus mengadu terus menerus pada Gizka, nanti kalo Gizka bosen gimana?

***

"si Cindy ngapain ponsel gue sih?" gumam Zefan.

Sedari tadi ia melihat ponselnya namun sepertinya tak ada yang aneh, namun entah kenapa semua nomor kekasihnya tak ada. Dilihatnya ternyata semua nomor tersebut sudah diblokor, dan Zefan tau siapa dalangnya.

"dasar gila! Maunya apa sih!" kesal Zefan. Ia sangat kesal sekarang, maksud Cindy apa sebenarnya? Ia tak suka jika urusannya di ikut campuri oleh orang lain, meskipun itu dengan sahabatnya sendiri atau mungkin yang kini jabatannya naik menjadi istrinya.

Daripada kesal terus menerus, ia keluar dari rumah dan melajukannya keluar tanpa memberitahu Cindy kemana dia akan pergi. Padahal hari sudah malam namun Zefan hanya ingin mencari kebebasannya selagi masih muda, tak sadar Zefan jika sebentar lagi dia akan menjadi seorang papah muda!

Cindy masuk kedalam rumah namun ia tak menemukan Zefan disana, dan ia sudah menebak pasti Zefan sedang keluyuran keluar, dan itu sukses membuat Cindy khawatir. Pasalnya kini jam sudah menunjukan jam 9 malam, lalu kemana suaminya ini pergi tanpa pamit?. Daripada stress memikirkan sang suami lebih baik ia membereskan barang barangnya dan juga membereskan rumah barunya. Sungguh malang nasib Cindy!

Cindy hanya bisa berdoa, semoga Zefan segera sadar dari kekhilafannya.



Jadi, jangan lupa VOTE, KOMEN dan juga FOLLOW nya untuk mengetahui kabar dari author💛💛

_____________________
Tbc
Girlysky

My Husband Is A Playboy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang