Part. 15 (r)

3.9K 120 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari semakin malam namun batang hidung sang istri masih belum juga terlihat dirumah minimalisnya. Khawatir pasti yang Zefan rasakan kali ini, ah mungkin Zefan lebih mengkhawatirkan calon anaknya daripada istrinya, iya Zefan yakin itu alasannya. Ia melihat jam yang sudah menunjukan pukul 9 malam, ia sedari tadi mondar mandir tak jelas didalam kamar, karena kesal ia segera keluar dari rumah dan duduk dengan cemas ditelras rumahnya.

"kemana sih itu anak? Ga nyadar apa dia lagi bunting, shit!" rutuk Zefan.

15 menit kemudian, datanglah Cindy diantar oleh seorang laki laki yang justru Zefan kenal. Dengan cepat Zefan segera menghampiri mobil tersebut dan menarik Cindy yang baru turun untuk mendekat dengannya. Orang yang didalam mobil sempat kaget, iapun segera keluar dari mobilnya dan menghampiri kedua manusia itu.

"lo apa apaan sih!" kesal Cindy.

"ngapain lo kesini?" ucap Zefan dingin dengan menatap ke arah laki laki tersebut.

"menurut lo ngapain gue kesini?" tanya Iqbal balik.

"pulang! Lo ga diterima disini, dan lo! Masuk sekarang!" tunjuk Zeefan pada Cindy.

"ngeselin lo! Bal, thanks ya tumpangannya, hati hati dijalan okee?" ujar Cindy.

"oke, gue pulang ya." pamitnya, lalu Iqbal masuk kedalam mobil dan berlalu darisana. Sedari tadi Zefan hanya diam memperhatikan interaksi antara istrinya dengan Iqbal, sungguh kesal rasanya melihat keduanya begitu akrab.

"apa lo liat liat? Mau gue colok iitu mata, hah?" ucap Cindy garang, lalu berlalu meninggalkan Zefan sendirian di depan.

"kenapa jadi dia yang marah marah? Bukannya harusnya gue yang marah?" monolog Zefan.

***

Cindy yang sedang membereskan pakaian barunya untuk ia masukan kedalam sebuah lemaripun mengacuhkan Zefan, sebenarnya ia sedikit heran tumben sekali suaminya itu ada dirumah, biasanya belum jam 10 malam ia belum pulang dan Cindy tau, jika Zefan belum pulang pasti ia sedang bersama dengan simpanannya.

"ko lo bisa bareng sama cowo itu?" tanya Zefan sinis.

Hening.

"gue nanya jawab dong! Punya mulut ga lo?"

"terus menurut lo ini apa hah? Lukisan?" tunjuk Cindy pada mulutnya.

"ck! Jawab ogeb."

"heh! Lolot jaga ya ucapan lo, gak inget lo bini lo lagi bunting ini?"

"ck! Ga sadar diri neng? Lo bilang apa barusan? Lolot? Tolol kan maksud lo?"

"kepo lo! Dah ah mau mandi terus tidur, mau mimpiin cogan! Hus sana lo ngalangin jalan gue aja." Zefan yang dilewati seperti itu ingin sekali berteriak, namun ia tahan. Ia tak ingin tetangganya datang dan mengira bahwa ia sedang melakukan KDRT karena teriakannya.

My Husband Is A Playboy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang