Malam ini adalah malam terpanjang bagi Zefan, ayah dari anak Cindy ini harus menanggung lelah. Bagaimana tidak, waktu masih menunjukan pukul 1 malam namun Cindy sudah merengek ingin makan buah mangga yang dicampur dengan bumbu atom dan juga aida. Baiklah. Mungkin keinginan sang bayi tidak sangat merepotkannya, karena ia yakin bahwa ada pasar yang masih buka jam 1 pagi.
"please! Beliin yaaa!" melas Cindy.
"ck! Yaudah tunggu!"
"gak bisa! Mau ikut pokoknya!"
"tunggu atau gak usah beli sekalian!" ucap Zefan, dengan berat hati akhirnya Cindy mengiyakan ucapan Zefan, ia akan menunggu pesanannya dirumah saja. Sungguh Cindy rasanya sangat ngiler sekali membayangkan ada sebuah mangga yang dicampur adukan dengan bumbu atom dan juga aida. Huft! Gara gara melihat Zia siang tadi, jadi kan Cindy mau.
"cepetan!"
Dengan langkah ogah ogahan, Zefan akhirnya menuruti keinginan Cindy. Ia menyambar kunci motor dan memakai jaketnya lalu keluar dari rumah. 15 menit kemudian, Zefan kini sudah tiba disebuah pasar yang masih buka. Namun sayang, ia harus menelan kecewa karena penjual buah mangga tak ada yang buka.
"sialan, harus nyari kemana gue? Calon CEO tapi belusukan ke pasar." monolog Zefan. Dengan hati yang sangat sangat berat sekali, ia beranjak lagi mencari buah tersebut. Jika diingat ingat, Cindy akhir akhir ini memang selalu mengidam buah mangga, entah kenapa.
Zefan hampir menyerah setelah selama satu jam mencari namun masih tak menemukannya. Sungguh ia sangat ingin tidur! Bukan malah berkeliling kota mencari buah mangga. Namun, sepertinya keberuntungan ada didepannya, ia melihat sebuah mobil yang menjual beberapa jenis buah. Dengan cepat ia melajukan motornya dan memberhentikan mobil penjual buah tersebut, dengan segera ia langsung membelinya tak tanggung tanggung sampai 5 kilo. Cindy yang sudah menunggu dikagetkan dengan seorang yang masuk kedalam pintu kamarnya. Rupanya itu suaminya yang jelas jelas sudah ditunggu tunggu sedari tadi.
"noh abisin 5 kilo buat lo semua. Gue mau tidur jangan ganggu!" ucap Zefan. Cindy yang tak memperdulikan Zefan akhirnya langsung turun untuk membuat rujak mangga di subuh subuh seperti ini.
"gue makan yang pedes mulu, kalo anak gue entar pas keluar ngomongnya pedes mulu gimana?" monolog Cindy.
"gak bakal! orang sifat gue aja lemah lembut gini mana ada anak gue omongannya pedes! Jadi gak bakal nurun." lanjutnya.
Cindy menikmati rujak mangga tersebut dengan khidmat, hingga tak terasa ia malah tertidur di meja makan, Zefan yang terbangun karena tak ada Cindy di sisinyapun langsung keluar dari kamar dan mencari keberadaan Cindy, dan bisa dilihat bahwa istrinya itu malah tertidur dimeja makan.
"ck! Nyusahin." ucap Zefan, namun tak urung mengangkat Cindy untuk ia pindahkan ke dalam kamar, dan mendekap erat tubuhnya.
***
Keesokan harinya, Cindy terbangun dari mimpi indahnya. Ia melihat ruangan yang ia kenal yaitu kamarnya.
"kapan gue pindahnya?" heran Cindy, diliriknya ke arah kanan orang yang mendekapnya selama ia tidur, yang ternyata masih memejamkan matanya. Sungguh Cindy sangat mencintai laki laki itu, ia hanya bisa berharap semoga rumah tangganya akan berlanjut sampai rambut mereka memutih semua. Lama memandangi sang suami, hingga mata yang tadinya terpejam sudah mulai menampakan mata indahnya.
"hoaam! Lo ngapain liatin gue?" tanya Zefan dengan parau.
"lo ganteng, gue makin suka, hehe!"
"lagi sange ya lo, mendadak bilang gue ganteng?" heran Zefan dengan menukikan alisnya heran.
"ck! Otak lo tuh ya butuh disikat, biar suci. udah ah mau mandi." ucap Cindy lalu ia berlalu kedalam kamar mandi, Zefan pun dengan cepat langsung membuka semua bajunya dan memasuki kamar mandi yang ditempati oleh Cindy.
Cklek!
Pintu terbuka menampilkan sosok tubuh mulus yang sudah tak berlapis kain, dengan perut yang sedikit menonjol. Zefan semakin mendekati Cindy yang sedang mandi dibawah shower, setelah dekat ia langsung mendekap erat tubuh Cindy dari belakang dan mencium bau dari tubuhnya.
"lo wangi." gumam Zefan.
"iya kan udah pakai sabun." Tangan Zefan yang semulanya hanya mendekap dan mengelus perut Cindy, ia naikan untuk meremas breast Cindy yang sedikit membesar daripada biasanya, yah wajar namanya juga Cindy sedanag hamil jadi akan ada perubahan dari segi fisik.
"engh! Bang Zef."
"hmm, kenapa sayang?"
"ssh ah!" mendengar desahan dan lenguhan Cindy membuat Zefan semakin bergelora, bukan hanya remasan saja bahkan ia sudah menggesekan kepemilikannya dengan kepemilikan Cindy, keras dan itu yang dirasakan Cindy. Gesekan tersebut membuat libido keduanya semakin besar, sudah cukup rasanya Cindy sudah tak tahan.
"bang Zef, gue ada jam masuk bentar lagi."
"yaudah, langsung intinya aja!" baru saja Cindy ingin menjawabnya namun sebuah benda keras sudah masuk kedalam hole bawahnya, membuat keduanya melenguh merasakam nikmat yang tiada tara.
"bang Zefan, aah!" mendengar desahan yang dikeluarkan oleh Cindy membuat nafsu Zefan semakin naik. Ia hanya fokus dalam menggerakan tubuhnya, namun sayangnya Zefan tak bisa bergerak seperti biasanya karena ada janin yang harus ia lindungi didalam perut Cindy. Lenguhan dan juga desahan semakin keras disaat keduanya akan mengeluarkan cairan cinta mereka, hingga pada saat puncaknya mereka berdua terkulai lemas.
"emmh, bang Zef pegel" ucap Cindy.
Zefan yang kasihan pun membawa Cindy kedalam pelukannya, ia juga beralih untuk memasuki bathtub, mereka kini berendam disana dengan Zefan yang memijat mijat punduk Cindy. Sungguh sangat bahagia Cindy rasanya, ingin sekali ia memberhentikan waktu agar orang yang ia cintai terus seperti ini saja, tanpa ada embel embel bahwa suaminya memiliki kekasih selain dirinya.
***
Setelah jam mata kuliah sudah selesai kini Cindy dan juga Zia sedang berjalan ke arah kantin, karena kebetulan tadi Cindy belum sempat sarapan gara gara bercinta dengan Zefan ditoilet. Karena mood yang sedang baik sepanjang perjalanan Cindy terus saja tersenyum, hingga membuat Zia heran dibuatnya.
"lo kenapa si?" tanyanya.
"kepo! Hihi, hai ganteng mau kemana nih?" goda Cindy pada laki laki yang entah siapa.
"eh goblok, lo kenal?" tanya Zia.
"engga lah!" jawab Cindy.
"terus ngapain lo sapa? Malu maluin ajaa!
"bodo amat, mood gue lagi bagus. Hai ganteng, mau ikut tante ke kantin?" tanya Cindy kepada laki laki yang sedang duduk didepan kelasnya sambil mengedipkan matanya, membuat laki laki tersebut begidik ngeri. Karena malu oleh tingkah Cindy, Zia langsung menariknya kedalam kantin dan membeli makanan yang mereka inginkan.
"gue yakin sekarang, kalo lo gila." ucap Zia.
"amit amit! Inget gue lagi hamidun, jangan sembarangan kalo ngomong!" kesal Cindy.
"hehe! Lupa, abisnya lo aneh sih."
"mood gue lagi bagus kalo lo lagi lupa," lalu Cindy tersenyum sangat manis pada Zia. Tak lama datanglah seseorang yang membuat mood Cindy kembali naik, ia duduk disampingnya dan meletakan kepalanya dibahu sang istri.
"kenapa, bang Zef?"
"pusing."
"loh ko bisa? Mau gue beliin obat? Atau mau gue pijitin biar enakan?"
"gak usah, gini aja." Karena kasihan Cindypun membiarkan Zefan meletakan kepalanya dibahu Cindy, tak apa jika ia keberatan namun demi suaminya apa sih yang gak bisa?
"haduh, bucin bucinn..!" seru Avel dan juga Dino, Ziapun hanya memutarkan matanya kesal melihat pasangan satu ini sangat romantis dihadapan para jomblo.
"nasib jadi jomblo, shit!"
_____________________
Jadi, jangan lupa VOTE, KOMEN dan juga FOLLOW nya untuk mengetahui kabar dari author💛💛
_____________________
Tbc
Girlysky
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Playboy [End]
Romance[[WARNING!!!]] TIDAK COCOK UNTUK ANAK ANAK🔞 Sequel Of My Friend My Baby Boy _________ Sudah beberapa tahun Cindy memendam perasaanya pada seorang laki laki yang bernama Zefan Amarald Arshi, seorang pewaris tunggal dan juga sahabat lelakinya dari se...