Part. 8 (r)

5.6K 151 18
                                    

Lelah karena acara prosesi pernikahan yang diadakan siang tadi, kini Zefan dan juga Cindy sedang asik tidur diranjang hotel yang mereka inapi. Cindy terbangun pukul 2 pagi, dilihatnya sebelah ranjangnya terdapat Zefan yang sedang tidur sambil memeluk dirinya. Cindy menghela nafas kasar, teringat kembali ucapan Zefan tadi malam yang cukup membuatnya kesal dan juga marah diwaktu yang sama.

Flashback

Cindy sudah berada dikamar hotel yang sudah disediakan, ia merebahkan tubuh lelahnya disana. Tak lama datanglah Zefan dan mendekati Cindy, Zefan melihat Cindy dengan tatapan tajammya, entahlah baru kali ini Zefan memberikan tatapan seperti itu dan itu membuat Cindy merasa tak nyaman.

"kenapa lo?" tanya Cindy.

"gue harap lo gak bakalan ikut campur urusan gue!" ujar Zefan.

"maksud lo?"

"ck, lo emang istri gue. Tapi jangan larang gue buat macarin cewek lain!"

DEG!!!

"sehat lo ngomong gitu sama istri lo yang bahkan belum genap satu hari lo nikahin, hah!" kesal Cindy.

"ck!" decak Zefan lalu berlalu pergi ke dalam toilet tak memperdulikan omongan Cindy, ingin rasanya Cindy menangis meraung raung, namun ia tahan. Ia tau, Zefan menikahinya dengan terpaksa, namun apakah harus Zefan berbicara seperti itu pada Cindy yang notabennya baru saja sah sebagai istrinyaa.

"lo harus sabar Cin, anggap aja tadi Zefan gak ngomong apa apa, oke?" ucap Cindy pada dirinya sendiri.

Waktu menunjukan pukul 9 malam, tapi Zefan masih asik dengan ponselnya sambil tersenyum senyum. Didekatinya Zefan yang berstatus sebagai suaminya tersebut dan dengan kepo nya Cindy merebut ponsel Zefan dan melihat apa yang dilakukannya dengan ponsel tersebut.

"ck! Sedari tadi lo cengengesan gak jelas cuma gara gara chatingan doang? Sinting lo?" kesal Cindy.

"apa sih, suka suka gue dong!" jawab Zefan.

"ayok tidur bang Zef, gue ngantuk!"

"ya tidur!"

"anak lo pengen di peluk goblok!"

"ck! Alesan terus, diem gue lagi asik!"

"bang Zef, gak kasian sama baby, hmm?" ucap Cindy dengan nada di melas melaskan membuat Zefan akhirnya luluh dan segera menyimpan ponselnya pada nakas samping ranjang dan mulai memeluk Cindy agar wanita itu cepat tidur dan ia pun bisa bebas berchating ria dengan para kekasihnya.

"Cin?" tanya Zefan, Cindy yang merasa nyaman didalam pelukan Zefan hanya diam sambil berdehem saja.

"lo bakal tetep jadi sahabat gue, dan ibu dari anak gue." lanjut Zefan dengan lirih.

"sahabat? maksud lo?"

"jujur aja, gue gak tau pernikahan ini mau gue bawa kemana. Menikah muda gak pernah ada dalam pikiran gue, apalagi menjadi seorang ayah di usia muda. Gue masih labil, gue juga masih suka main sana main sini, dan gue harap meskipun status kita udah beda lo jangan banyak ngatur gue, karena gue gak suka." Ucap Zefan, membuat Cindy mengingat kembali kata kata Zefan tadi.

"ko gitu? Gue kan sekarang istri lo bang Zef! Lo sekarang harus bisa bedain mana istri mana sahabat." ucap Cindy.

"gue gak peduli, yang penting gue gak mau lo ikut campur sama urusan gue, gue juga gak bakalan urusin urusan lo! pokonya meskipun kita udah nikah, gue masih mau bebas." Telak Zefan, membuat Cindy yang mendengarnya kesal, kemudian ia bangkit dan duduk dihadapan Zefan.

"gila lo! lo tau gue hamil anak lo, tapi lo masih pengen bebas?"

"iya, seenggaknya gue masih pengen pacaran kaya orang lain."

My Husband Is A Playboy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang