Win sedikit terusik ketika gendang telingnya menangkap suara isakan yang terdengar familiar, dengan susah payah Win mencoba berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat.
"Baby maafkan Daddy yang menyebabkan Papa mu menjadi seperti ini"
Win perlahan membuka mata dan mencoba menyesuaikan dengan cahaya terang yang mulai masuk ke area matanya. Seketika bau khas rumah sakit menyeruak menusuk indra penciuman. Matanya sedikit menyipit kebingungan, seingatnya siang tadi dirinya berada dirumah dengan kondisi badan yang tidak enak.
Suara isak tangis kembali mengalihkan perhatian Win pada sosok sang suami yang terlihat sedang berbicara di sekitar area perutnya. Entah apa yang tengah suaminya itu lakukan tapi Win dengan sengaja membiarkan suaminya seperti itu untuk mengetahui apa yang sebenarnya sedang Bright lakukan.
"Terimakasih karna baby sangat kuat dan bertahan di tengah kondisi Papa yg sedang lemah"
DEG!
Mendengar kalimat itu jantung Win rasanya seperti ingin melompat saat itu juga, sedikit kebingungan tapi Win mengerti apa yang sedang suaminya itu bicarakan.
Bright suaminya itu sedang mencoba berbicara diarea perutnya dan memanggil dengan sebutan baby. Win tidak bodoh, ia mengerti bahwa dirinya saat ini tengah mengandung.
Ternyata mual dan muntah yang dialami belakangan ini hingga berakhir ia harus berbaring lemah dirumah sakit seperti ini adalah karna sedang mengandung.
Yatuhan, Win merasa amat sangat bahagia sekarang.
Perasaan luar biasa bahagia melingkupi hatinya. Sampai-sampai air mata lolos tanpa bisa Win tahan. Win berusaha menahan isakan bahagianya agar percakapan suami dan calon bayinya tidak terganggu.
"Daddy menyayangi kalian" kalimat terakhir yang Bright ucapkan bagaikan mantra penguat yang membuat Win merasa seperti energinya yang terkuras habis kembali terisi penuh.
"Kami juga menyayangi Daddy" Win dengan lemah mencoba menjawab ucapan Bright dengan suara yang dimirip miripkan seperti anak kecil.
Mendengar suara menggemaskan itu, Bright spontan mengalihkan atensinya pada wajah Win yang terlihat tersenyum bahagia meskipun masih terlihat pucat.
"Sa-sayang" Mendapati Win sudah sadar Bright merasa lega.
Dengan hati-hati Bright merengkuh tubuh Win.
"Kau membuatku ketakutan setengah mati" Bright memeluk istrinya dengan perlahan, khawatir jika ia memeluk terlalu erat akan menyakiti Win.
"Phi, apa kita akan segera memiliki bayi?" Win bertanya untuk memastikan bahwa dugaannya tidak salah.
Bright mengangguk dengan cepat.
"Benar sayang, sebentar lagi kita akan memiliki bayi. Akhirnya penantian kita selama ini terwujud. Aku sangat bahagia" Bright mengecupi seluruh permukaan wajah Win, kebahagiaan ini benar-benar sangat membuncah. "Terimakasih sayang, terimakasih" Bright menggeser tubuhnya kembali ke area perut Win dan memberikan kecupan-kecupan sayang disana.
"Tumbuhlan dengan sehat baby, Daddy dan Papa sangat menyayangimu"
"Aku sangat bahagia" Kekehan Win diselingi derai air mata terdengar ketika Bright tidak berhenti mengecupi area perutnya.
"Aku jauh lebih bahagia sayang, terimakasih"
~
Kondisi Win sudah jauh lebih baik dan hari ini Win sudah diperbolehkan pulang setelah 4 hari mendapatkan perawatan di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt - BrightWin [END]
FanfictionWin tidak tau dosa apa yang ia lakukan pada masa lalu, sehingga hidupnya kini begitu dipermainkan takdir. Brightwin