Happy Reading
.
.
.
.
.
.Note: Alur maju mundur
.
.
.
.
.
.Dua bulan berlalu akan tetapi berita mengenai Bright dan Namtan masih menjadi Headline utama diberbagai acara dimana-mana, semua membahas mengenai betapa gilanya wanita itu. Berbagai komentar pedas berisi hinaan dan cacian yang berasal dari fans Bright dan seluruh masyarakat yang merasa kesal kepada wanita itu terus saja bermunculan.
Nam melihat semua itu, semua cibiran dan makian yang dilontarkan untuknya. Ia tertawa dengan sangat menyeramkan sehingga menyebabkan bayi perempuan disampingnya menangis kencang.
"Sttt berhenti menangis! Suaramu membuatku semakin pusing!" Nam berteriak dan menyebabkan bayinya semakin menangis keras.
Suara dentingan ponsel bahkan belum berhenti, Nam yakin semua itu berasal dari komentar jahat yang masuk melalui sosial medianya.
-Wanita gila, aku harap kau mati-
Membaca hal itu membuat tawa Nam semakin mengerikan.
Belum lagi teror yang selalu ia dapatkan didepan apartemennya, ia merasa akan semakin gila dengan semua itu.
Hukuman sosial benar-benar tidak main-main.
Semuanya berlanjut hingga beberapa minggu setelahnya, Nam sudah tidak tahan lagi. Ia bergegas memasukan baju dan segala macam perlengkapan bayinya kedalam sebuah koper, dan kemudian bergegas meninggalkan apartemennya.
Didepan sebuah rumah mewah Nam berdiri mematung, dengan bayi dalam dekapannya dan sebuah koper. Wajahnya seperti orang kebingungan, akan tetapi sedetik kemudian berubah menjadi seringaian.
"Maafkan ibu, ibu janji setelah ini kau akan tinggal dengan daddy" Nam tertawa seperti orang gila, setelah itu ia meletakan koper dan bayinya didepan pintu rumah mewah itu.
"Kau harus bahagia dengan daddy, ibu menyayangimu" setelah mengatakan itu Nam mengecup bayinya dan meletakan sepucuk surat disamping bayinya.
"Aku yakin ini adalah jalan yang terbaik" Setelah mengagakan hal itu Nam kemudian bergegas meninggalkan bayi itu.
Flasback off
"Daddy ayo kita pulang" Bright tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara lembut yang berasal dari anaknya, kemudian ia sekali lagi menatap batu nisan dihadapannya sebelum memutuskan untuk beranjak pergi.
"Ayo sayang" Bright dan anak berusia dua tahun itu beranjak pergi menjauh meninggalkan batu nisan dengan segala kenangan pahit yang pernah terjadi pada masa lalu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Rest In PeaceNamtan Tipnaree
~~
"Papaaaaa" Dari kejauhan suara menggemaskan itu terdengar melengking mengisi ruangan yang semula sepi.
"Sttt jangan berteriak, Dome baru saja tertidur" Alunan suara lembut yang berasal dari sebuah kamar menjawab lengkingan itu.
"Hehehe maafkan Prim ya papa" Win mengusap lembut rambut halus anak perempuan itu, kemudian membawanya pada sebuah pelukan hangat.
"Bagaimana tadi? Apa Prim sudah bertemu ibu? Maafkan papa ya karna adik Dome sedang sakit jadi Papa tidak bisa menemani Prim dan Daddy seperti biasa" Win mengusap-usap punggung sempit anak perempuan yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri dengan sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt - BrightWin [END]
FanfictionWin tidak tau dosa apa yang ia lakukan pada masa lalu, sehingga hidupnya kini begitu dipermainkan takdir. Brightwin